Harga Minyak Dunia Terkena Dampak Badai Harvey

Jum'at, 25 Agustus 2017 - 08:57 WIB
Harga Minyak Dunia Terkena Dampak Badai Harvey
Harga Minyak Dunia Terkena Dampak Badai Harvey
A A A
SINGAPURA - Harga minyak dunia naik pada hari ini karena pasar mencoba untuk mengukur dampak potensial Badai Harvey menuju pantai Texas, jantung industri minyak AS.

Sepeti dikutip dari Reuters, Jumat (25/8/2017), harga minyak AS, West Texas Intermediate (WTI) berada di level USD47,72 per barel pada pukul 00.36 GMT, naik 29 sen atau 0,6% dari posisi terakhir mereka.

Sementara harga minyak brent, patokan internasional untuk harga minyak, berada di level USD52,36 per barel atau naik 32 sen setara 0,6% dari penutupan sebelumnya.

Badai tropis dengan cepat meningkat pada Kamis malam, berputar ke badai berpotensi terbesar untuk mencapai daratan Amerika Serikat dalam 12 tahun dan membidik jantung industri penyulingan minyak negara antara Houston dan Corpus Christi.

Pelaku pasar mengatakan, harga minyak naik karena produksi minyak di daerah yang terkena dampak ditutup lantaran badai. Kenaikan harga terjadi setelah minyak mentah turun sekitar 2% di akhir sesi sebelumnya karena penyuling juga ditutup menjelang badai, mengurangi permintaan minyak mentah jangka pendek mereka.

"Harvey dapat mengganggu produksi minyak dan penyulingan," kata William O'Loughlin, analis investasi di Rivkin Securities.

"Harga minyak pada awalnya turun namun naik selama beberapa jam terakhir karena para pedagang menyadari bahwa gangguan produksi mungkin signifikan. Badai ini pasti bullish untuk bensin karena pemadaman akan mengurangi pasokan bensin," tambahnya.

Di luar potensi dampak badai pada industri minyak, minyak mentah tetap berada dalam persediaan yang cukup di seluruh dunia meskipun ada upaya yang dipimpin oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk menahan produksi guna menopang harga.

OPEC bersama dengan produsen lain termasuk Rusia, telah berjanji untuk memangkas produksi sekitar 1,8 juta barel per hari (bpd) tahun ini dan selama kuartal pertama 2018. Namun, tidak semua produsen telah memenuhi janji dan persediaan mereka tetap tinggi, sehingga harga murah terus berlanjut.

Sebuah gabungan OPEC, komite menteri pemantauan non-OPEC kemarin mengatakan bahwa perpanjangan pakta pemotongan-pasokan di luar bulan Maret dimungkinkan, meski belum diputuskan.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7444 seconds (0.1#10.140)