Indonesia Diprediksi Menjadi 5 Besar Kekuatan Ekonomi Dunia
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah lembaga internasional menyatakan pada tahun 2035-2045, Indonesia diprediksi menjadi kekuatan lima besar ekonomi dunia. Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan mengatakan hal tersebut adalah peluang sekaligus tantangan untuk mewujudkannya.
Menko PMK Puan Maharani mengatakan untuk mencapai itu, ialah pentingnya peningkatan sumber daya manusia, yang selama ini kualitas SDM kira masih rendah dan menjadi hal yang mengancam masa depan generasi muda.
"Tantangan itu (kulitas SDM) dapat merenggut masa depan generasi muda," ujar Puan dalam keterangan resmi, Selasa (15/8/2017).
Mengatasi tantangan itu, Puan yang memberi kuliah umum di Universitas Sebelas Maret, Jawa Tengah, menekankan kembali pentingnya Revolusi Mental dengan tema kuliah umum "Pentingnya Revolusi Mental bagi Mahasiswa dalam menghadapi Era Globalisasi dan Tantangan masa depan yang semakin berat dan kompleks".
Kuliah umum tersebut Rektor UNS Ravik Karsidi, para pimpinan dan anggota Senat UNS, Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya, anggota DPRD Sukoharjo serta para mahasiswa-mahasiswi UNS.
Puan mengingatkan para mahasiswa sebagai generasi muda calon pemimpin bangsa, untuk mampu memahami berbagai tantangan dan peluang yang ada.
"Persaingan dalam era globalisasi akan sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya dalam mengelola potensi bangsa dan negaranya," tuturnya.
Ia pun menjelaskan ada tiga agenda strategis untuk mengembangkan potensi rakyat Indonesia. Pertama, menjamin pemenuhan kebutuhan dasar; kedua, meningkatkan kapabiltas manusia Indonesia; ketiga, membangun karakter bangsa.
Ketiga hal strategis itu, kata Puan, merupakan bagian dari upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Dalam rangka pembangunan karakter bangsa, ia juga kembali mengingatkan pentingnya gotong royong.
Karena hal itu berkaitan erat dengan Revolusi Mental. Menurut dia, gerakan nasional Revolusi Mental menjadi salah satu agenda pembangunan yang strategis. "Ini sebagai upaya membangun nation dan character building," jelasnya.
Dan pembangunan karakter bangsa tidak hanya bisa ditempuh dari jalur pendidikan formal, keteladanan, serta kehadiran negara yang berwibawa. Namun juga melalui praktik yang dapat memperkuat jiwa bangsa yang bermartabat, berkemajuan dan bergotong royong.
"Praktik perubahan untuk kemajuan di perguruan tinggi dapat dilihat dari kerja nyata civitas akademika dalam membangun budaya anti plagiat, anti narkoba, budaya keilmuwan yang menghasilkan karya yang bermanfaat bagi kesejahteraan rakyat, membangun budaya kampus yang bersih, membangun kesantunan, memperteguh jiwa Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila, serta menyelenggarakan kuliah kerja nyata bertemakan Revolusi Mental," tegas dia.
Mengakhiri orasinya, Puan menambahkan tujuan kemajuan bangsa dan negara dapat dicapai dengan kerja sama dan tanggung jawab. Dengan kerja bersama, kemajuan Indonesia yang berdaulat, berdikari, dan berkepribadian semakin cepat terwujud.
"Selamat mengikuti penempaan diri dalam kawah candradimuka Universitas Sebelas Maret, jadilah pelopor kemajuan Indonesia," pesan Puan.
Menko PMK Puan Maharani mengatakan untuk mencapai itu, ialah pentingnya peningkatan sumber daya manusia, yang selama ini kualitas SDM kira masih rendah dan menjadi hal yang mengancam masa depan generasi muda.
"Tantangan itu (kulitas SDM) dapat merenggut masa depan generasi muda," ujar Puan dalam keterangan resmi, Selasa (15/8/2017).
Mengatasi tantangan itu, Puan yang memberi kuliah umum di Universitas Sebelas Maret, Jawa Tengah, menekankan kembali pentingnya Revolusi Mental dengan tema kuliah umum "Pentingnya Revolusi Mental bagi Mahasiswa dalam menghadapi Era Globalisasi dan Tantangan masa depan yang semakin berat dan kompleks".
Kuliah umum tersebut Rektor UNS Ravik Karsidi, para pimpinan dan anggota Senat UNS, Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya, anggota DPRD Sukoharjo serta para mahasiswa-mahasiswi UNS.
Puan mengingatkan para mahasiswa sebagai generasi muda calon pemimpin bangsa, untuk mampu memahami berbagai tantangan dan peluang yang ada.
"Persaingan dalam era globalisasi akan sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya dalam mengelola potensi bangsa dan negaranya," tuturnya.
Ia pun menjelaskan ada tiga agenda strategis untuk mengembangkan potensi rakyat Indonesia. Pertama, menjamin pemenuhan kebutuhan dasar; kedua, meningkatkan kapabiltas manusia Indonesia; ketiga, membangun karakter bangsa.
Ketiga hal strategis itu, kata Puan, merupakan bagian dari upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Dalam rangka pembangunan karakter bangsa, ia juga kembali mengingatkan pentingnya gotong royong.
Karena hal itu berkaitan erat dengan Revolusi Mental. Menurut dia, gerakan nasional Revolusi Mental menjadi salah satu agenda pembangunan yang strategis. "Ini sebagai upaya membangun nation dan character building," jelasnya.
Dan pembangunan karakter bangsa tidak hanya bisa ditempuh dari jalur pendidikan formal, keteladanan, serta kehadiran negara yang berwibawa. Namun juga melalui praktik yang dapat memperkuat jiwa bangsa yang bermartabat, berkemajuan dan bergotong royong.
"Praktik perubahan untuk kemajuan di perguruan tinggi dapat dilihat dari kerja nyata civitas akademika dalam membangun budaya anti plagiat, anti narkoba, budaya keilmuwan yang menghasilkan karya yang bermanfaat bagi kesejahteraan rakyat, membangun budaya kampus yang bersih, membangun kesantunan, memperteguh jiwa Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila, serta menyelenggarakan kuliah kerja nyata bertemakan Revolusi Mental," tegas dia.
Mengakhiri orasinya, Puan menambahkan tujuan kemajuan bangsa dan negara dapat dicapai dengan kerja sama dan tanggung jawab. Dengan kerja bersama, kemajuan Indonesia yang berdaulat, berdikari, dan berkepribadian semakin cepat terwujud.
"Selamat mengikuti penempaan diri dalam kawah candradimuka Universitas Sebelas Maret, jadilah pelopor kemajuan Indonesia," pesan Puan.
(ven)