Perkuat Listrik Madura, PLN Bangun Kabel Bawah Tanah Rp300 Miliar
A
A
A
SURABAYA - Sebaran pasokan listrik di kepulauan terus dikebut. Guna mengantisipasi pertumbuhan permintaan listrik di Pulau Madura, PLN membangun Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) atau kabel listrik bawah tanah 150 kilo Volt (kV).
Direktur PLN Regional Jawa Bagian Timur Bali dan Nusa Tenggara Djoko Rahardjo Abumanan menuturkan, kabel listrik ini membentang sepanjang 8,5 kilometer sirkit (kms) dari Kedinding, Surabaya hingga Tower di ujung Jembatan Suramadu sisi Madura. Kabel itu selanjutnya terhubung dengan jaringan transmisi 150 kV sebanyak 35 Tower menuju ke Gardu Induk (GI) Bangkalan, Madura.
Proyek kabel bawah tanah yang dibangun itu terdiri dari dua sirkit yakni sirkit 3 dan 4. Kehadirannya bisa mempercepat pasokan listrik di Pulau Madura. "Kabel bawah tanah itu bernilai Rp300 miliar dan kami harap bisa selesai pada Juni 2018," ujar Djoko, Rabu (13/9/2017).
Ia melanjutkan, saat ini kebutuhan listrik di Madura mencapai 140 MW yang dipasok oleh kabel bawah tanah sirkit 1 dan 2 dengan kemampuan sebesar 200 MW. Untuk mengantisipasi pertumbuhan beban dan menjaga kehandalan sistem di pulau Madura, pembangunan sirkit 3 dan 4 menjadi salah satu solusi disamping rencana PLN membangun pembangkit di Madura.
"Proyek kabel bawah tanah dan Gardu Induk tersebar di Jawa Timur ini adalah bagian program 35.000 Megawatt yang sudah dicanangkan pemerintah pusat," ungkapnya.
PLN, kata Djoko, sangat optimis dengan ketersediaan listrik yang cukup bisa menarik minat para investor untuk membuka industri di Pulau Madura. Efek dominonya tentu bisa meningkatkan perekonomian dan taraf hidup masyarakat Madura.
“Proyek ini juga bisa meningkatkan rasio elektrifikasi di Pulau Madura yang saat ini masih rendah yaitu 66%. Kalau dibandingkan dengan rata-rata Nasional sebesar ±91%,” ucapnya.
Selain proyek kabel bawah tanah, katanya, PLN juga mulai mengoperasikan Gardu Induk (GI) yang tersebar di Jawa Timur yakni GI Altaprima, GI Bambe, GIS Gunungsari, GI Jatigedong, GI Kraksaan, GI Gilitimur dan GI Karangpilang.
Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf menuturkan, pihaknya berharap SKTT ini mampu membuat kesejahteraan di Jatim menjadi lebih merata. Sehingga muncul lapangan pekerjaan yang pada ujungnya bisa meningkatkan kesejahteraan.
Pulau Madura, katanya, memiliki empat Kabupaten saat ini masih jauh tertinggal dari sisi kemapanan ekonomi dibanding dengan wilayah lain yang ada di Jatim. Tak hanya dari sisi nilai investasi yang rendah, tapi juga dari sisi pendidikan.
"Selama ini investasi di Madura hanya terbatas pada dua sektor, yakni telekomunikasi dan logistik. Namun belakangan, sektor investasi sudah mulai berkembang dengan merambah ke pariwisata dan kerajinan batik," ujarnya.
Direktur PLN Regional Jawa Bagian Timur Bali dan Nusa Tenggara Djoko Rahardjo Abumanan menuturkan, kabel listrik ini membentang sepanjang 8,5 kilometer sirkit (kms) dari Kedinding, Surabaya hingga Tower di ujung Jembatan Suramadu sisi Madura. Kabel itu selanjutnya terhubung dengan jaringan transmisi 150 kV sebanyak 35 Tower menuju ke Gardu Induk (GI) Bangkalan, Madura.
Proyek kabel bawah tanah yang dibangun itu terdiri dari dua sirkit yakni sirkit 3 dan 4. Kehadirannya bisa mempercepat pasokan listrik di Pulau Madura. "Kabel bawah tanah itu bernilai Rp300 miliar dan kami harap bisa selesai pada Juni 2018," ujar Djoko, Rabu (13/9/2017).
Ia melanjutkan, saat ini kebutuhan listrik di Madura mencapai 140 MW yang dipasok oleh kabel bawah tanah sirkit 1 dan 2 dengan kemampuan sebesar 200 MW. Untuk mengantisipasi pertumbuhan beban dan menjaga kehandalan sistem di pulau Madura, pembangunan sirkit 3 dan 4 menjadi salah satu solusi disamping rencana PLN membangun pembangkit di Madura.
"Proyek kabel bawah tanah dan Gardu Induk tersebar di Jawa Timur ini adalah bagian program 35.000 Megawatt yang sudah dicanangkan pemerintah pusat," ungkapnya.
PLN, kata Djoko, sangat optimis dengan ketersediaan listrik yang cukup bisa menarik minat para investor untuk membuka industri di Pulau Madura. Efek dominonya tentu bisa meningkatkan perekonomian dan taraf hidup masyarakat Madura.
“Proyek ini juga bisa meningkatkan rasio elektrifikasi di Pulau Madura yang saat ini masih rendah yaitu 66%. Kalau dibandingkan dengan rata-rata Nasional sebesar ±91%,” ucapnya.
Selain proyek kabel bawah tanah, katanya, PLN juga mulai mengoperasikan Gardu Induk (GI) yang tersebar di Jawa Timur yakni GI Altaprima, GI Bambe, GIS Gunungsari, GI Jatigedong, GI Kraksaan, GI Gilitimur dan GI Karangpilang.
Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf menuturkan, pihaknya berharap SKTT ini mampu membuat kesejahteraan di Jatim menjadi lebih merata. Sehingga muncul lapangan pekerjaan yang pada ujungnya bisa meningkatkan kesejahteraan.
Pulau Madura, katanya, memiliki empat Kabupaten saat ini masih jauh tertinggal dari sisi kemapanan ekonomi dibanding dengan wilayah lain yang ada di Jatim. Tak hanya dari sisi nilai investasi yang rendah, tapi juga dari sisi pendidikan.
"Selama ini investasi di Madura hanya terbatas pada dua sektor, yakni telekomunikasi dan logistik. Namun belakangan, sektor investasi sudah mulai berkembang dengan merambah ke pariwisata dan kerajinan batik," ujarnya.
(akr)