Perkuat Bisnis IPC, BNI Berikan Port Services Financing
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) memperkuat bisnis untuk melayani para pengguna pelabuhan yang dikelola PT Pelabuhan Indonesia II (IPC) khususnya secara lebih lengkap. BNI menjadi bank Indonesia pertama melayani Port Service Financing kepada para pengguna jasa kepelabuhanan yang dikelola IPC.
Kepastian terkait layanan BNI dalam bentuk Port Service Financing di IPC ini ini ditunjukkan dalam acara Sosialisasi dan Pemberian Apresiasi kepada Nasabah pengguna jasa kepelabuhanan yang dikelola Pelindo II atau Port Gathering BNI-Pelindo II di Jakarta, hari ini.
Hadir pada kesempatan tersebut Direktur Utama BNI Achmad Baiquni, Direktur Utama IPC Elvyn G Masassya, Direktur Hubungan Kelembagaan & Transaksional Perbankan BNI Adi Sulistyowati, Direktur Keuangan IPC Iman Rachman, dan para pengguna jasa kepelabuhanan.
Dalam kegiatan Port Gathering BNI-Pelindo II ini ditandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara BNI dan IPC tentang Kerja Sama Sistem Pembayaran Dalam Rangka Fasilitas Pembiayaan Atas Invoice Pengguna Jasa Kepelabuhanan oleh Direktur Hubungan Kelembagaan & Transaksional Perbankan BNI Adi Sulistyowati dan Direktur Keuangan IPC Iman Rachman.
IPC terus berupaya memberikan kemudahan pelayanan untuk pengguna jasanya, baik dalam pelayanan operasional dengan modernisasi alat-alat bongkar muat maupun kemudahan dalam transaksi keuangan dengan salah satunya menggaet BNI untuk layanan Port Service Financing.
Baiquni mengatakan, Port Service Financing tergolong baru di sektor layanan perbankan Indonesia. Port Service Financing merupakan sekumpulan layanan lengkap yang diberikan kepada pengguna jasa kepelabuhanan. Mulai dari penyaluran kredit hingga kemudahan dalam pembayaran atas penggunaan jasa-jasa kepelabuhanan di Indonesia.
Port Service Financing merupakan skim pembiayaan kepada pengguna jasa kepelabuhanan di IPC yang diintegrasikan dengan sistem penerimaan jasa kepelabuhanan. "Port Service Financing yang kami siapkan ini memberikan banyak manfaat, antara lain bagi IPC akan ada ketepatan atau kepastian pembayaran oleh pengguna jasa pelabuhan. Adapun bagi para pengguna jasa kepelabuhan, layanan kami ini dapat memperlancar cash flow usaha," ujar Baiquni di Jakarta, Senin (4/9/2017).
Sebelumnya, dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa IPC, BNI telah membangun kerja sama dengan IPC dalam bidang cash management bagi Pengguna Jasa Kepelabuhanan.
Cash Management Services (CMS) BNI didesain secara customized sesuai kebutuhan IPC dalam pengelolaan keuangan dan pembayaran secara terintegrasi sebagai solusi bisnis terpadu. Saat ini market share BNI dalam penerimaan jasa Kepelabuhan mencapai 30%-40%.
Untuk mendukung kelancaran Integrated Billing System, BNI telah mengimplementasikan sistem Host to Host Autocollection dan Billing Payment di IPC dengan channel antara lain Teller BNI, ATM/mini ATM BNI, dan Internet Banking BNI.
Dengan implementasi sistem Host to Host, diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam hal pelaporan, monitoring transaksi dan rekonsiliasi di IPC, serta memberi kemudahan pembayaran bagi pengguna jasa pelabuhan.
Direktur Utama IPC Elvyn G Masassya mengatakan, IPC berharap kesepakatan bersama ini dapat memperteguh sinergi BUMN yang sudah ada dalam melaksanakan pekerjaan nyata sebagai agen ekonomi pembangunan. Sinergi ini diharapkan dapat menguatkan dan bertransformasi untuk peningkatan kinerja seluruh aspek dalam BUMN khususnya bidang industri maritim dan perbankan.
"Diharapkan dengan penandatanganan MoU ini, bukan hanya pengguna jasa PT Pelabuhan Indonesia (Persero) yang dapat merasakan kemudahan dan efektivitas pelayanan, tetapi juga seluruh lini masyarakat di Indonesia mendapatkan impak positif atas hadirnya program ini," ujar Elvyn.
Dukungan BNI terhadap IPC dalam membangun sistem terintegrasi ini adalah dengan memberikan infrastruktur dan sistem teknologi terdepan serta ditangani sumber daya manusia (SDM) yang berkompetensi global, sehingga upaya untuk mengintegrasikan seluruh Jasa Kepelabuhan di lingkungan IPC dapat dicapai lebih cepat.
Kepastian terkait layanan BNI dalam bentuk Port Service Financing di IPC ini ini ditunjukkan dalam acara Sosialisasi dan Pemberian Apresiasi kepada Nasabah pengguna jasa kepelabuhanan yang dikelola Pelindo II atau Port Gathering BNI-Pelindo II di Jakarta, hari ini.
Hadir pada kesempatan tersebut Direktur Utama BNI Achmad Baiquni, Direktur Utama IPC Elvyn G Masassya, Direktur Hubungan Kelembagaan & Transaksional Perbankan BNI Adi Sulistyowati, Direktur Keuangan IPC Iman Rachman, dan para pengguna jasa kepelabuhanan.
Dalam kegiatan Port Gathering BNI-Pelindo II ini ditandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara BNI dan IPC tentang Kerja Sama Sistem Pembayaran Dalam Rangka Fasilitas Pembiayaan Atas Invoice Pengguna Jasa Kepelabuhanan oleh Direktur Hubungan Kelembagaan & Transaksional Perbankan BNI Adi Sulistyowati dan Direktur Keuangan IPC Iman Rachman.
IPC terus berupaya memberikan kemudahan pelayanan untuk pengguna jasanya, baik dalam pelayanan operasional dengan modernisasi alat-alat bongkar muat maupun kemudahan dalam transaksi keuangan dengan salah satunya menggaet BNI untuk layanan Port Service Financing.
Baiquni mengatakan, Port Service Financing tergolong baru di sektor layanan perbankan Indonesia. Port Service Financing merupakan sekumpulan layanan lengkap yang diberikan kepada pengguna jasa kepelabuhanan. Mulai dari penyaluran kredit hingga kemudahan dalam pembayaran atas penggunaan jasa-jasa kepelabuhanan di Indonesia.
Port Service Financing merupakan skim pembiayaan kepada pengguna jasa kepelabuhanan di IPC yang diintegrasikan dengan sistem penerimaan jasa kepelabuhanan. "Port Service Financing yang kami siapkan ini memberikan banyak manfaat, antara lain bagi IPC akan ada ketepatan atau kepastian pembayaran oleh pengguna jasa pelabuhan. Adapun bagi para pengguna jasa kepelabuhan, layanan kami ini dapat memperlancar cash flow usaha," ujar Baiquni di Jakarta, Senin (4/9/2017).
Sebelumnya, dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa IPC, BNI telah membangun kerja sama dengan IPC dalam bidang cash management bagi Pengguna Jasa Kepelabuhanan.
Cash Management Services (CMS) BNI didesain secara customized sesuai kebutuhan IPC dalam pengelolaan keuangan dan pembayaran secara terintegrasi sebagai solusi bisnis terpadu. Saat ini market share BNI dalam penerimaan jasa Kepelabuhan mencapai 30%-40%.
Untuk mendukung kelancaran Integrated Billing System, BNI telah mengimplementasikan sistem Host to Host Autocollection dan Billing Payment di IPC dengan channel antara lain Teller BNI, ATM/mini ATM BNI, dan Internet Banking BNI.
Dengan implementasi sistem Host to Host, diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam hal pelaporan, monitoring transaksi dan rekonsiliasi di IPC, serta memberi kemudahan pembayaran bagi pengguna jasa pelabuhan.
Direktur Utama IPC Elvyn G Masassya mengatakan, IPC berharap kesepakatan bersama ini dapat memperteguh sinergi BUMN yang sudah ada dalam melaksanakan pekerjaan nyata sebagai agen ekonomi pembangunan. Sinergi ini diharapkan dapat menguatkan dan bertransformasi untuk peningkatan kinerja seluruh aspek dalam BUMN khususnya bidang industri maritim dan perbankan.
"Diharapkan dengan penandatanganan MoU ini, bukan hanya pengguna jasa PT Pelabuhan Indonesia (Persero) yang dapat merasakan kemudahan dan efektivitas pelayanan, tetapi juga seluruh lini masyarakat di Indonesia mendapatkan impak positif atas hadirnya program ini," ujar Elvyn.
Dukungan BNI terhadap IPC dalam membangun sistem terintegrasi ini adalah dengan memberikan infrastruktur dan sistem teknologi terdepan serta ditangani sumber daya manusia (SDM) yang berkompetensi global, sehingga upaya untuk mengintegrasikan seluruh Jasa Kepelabuhan di lingkungan IPC dapat dicapai lebih cepat.
(izz)