Survei: 86% Konsumen Sebut Proses KPR Masih Rumit

Selasa, 15 Agustus 2017 - 23:55 WIB
Survei: 86% Konsumen...
Survei: 86% Konsumen Sebut Proses KPR Masih Rumit
A A A
JAKARTA - Rumah.com Property Affordability Sentiment Index 2017 mengungkapkan, berdasarkan survei terhadap konsumen properti di Indonesia, 86% menyatakan biaya dan proses Kredit Pemilikan Rumah (KPR) masih rumit. Mereka berharap ada kebijakan yang memudahkan baik dari pemerintah maupun lembaga perbankan.

Rumah.com Property Affordability Sentiment Index 2017 adalah survei tahunan yang diselenggarakan Rumah.com bekerja sama dengan lembaga riset Intuit Research, Singapura, dengan total 1.020 responden dari seluruh Indonesia yang dilakukan pada Januari - Juni 2017.

Sementara itu, 54% konsumen mengakui bahwa pemerintah telah melakukan sejumlah upaya dalam menekan harga rumah, agar bisa terjangkau khususnya bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

“Kilas balik keberhasilan pemerintah mengenai perombakan aturan LTV yang berlaku mulai Agustus 2016 membawa dampak positif. Pasca pelonggaran, pertumbuhan KPR di bulan setelahnya mengalami peningkatan sebesar 6,21% (year-on-year) menjadi 6,48% (year-on-year). Berdasarkan jenisnya, KPR tipe 22-70 dan KPA tipe <21 mengalami pertumbuhan tertinggi,” ujar Country Manager Rumah.com, Wasudewan dalam keterangan tertulisnya, Selasa (15/8/2017).

Beberapa upaya yang disebut masih perlu digenjot pemerintah, menurut responden, di antaranya adalah kebijakan mengenai Loan to Value (LTV) alias rasio pinjaman, keringanan pajak properti, dan penyederhanaan kepemilikan properti bagi Warga Negara Asing di Indonesia.

Hasil survei juga menunjukkan 51% masyarakat Indonesia beranggapan bahwa nominal uang muka pembelian rumah atau apartemen yang dinilai terlalu tinggi, menjadi penyebab mereka belum mengambil fasilitas kredit properti dari bank hingga saat ini.

“Uang muka sendiri umumnya dikumpulkan para pencari properti dengan teknik menabung atau hasil meraup untung dari investasi emas maupun reksa dana. Sementara menurut data dari MarkPlus Insight, hanya ada 6,6% wanita dan 5,3% pria yang menyisihkan 20% dari penghasilan setiap bulannya untuk tabungan masa depan,” jelas Wasudewan.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5280 seconds (0.1#10.140)