Gubernur BI: Kondisi Geopolitik Bisa Berpengaruh ke Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Kondisi geopolitik di beberapa negara saat ini menjadi sorotan. Pasalnya, beberapa negara tengah berkonflik, baik dengan negara lain, maupun di dalam negaranya sendiri.
Kondisi ini dikhawatirkan bisa mengguncang ekonomi Indonesia dan secara tidak langsung menyita perhatian pemerintah Indonesia. Gubernur Bank Indonesia pun menanggapi persoalan tersebut. Beberapa diantaranya tentang serangan rudal Korea Utara dan masalah sosial di Myanmar.
Menurut Agus Martowardojo, kondisi geopolitik di Korea Utara saat ini sangat memprihatinkan dan menyita perhatian banyak negara maju, khususnya bagi mereka yang berhubungan langsung dengan serangan rudal Korut tersebut.
"Itu satu perkembangan geopolitik yang memprihatinkan. Kita lihat reaksi dari negara maju seperti Jepang," katanya di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (5/9/2017).
Untuk dampak ke nilai tukar di Indonesia, dia menegaskan tidak banyak berpengaruh. Pihaknya bahkan masih melihat dampak daripada inflasi yang terjaga rendah dalam arti deflasi.
"Kita tetap harus perhatikan geopolitik perkembangan di Korea dan Timur Tengah. Ini sesuatu yang perlu jadi perhatian kita," katanya
Sedangkan untuk konflik sosial yang terjadi di Myanmar, dia hanya berharap Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang kemarin bertandang ke Myanmar, bisa diterima dengan baik dan menghentikan konflik.
"Myanmar itu luar biasa. Itu enggak langsung terkait dengan stabilitas sistem keuangan Indonesia. Tapi dari sisi kemanusiaan, kita prihatin dengan kondisi itu. Kita harap pesan yang disampaikan Indonesia melalui Menlu bisa diterima Myanmar," pungkasnya.
Kondisi ini dikhawatirkan bisa mengguncang ekonomi Indonesia dan secara tidak langsung menyita perhatian pemerintah Indonesia. Gubernur Bank Indonesia pun menanggapi persoalan tersebut. Beberapa diantaranya tentang serangan rudal Korea Utara dan masalah sosial di Myanmar.
Menurut Agus Martowardojo, kondisi geopolitik di Korea Utara saat ini sangat memprihatinkan dan menyita perhatian banyak negara maju, khususnya bagi mereka yang berhubungan langsung dengan serangan rudal Korut tersebut.
"Itu satu perkembangan geopolitik yang memprihatinkan. Kita lihat reaksi dari negara maju seperti Jepang," katanya di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (5/9/2017).
Untuk dampak ke nilai tukar di Indonesia, dia menegaskan tidak banyak berpengaruh. Pihaknya bahkan masih melihat dampak daripada inflasi yang terjaga rendah dalam arti deflasi.
"Kita tetap harus perhatikan geopolitik perkembangan di Korea dan Timur Tengah. Ini sesuatu yang perlu jadi perhatian kita," katanya
Sedangkan untuk konflik sosial yang terjadi di Myanmar, dia hanya berharap Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang kemarin bertandang ke Myanmar, bisa diterima dengan baik dan menghentikan konflik.
"Myanmar itu luar biasa. Itu enggak langsung terkait dengan stabilitas sistem keuangan Indonesia. Tapi dari sisi kemanusiaan, kita prihatin dengan kondisi itu. Kita harap pesan yang disampaikan Indonesia melalui Menlu bisa diterima Myanmar," pungkasnya.
(ven)