BI Perkirakan Ekonomi Jabar Kuartal III Lebih Baik
A
A
A
BANDUNG - Bank Indonesia (BI) memperkirakan kondisi ekonomi Jawa Barat (Jabar) pada kuartal III/2017 lebih baik dari kuartal sebelumnya. BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Jabar meningkat antara 5,2%-5,6% pada kuartal ini.
Kepala Perwakilan BI Provinsi Jabar Wiwik Sisto Widayat mengatakan, pertumbuhan ekonomi Jabar diperkirakan akan meningkat 5,2%-5,6% pada kuartal ini. Pada kuartal II/2017 ekonomi Jabar tumbuh stagnan di angka 5,29%.
"Semua indikator positif. Apakah itu jasa, industri pengolahan, perdagangan, dan lainnya. Industri pengolahan kontribusinya hingga 40%. Kondisi Ini diharapkan membuat ekonomi Jabar lebih baik," jelas Wiwik di Kantor BI Jabar, Bandung, Jumat (11/8/2017).
Menurutnya, pengeluaran peningkatan diperkirakan naik yang didorong konsumsi pemerintah, investasi, dan ekspor luar negeri. Sedangkan sektor tenaga kerja didorong oleh pertanian, industri pengolahan, dan jasa-jasa.
Beberapa faktor yang akan mendorong naiknya ekonomi triwulan III di antaranya meningkatkan belanja pemerintah seiring pembayaran gaji ke-13 untuk PNS. Kemudian naiknya permintaan dari Amerika Serikat yang tercermin dari peningkatan PMI AS pada Juli 2017.
"Sementara dari sisi automotif, diperkirakan akan terjadi peningkatan output pascaberoperasinya pabrik mobil baru. Di sisi lain juga terjadi peningkatan kegiatan konstruksi," tutur dia.
Namun, ada beberapa faktor yang diperkirakan akan menghambat laju pertumbuhan ekonomi (LPE) pada periode ini. Pertama, potensi naiknya risiko kredit yang ditandai naiknya non performing loan, sehingga menahan intermediasi perbankan.
Kedua, base effect konsumsi pemerintah dan penyelenggaraan PON ke-15. Berlalunya momentum Ramadan dan Lebaran juga menjadi salah satu faktor yang akan menghambat LPE Jabar.
Kepala Perwakilan BI Provinsi Jabar Wiwik Sisto Widayat mengatakan, pertumbuhan ekonomi Jabar diperkirakan akan meningkat 5,2%-5,6% pada kuartal ini. Pada kuartal II/2017 ekonomi Jabar tumbuh stagnan di angka 5,29%.
"Semua indikator positif. Apakah itu jasa, industri pengolahan, perdagangan, dan lainnya. Industri pengolahan kontribusinya hingga 40%. Kondisi Ini diharapkan membuat ekonomi Jabar lebih baik," jelas Wiwik di Kantor BI Jabar, Bandung, Jumat (11/8/2017).
Menurutnya, pengeluaran peningkatan diperkirakan naik yang didorong konsumsi pemerintah, investasi, dan ekspor luar negeri. Sedangkan sektor tenaga kerja didorong oleh pertanian, industri pengolahan, dan jasa-jasa.
Beberapa faktor yang akan mendorong naiknya ekonomi triwulan III di antaranya meningkatkan belanja pemerintah seiring pembayaran gaji ke-13 untuk PNS. Kemudian naiknya permintaan dari Amerika Serikat yang tercermin dari peningkatan PMI AS pada Juli 2017.
"Sementara dari sisi automotif, diperkirakan akan terjadi peningkatan output pascaberoperasinya pabrik mobil baru. Di sisi lain juga terjadi peningkatan kegiatan konstruksi," tutur dia.
Namun, ada beberapa faktor yang diperkirakan akan menghambat laju pertumbuhan ekonomi (LPE) pada periode ini. Pertama, potensi naiknya risiko kredit yang ditandai naiknya non performing loan, sehingga menahan intermediasi perbankan.
Kedua, base effect konsumsi pemerintah dan penyelenggaraan PON ke-15. Berlalunya momentum Ramadan dan Lebaran juga menjadi salah satu faktor yang akan menghambat LPE Jabar.
(izz)