Tarif Listrik Bisa Lebih Murah

Selasa, 08 Agustus 2017 - 09:44 WIB
Tarif Listrik Bisa Lebih Murah
Tarif Listrik Bisa Lebih Murah
A A A
JAKARTA - Tarif listrik diharapkan bisa lebih murah apabila dilakukan kajian mendalam terhadap Biaya Pokok Penyediaan (BPP) listrik. Ketua Serikat Pekerja (SP) PLN, Jumadis Abda mengatakan saat ini, tarif listrik di Indonesia untuk rumah tangga mencapai Rp1.300 per kWh atau lebih mahal dibanding tarif listrik di Malaysia yang hanya Rp650 per kWh.

"Kita duduk bersama dengan akademisi dan pemangku kepentingan terkait untuk solusi menekan BPP listrik. Tujuan yang ingin kita raih, tarif listrik di Indonesia bisa semakin murah," kata Jumadis di Jakarta, Selasa (8/8/ 2017).

Jumadis mengatakan, setidaknya ada tiga indikator yang selama ini mempengaruhi besaran BPP listrik di Indonesia. Pertama, terkait dengan bauran energi yang digunakan serta harga energi primer, terutama gas alam di dalam negeri yang terbilang lebih mahal.

Kedua, pola pengoperasian pembangkit yang tidak efisien dengan keberadaan listrik swasta. Ketiga adalah biaya pemeliharaan instalasi, terutama di pembangkit.

Terkait soal penentuan tarif regional, Jumadis mengatakan bahwa hal itu dapat saja dilakukan. Namun, naluri dapat menimbulkan situasi tidak adil antara satu daerah dengan daerah lain.

"Memang kita harus hati-hati. Karena untuk daerah-daerah yang biaya pokok produksinya rendah, itu di daerah Jawa Bali. Kalau di sana tarifnya rendah, tidak adil dong sama wilayah Indonesia Timur yang biaya pokok produksinya tinggi. Akhirnya tarif listrik di sana mahal," jelasnya.

Karena itu, dia merasa penerapan tarif listrik yang sama untuk seluruh Indonesia sudah dapat memberikan iklim keadilan bagi seluruh masyarakat. "Idealnya berlaku seluruh Indonesia itu rata (tarif listrik yang sama/single price), tidak ada perbedaan," ujarnya.

Ketua Kajian Energi Universitas Indonesia, Iwa Garniwa mengusulkan agar pemerintah menerapkan harga listrik yang berbeda untuk setiap daerah. "Hal ini perlu dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi keenomian masyarakat yang berbeda di setiap wilayah," ujarnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7475 seconds (0.1#10.140)