Jepang Investasi USD69 Juta di Enam Pulau Luar Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Keseriusan Pemerintah Jepang membantu Indonesia membangun fasilitas perikanan dan radar di enam pulau terluar tidak main-main. Negeri Matahari Terbit kabarnya mengucurkan investasi USD69 juta atau setara Rp920,11 miliar (estimasi kurs Rp13.334/USD)
Direktur Jenderal Pengolahan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan, Bramantyo Setyamurti Porwadi menyatakan, nilai tadi masih perkiraan belum final. Tetapi untuk pembangunan di enam pulau terluar di Indonesia sudah disetujui.
"Perkiraannya segitu (USD69 juta). Tapi kita kan belum finalisasi. Apagi Jepang ini kan detail, makanya sebelum pasti saya belum mau sebutkan," ujarnya usai mendampingi Menteri Susi Pudjiastuti bertemu Penasihat Khusus Perdana Menteri Jepang Hiroto Izumi di Jakarta, Rabu (6/9/2017).
Bramantyo menjelaskan inti kepastian dari kesepakatan diantaranya: enam pelabuhan, pasar ikan, pelelangan ikan. Jepang juga membantu untuk pengembangan hingga kapal pengangkut ikan. Sehingga kelak ada koneksi antara enam pulau terluar itu dengan pasarnya alias dari hulu ke hilir.
Nantinya, masih sambung Bramantyo, pelabuhan outer island dilengkapi fasilitas yang modern. Karena Jepang ingin perlakuan gizi dalam rangka meningkatkan konsumsi ikan.
"Bahkan ada pembiacaraan penjualan ikan ke Jepang. Makanya dalam waktu dekat Jepang Bussines Agency bakal ke sini selama lima hari. Targetnya ke Morotai," akunya.
Dalam rombongan itu, ada perusahaan perikanan, permesinan dan perusahaan wisata. Sehingga, semua peluang pengembangan kerja sama bisnis terbuka lebar.
Bramantyo menambahkan, yang lebih menarik adalah kerja sama satelit. Jepang punya ide open satelit. Konsep ini di-compare dengan radar Indonesia maka akan menghasilkan teknologi mumpuni agar bisa memonitor lokasi di enam pulau terluar.
"Nantinya radar-radar itu dipasang di pulau dan lokasinya dipasang lebih dari enam. Salah satu manfaatnya dapat memantau kecelakaan nelayan. Kapal asing yang masuk juga bisa dimonitor," tegasnya lagi.
Kerja sama Indonesia-Jepang yang digagas kali ini dilandasi atas mulai sadarnya Negeri Sakura atas potensi ikan nasional. Apalagi setelah ada upaya Presiden Jokowi menjaga kedaulatan laut atas potensi yang ada.
Berhubung dengan itu, saat ini Thailand sedang mengalami krisis ikan. Sehingga Jepang sadar untuk memilih meningkatkan investasinya di Indonesia. "Ada beberapa perusahaan Jepang sudah menyampaikan ketertarikan investasi di Indonesia," pungkasnya.
Direktur Jenderal Pengolahan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan, Bramantyo Setyamurti Porwadi menyatakan, nilai tadi masih perkiraan belum final. Tetapi untuk pembangunan di enam pulau terluar di Indonesia sudah disetujui.
"Perkiraannya segitu (USD69 juta). Tapi kita kan belum finalisasi. Apagi Jepang ini kan detail, makanya sebelum pasti saya belum mau sebutkan," ujarnya usai mendampingi Menteri Susi Pudjiastuti bertemu Penasihat Khusus Perdana Menteri Jepang Hiroto Izumi di Jakarta, Rabu (6/9/2017).
Bramantyo menjelaskan inti kepastian dari kesepakatan diantaranya: enam pelabuhan, pasar ikan, pelelangan ikan. Jepang juga membantu untuk pengembangan hingga kapal pengangkut ikan. Sehingga kelak ada koneksi antara enam pulau terluar itu dengan pasarnya alias dari hulu ke hilir.
Nantinya, masih sambung Bramantyo, pelabuhan outer island dilengkapi fasilitas yang modern. Karena Jepang ingin perlakuan gizi dalam rangka meningkatkan konsumsi ikan.
"Bahkan ada pembiacaraan penjualan ikan ke Jepang. Makanya dalam waktu dekat Jepang Bussines Agency bakal ke sini selama lima hari. Targetnya ke Morotai," akunya.
Dalam rombongan itu, ada perusahaan perikanan, permesinan dan perusahaan wisata. Sehingga, semua peluang pengembangan kerja sama bisnis terbuka lebar.
Bramantyo menambahkan, yang lebih menarik adalah kerja sama satelit. Jepang punya ide open satelit. Konsep ini di-compare dengan radar Indonesia maka akan menghasilkan teknologi mumpuni agar bisa memonitor lokasi di enam pulau terluar.
"Nantinya radar-radar itu dipasang di pulau dan lokasinya dipasang lebih dari enam. Salah satu manfaatnya dapat memantau kecelakaan nelayan. Kapal asing yang masuk juga bisa dimonitor," tegasnya lagi.
Kerja sama Indonesia-Jepang yang digagas kali ini dilandasi atas mulai sadarnya Negeri Sakura atas potensi ikan nasional. Apalagi setelah ada upaya Presiden Jokowi menjaga kedaulatan laut atas potensi yang ada.
Berhubung dengan itu, saat ini Thailand sedang mengalami krisis ikan. Sehingga Jepang sadar untuk memilih meningkatkan investasinya di Indonesia. "Ada beberapa perusahaan Jepang sudah menyampaikan ketertarikan investasi di Indonesia," pungkasnya.
(ven)