Waskita dan KAI Keroyokan Bangun Hunian di Stasiun Bogor
A
A
A
JAKARTA - PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) melalui anak usahanya PT Waskita Karya Realty hari ini menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI), terkait pembangunan hunian (transit oriented development/TOD) di Stasiun Bogor.
Penandatanganan dilakukan oleh Dirut KAI Edi Sukmoro, Dirut Waskita Realty Tukijo, dan Wali Kota Bogor M Choliq. Penandatanganan turut disaksikan Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Direktur Utama Waskita M Choliq.
Pengembangan kawasan hunian untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) serta komersial ini berdiri di atas lahan KAI dan terintegrasi dengan Stasiun Bogor dan Stasiun Paledang dengan hak guna kepemilikan rusunami berjangka waktu hingga 50 tahun.
Tukijo mengatakan, pengembangan kawasan Stasiun Bogor ini merupakan sinergi antar BUMN untuk menangkap peluang masifnya pergerakan penduduk yang berkomuter dari Bogor ke Jakarta, serta menghadirkan hunian dengan harga terjangkau terintegrasi dengan sarana transportasi.
"Selain itu, akan menjadi gerbang dan ikon baru Kota Bogor, di mana akan tersedianya pusat informasi stasiun, kuliner serta informasi wisata di wilayah Bogor," katanya di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (11/9/2017).
Menurutnya, kerja sama ini juga diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam pengembangan Kota Bogor sebagai modern and smart city. Total lahan seluas 98.910 m2 dengan nilai investasi sekitar Rp1,5 triliun ini dirancang 30% untuk hunian MBR.
Sementara, Dirut Waskita M Choliq mengungkapkan, kerja sama seperti ini baru pertama kali dilakukan perseroan. Sebab, nantinya perseroan akan mengelola lahan milik KAI agar bisa memiliki nilai komersial.
"Sekaligus pembangunan wilayah yang lebih modern. Apabila satu model ini berhasil, akan dilanjutkan dengan model berikutnya," ujar dia.
Penandatanganan dilakukan oleh Dirut KAI Edi Sukmoro, Dirut Waskita Realty Tukijo, dan Wali Kota Bogor M Choliq. Penandatanganan turut disaksikan Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Direktur Utama Waskita M Choliq.
Pengembangan kawasan hunian untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) serta komersial ini berdiri di atas lahan KAI dan terintegrasi dengan Stasiun Bogor dan Stasiun Paledang dengan hak guna kepemilikan rusunami berjangka waktu hingga 50 tahun.
Tukijo mengatakan, pengembangan kawasan Stasiun Bogor ini merupakan sinergi antar BUMN untuk menangkap peluang masifnya pergerakan penduduk yang berkomuter dari Bogor ke Jakarta, serta menghadirkan hunian dengan harga terjangkau terintegrasi dengan sarana transportasi.
"Selain itu, akan menjadi gerbang dan ikon baru Kota Bogor, di mana akan tersedianya pusat informasi stasiun, kuliner serta informasi wisata di wilayah Bogor," katanya di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (11/9/2017).
Menurutnya, kerja sama ini juga diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam pengembangan Kota Bogor sebagai modern and smart city. Total lahan seluas 98.910 m2 dengan nilai investasi sekitar Rp1,5 triliun ini dirancang 30% untuk hunian MBR.
Sementara, Dirut Waskita M Choliq mengungkapkan, kerja sama seperti ini baru pertama kali dilakukan perseroan. Sebab, nantinya perseroan akan mengelola lahan milik KAI agar bisa memiliki nilai komersial.
"Sekaligus pembangunan wilayah yang lebih modern. Apabila satu model ini berhasil, akan dilanjutkan dengan model berikutnya," ujar dia.
(izz)