Melihat Kesiapan Toko Pengecer Semen Harga Terjangkau
A
A
A
PUNCAK JAYA - Sebagai tindak lanjut kesiapan logistik terkait program harga semen terjangkau di Papua, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melakukan peninjauan ke toko-toko pengecer di Kabupaten Puncak Jaya dan Wamena.
Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Stratrgis dan Media, Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno mengatakan pada prinsipnya pemerintah menginginkan seluruh masyarakat Indonesia dimanapun berada mendapatkan pelayanan yang sama. Untuk itu pemerintah terus melakukan kebijakan untuk membantu rakyat.
Saat peninjauan di Kabupaten Puncak Jaya, Sabtu (12/8/2017), Bupati Puncak Jaya, Henock Ibo mengungkapkan mahalnya harga semen di Puncak Jaya yang mencapai Rp2 juta per sak membuat pembangunan terhambat.
Hal ini bisa dilihat dari bangunan-bangunan di kota Mulia Puncak Jaya, tidak ada bangunan bertingkat seperti di daerah lain. Akibat mahalnya harga semen, konstruksi bangunan berasal dari kayu, termasuk bangunan kantor pemerintah daerah.
Henock menambahkan kebutuhan semen untuk Kabupaten Puncak Jaya tahun 2017 mencapai 2.000 ton per tahun, sedangkan proyeksi tahun 2018 mencapai 3.600 ton per tahun. Penyerapan tertinggi pada proyek-proyek pemerintah yang mencapai 3.000 ton, sedangkan 600 ton untuk konsumsi masyarakat
Untuk sampai ke Kabupaten Puncak Jaya, semen dari pelabuhan Timika menuju Wamena diangkut menggunakan pesawat kargo. Selanjutnya semen didistribusikan ke Puncak Jaya menggunakan angkutan darat.
Direktur Pemasaran dan Supply Chain Semen Indonesia, Ahyanizzaman mengatakan, setelah melakukan tinjauan ke toko-toko pengecer di Puncak Jaya dan Wamena, pada prinsipnya mereka sudah siap untuk menjual semen sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan. Masyarakat bisa membeli semen dengan harga terjangkau di toko-toko yang ada logo BUMN hadir untuk negeri.
Menurut dia, pengiriman perdana Semen Tonasa dari Makassar sudah sampai di pelabuhan Timika sebesar 312 ton. Selanjutnya akan didistribusikan ke Kabupaten di pegunungan, agar kondisi tetap baik.
"Kami lapisi sak semen dengan plastik karena tingginya curah hujan di daerah pegunungan. Hal tersebut untuk menjaga jangan sampai tiba dipegunungan sudah beku dan jadi batu, karena musuh utama semen adalah air," katanya.
Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Stratrgis dan Media, Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno mengatakan pada prinsipnya pemerintah menginginkan seluruh masyarakat Indonesia dimanapun berada mendapatkan pelayanan yang sama. Untuk itu pemerintah terus melakukan kebijakan untuk membantu rakyat.
Saat peninjauan di Kabupaten Puncak Jaya, Sabtu (12/8/2017), Bupati Puncak Jaya, Henock Ibo mengungkapkan mahalnya harga semen di Puncak Jaya yang mencapai Rp2 juta per sak membuat pembangunan terhambat.
Hal ini bisa dilihat dari bangunan-bangunan di kota Mulia Puncak Jaya, tidak ada bangunan bertingkat seperti di daerah lain. Akibat mahalnya harga semen, konstruksi bangunan berasal dari kayu, termasuk bangunan kantor pemerintah daerah.
Henock menambahkan kebutuhan semen untuk Kabupaten Puncak Jaya tahun 2017 mencapai 2.000 ton per tahun, sedangkan proyeksi tahun 2018 mencapai 3.600 ton per tahun. Penyerapan tertinggi pada proyek-proyek pemerintah yang mencapai 3.000 ton, sedangkan 600 ton untuk konsumsi masyarakat
Untuk sampai ke Kabupaten Puncak Jaya, semen dari pelabuhan Timika menuju Wamena diangkut menggunakan pesawat kargo. Selanjutnya semen didistribusikan ke Puncak Jaya menggunakan angkutan darat.
Direktur Pemasaran dan Supply Chain Semen Indonesia, Ahyanizzaman mengatakan, setelah melakukan tinjauan ke toko-toko pengecer di Puncak Jaya dan Wamena, pada prinsipnya mereka sudah siap untuk menjual semen sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan. Masyarakat bisa membeli semen dengan harga terjangkau di toko-toko yang ada logo BUMN hadir untuk negeri.
Menurut dia, pengiriman perdana Semen Tonasa dari Makassar sudah sampai di pelabuhan Timika sebesar 312 ton. Selanjutnya akan didistribusikan ke Kabupaten di pegunungan, agar kondisi tetap baik.
"Kami lapisi sak semen dengan plastik karena tingginya curah hujan di daerah pegunungan. Hal tersebut untuk menjaga jangan sampai tiba dipegunungan sudah beku dan jadi batu, karena musuh utama semen adalah air," katanya.
(ven)