CEO Merck Mengundurkan Diri dari Dewan Trump
A
A
A
NEW JERSEY - Chief Executive Officer Merck & Co Inc, Kenneth Frazier mengundurkan diri dari Dewan Manufaktur Amerika Serikat yang dibentuk Presiden Donald Trump, pada Senin (14/8/2017), setelah insiden berbau rasial yang terjadi di Charlottesville, Virginia pada Sabtu akhir pekan.
Mengutip dari Reuters, Frazier, pria Afro-American, mengundurkan diri dari salah satu penasehat Trump karena kecewa dengan sikap sang presiden, yang dianggap kurang tegas terhadap aksi long march yang dilakukan ribuan kaum nasionalis kulit putih di Universitas Virginia.
Kerusuhan bermula dari sekelompok demonstran yang menginginkan agar patung ikonik Robert Edward Lee dipindahkan dari Taman Kota Virginia. Lee merupakan jenderal kelompok Konfederasi dalam Perang Saudara Amerika, juga dikenal sebagai tokoh nasionalis kulit putih. Aksi itu berbuntut bentrokan fisik, dimana seorang demonstran penentang kelompok nasionalis kulit putih tewas terlindas mobil.
Partai Demokrat dan Partai Republik lantas mendesak Trump untuk mengatasi insiden berbau rasial tersebut. Trump lantas mengatakan “banyak pihak” yang telibat dan “memantik api” dari spektrum politik di AS belakangan ini. Sikap Trump yang tidak secara khusus mengutuk kaum nasionalis kulit putih membuat Frazier kecewa.
“Pemimpin Amerika harus menghormati dasar negara kita, yang secara jelas menolak ungkapan kebencian, kefanatikan, dan supremasi kelompok, yang bertentangan dengan cita-cita Amerika bahwa semua orang diciptakan sama,” ujar Frazier dalam pembukaan pengunduran dirinya.
“Sebagai CEO Merck dan sebagai pribadi, saya merasa bertanggung jawab untuk bersikap menentang intoleransi dan ekstremisme,” sambungnya.
Menanggapi itu, Trump menulis dalam sebuah tweet bahwa “Ken Frazier dari Merck Pharma--perusahaan farmasi AS--telah mengundurkan diri dari Dewan Manufaktur Presiden, dan dia akan memiliki lebih banyak waktu untuk mendapatkan harga obat yang lebih rendah”.
Pengunduran diri Frazier disambut dengan saham Merck yang naik 0,8% pada perdagangan Senin pagi ini di New York Stock Exchange. Sementara itu para pemimpin bisnis di AS lainnya angkat suara soal reaksi kekerasan di Charlottesville.
CEO Goldman Sachs, Llyod Blankfein menulis dalam tweet dengan mengutip kata-kata Presiden ke-16 AS, Abraham Lincoln bahwa sebuah rumah yang terbagi-bagi tidak dapat berdiri kokoh.
Frazier menjadi CEO ke empat yang mengundurkan diri dari Forum Kebijakan Strategis Presiden, sebuah kelompok penasihat bisnis yang dibentuk Trump. Sebelumnya adalah CEO Uber Travis Kalanick, CEO Tesla Elon Musk, dan CEO Walt Disney Robert Iger. Bos Uber mengundurkan diri pada Februari silam, dengan menolak kebijakan imigrasi Trump. Dua nama terakhir mengundurkan diri karena Trump menolak kesepakatan iklim Paris.
Namun Gedung Putih mengatakan Trump telah mengambil sikap atas kekerasan di sebuah reli nasionalis kulit putih. Termasuk kelompok Ku Klux Klan dan Neo Nazi.
“Presiden (Trump) mengatakan dengan sangat kuat dalam pernyataannya bahwa dia mengutuk semua bentuk kekerasan, kefanatikan, dan kebencian, dan tentu saja termasuk supremasi kulit putih, KKK, Neo Nazi, dan semua ekstremis lainnya. Presiden memanggil pentingnya kesatuan nasional dan membawa semua orang Amerika hidup bersama-sama,” tulis Gedung Putih.
Mengutip dari Reuters, Frazier, pria Afro-American, mengundurkan diri dari salah satu penasehat Trump karena kecewa dengan sikap sang presiden, yang dianggap kurang tegas terhadap aksi long march yang dilakukan ribuan kaum nasionalis kulit putih di Universitas Virginia.
Kerusuhan bermula dari sekelompok demonstran yang menginginkan agar patung ikonik Robert Edward Lee dipindahkan dari Taman Kota Virginia. Lee merupakan jenderal kelompok Konfederasi dalam Perang Saudara Amerika, juga dikenal sebagai tokoh nasionalis kulit putih. Aksi itu berbuntut bentrokan fisik, dimana seorang demonstran penentang kelompok nasionalis kulit putih tewas terlindas mobil.
Partai Demokrat dan Partai Republik lantas mendesak Trump untuk mengatasi insiden berbau rasial tersebut. Trump lantas mengatakan “banyak pihak” yang telibat dan “memantik api” dari spektrum politik di AS belakangan ini. Sikap Trump yang tidak secara khusus mengutuk kaum nasionalis kulit putih membuat Frazier kecewa.
“Pemimpin Amerika harus menghormati dasar negara kita, yang secara jelas menolak ungkapan kebencian, kefanatikan, dan supremasi kelompok, yang bertentangan dengan cita-cita Amerika bahwa semua orang diciptakan sama,” ujar Frazier dalam pembukaan pengunduran dirinya.
“Sebagai CEO Merck dan sebagai pribadi, saya merasa bertanggung jawab untuk bersikap menentang intoleransi dan ekstremisme,” sambungnya.
Menanggapi itu, Trump menulis dalam sebuah tweet bahwa “Ken Frazier dari Merck Pharma--perusahaan farmasi AS--telah mengundurkan diri dari Dewan Manufaktur Presiden, dan dia akan memiliki lebih banyak waktu untuk mendapatkan harga obat yang lebih rendah”.
Pengunduran diri Frazier disambut dengan saham Merck yang naik 0,8% pada perdagangan Senin pagi ini di New York Stock Exchange. Sementara itu para pemimpin bisnis di AS lainnya angkat suara soal reaksi kekerasan di Charlottesville.
CEO Goldman Sachs, Llyod Blankfein menulis dalam tweet dengan mengutip kata-kata Presiden ke-16 AS, Abraham Lincoln bahwa sebuah rumah yang terbagi-bagi tidak dapat berdiri kokoh.
Frazier menjadi CEO ke empat yang mengundurkan diri dari Forum Kebijakan Strategis Presiden, sebuah kelompok penasihat bisnis yang dibentuk Trump. Sebelumnya adalah CEO Uber Travis Kalanick, CEO Tesla Elon Musk, dan CEO Walt Disney Robert Iger. Bos Uber mengundurkan diri pada Februari silam, dengan menolak kebijakan imigrasi Trump. Dua nama terakhir mengundurkan diri karena Trump menolak kesepakatan iklim Paris.
Namun Gedung Putih mengatakan Trump telah mengambil sikap atas kekerasan di sebuah reli nasionalis kulit putih. Termasuk kelompok Ku Klux Klan dan Neo Nazi.
“Presiden (Trump) mengatakan dengan sangat kuat dalam pernyataannya bahwa dia mengutuk semua bentuk kekerasan, kefanatikan, dan kebencian, dan tentu saja termasuk supremasi kulit putih, KKK, Neo Nazi, dan semua ekstremis lainnya. Presiden memanggil pentingnya kesatuan nasional dan membawa semua orang Amerika hidup bersama-sama,” tulis Gedung Putih.
(ven)