Tekan Defisit, Pengusaha Jatim Didorong Ekspansi ke Maroko
A
A
A
SURABAYA - Pengusaha asal Jawa Timur (Jatim) didorong oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) untuk berekspansi ke Maroko, dalam upaya mengurangi defisit perdagangan antara Jatim dengan negara beribukota Rabat tersebut. Data Pemprov Jatim menunjukkan, selama semester I/2017, ekspor Jatim ke Maroko sebesar USD7 juta. Sedangkan impor dari Maroko sebesar USD17 juta.
Di 2016, ekspor ke Maroko sebesar USD11 juta dan impor USD45 juta. Sementara pada tahun 2015, ekspor USD10 juta dan impor USD91 juta. Sebelumnya di 2014, ekspor sebesar USD16 juta dan impor dari Maroko USD119 juta. "Perdagangan Jatim selama ini dengan Maroko terus defisit," ujar Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf usai menerima kunjungan Duta Besar Maroko untuk Indonesia, Ouadia Benabdellah, Jumat (25/8/2017).
Sambung Ia menerangkan, komoditas yang banyak didatangkan dari Maroko di antaranya, garam, belerang, kapur dan tembaga. Sedangkan komoditas yang diekspor ke negara kerajaan tersebut adalah bahan kimia organik, kopi, teh, rempah-rempah, lemak, minyak nabati, dan kapas gumpalan. "Kopi menjadi salah satu komoditas andalan ekspor ke Maroko. Makanya, saya minta ada pengusaha di Jatim yang membuka perusahaan kopi di Maroko," pinta Gus Ipul, sapaan akrab Saifullah Yusuf.
Sementara itu, Duta Besar Maroko untuk Indonesia, Ouadia Benabdellah mengaku akan meningkatkan kerja sama dengan Jatim. Potensi di Jatim sangat besar, terutama dari sumber daya alam. Tak hanya di bidang investasi, tapi juga pendidikan. Saat ini ada ratusan warga dari Jatim yang belajar di Maroko. Begitu pula banyak warga Maroko yang belajar di Jatim.
Kerjas ama antara Indonesia, khususnya dengan Jatim sudah berlangsung sejak era Orde Lama. "Kami akan tingkatkan bea siswa warga Maroko untuk bisa menimba ilmu di perguruan tinggi di Jatim," katanya.
Sebagai informasi, data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim menunjukkan, ekspor Jatim selama Januari sampai Juli tahun 2017 mencapai USD10,9 miliar, turun 2,95% dibanding ekspor periode yang sama tahun 2016 yang mencapai USD11,2 miliar. Nilai ekspor pada Juli mencapai USD1,5 miliar, naik 14,92% dibanding Juni yang mencapai USD1,3 miliar.
Dari sisi komoditi, ekspor migas selama Januari sampai Juli mencapai USD689,72 juta, naik 31,11% dibanding ekspor migas periode yang sama tahun 2016 yang mencapai USD526,05 juta. Sedangkan di periode ini, ekspor non migas mencapai USD10,2 miliar turun 4,62% dibanding periode yang sama tahun 2016 yang mencapai USD10,7 miliar.
Di 2016, ekspor ke Maroko sebesar USD11 juta dan impor USD45 juta. Sementara pada tahun 2015, ekspor USD10 juta dan impor USD91 juta. Sebelumnya di 2014, ekspor sebesar USD16 juta dan impor dari Maroko USD119 juta. "Perdagangan Jatim selama ini dengan Maroko terus defisit," ujar Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf usai menerima kunjungan Duta Besar Maroko untuk Indonesia, Ouadia Benabdellah, Jumat (25/8/2017).
Sambung Ia menerangkan, komoditas yang banyak didatangkan dari Maroko di antaranya, garam, belerang, kapur dan tembaga. Sedangkan komoditas yang diekspor ke negara kerajaan tersebut adalah bahan kimia organik, kopi, teh, rempah-rempah, lemak, minyak nabati, dan kapas gumpalan. "Kopi menjadi salah satu komoditas andalan ekspor ke Maroko. Makanya, saya minta ada pengusaha di Jatim yang membuka perusahaan kopi di Maroko," pinta Gus Ipul, sapaan akrab Saifullah Yusuf.
Sementara itu, Duta Besar Maroko untuk Indonesia, Ouadia Benabdellah mengaku akan meningkatkan kerja sama dengan Jatim. Potensi di Jatim sangat besar, terutama dari sumber daya alam. Tak hanya di bidang investasi, tapi juga pendidikan. Saat ini ada ratusan warga dari Jatim yang belajar di Maroko. Begitu pula banyak warga Maroko yang belajar di Jatim.
Kerjas ama antara Indonesia, khususnya dengan Jatim sudah berlangsung sejak era Orde Lama. "Kami akan tingkatkan bea siswa warga Maroko untuk bisa menimba ilmu di perguruan tinggi di Jatim," katanya.
Sebagai informasi, data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim menunjukkan, ekspor Jatim selama Januari sampai Juli tahun 2017 mencapai USD10,9 miliar, turun 2,95% dibanding ekspor periode yang sama tahun 2016 yang mencapai USD11,2 miliar. Nilai ekspor pada Juli mencapai USD1,5 miliar, naik 14,92% dibanding Juni yang mencapai USD1,3 miliar.
Dari sisi komoditi, ekspor migas selama Januari sampai Juli mencapai USD689,72 juta, naik 31,11% dibanding ekspor migas periode yang sama tahun 2016 yang mencapai USD526,05 juta. Sedangkan di periode ini, ekspor non migas mencapai USD10,2 miliar turun 4,62% dibanding periode yang sama tahun 2016 yang mencapai USD10,7 miliar.
(akr)