Pertamina Akan Pasok LNG ke Bangladesh
Pertamina Akan Pasok LNG ke Bangladesh
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) hari ini menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan pemerintah Bangladesh. Hal ini dalam rangka memfasilitasi kerangka kerja sama ekspor gas alam cair (liquified natural gas/LNG) antara Indonesia dan Bangladesh.
Nota kesepahaman ini ditandatangani Menteri Ketenagalistrikan, Energi dan Sumber Daya Mineral Bangladesh Nasrul Hamid dan Menteri ESDM Ignasius Jonan. Penandatanganan ini dihadiri Chairman of Petrobangla Abul Mansur Md Faizullah dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Elia Massa Manik.
Jonan mengatakan, melalui kerja sama ini Indonesia yang diwakili PT Pertamina (Persero) akan memasok kebutuhan LNG untuk Bangladesh. Adapun LNG tersebut akan dikirim ke Bangladesh lewat PetroBangla, yang merupakan perusahaan migas asal negara tersebut.
"Pada dasarnya, ini kerja sama pertama antara Pertamina dengan entitas bisnis di negara lain dalam hal pasokan LNG," katanya di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (15/9/2017).
Sementara itu, Nasrul Hamud memperkirakan kapasitas listrik terpasang untuk Bangladesh pada 2021 sekitar 24.000 megawatt (MW) dan meningkat jadi 40.000 MW pada 2031. Karena itu, pihaknya sangat membutuhkan pasokan LNG untuk merealisasikan hal tersebut.
"MoU ini sejatinya untuk memfasilitasi kerangka kerja sama penjualan LNG antara Indonesia dengan Bangladesh," terangnya.
Nota kesepahaman ini ditandatangani Menteri Ketenagalistrikan, Energi dan Sumber Daya Mineral Bangladesh Nasrul Hamid dan Menteri ESDM Ignasius Jonan. Penandatanganan ini dihadiri Chairman of Petrobangla Abul Mansur Md Faizullah dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Elia Massa Manik.
Jonan mengatakan, melalui kerja sama ini Indonesia yang diwakili PT Pertamina (Persero) akan memasok kebutuhan LNG untuk Bangladesh. Adapun LNG tersebut akan dikirim ke Bangladesh lewat PetroBangla, yang merupakan perusahaan migas asal negara tersebut.
"Pada dasarnya, ini kerja sama pertama antara Pertamina dengan entitas bisnis di negara lain dalam hal pasokan LNG," katanya di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (15/9/2017).
Sementara itu, Nasrul Hamud memperkirakan kapasitas listrik terpasang untuk Bangladesh pada 2021 sekitar 24.000 megawatt (MW) dan meningkat jadi 40.000 MW pada 2031. Karena itu, pihaknya sangat membutuhkan pasokan LNG untuk merealisasikan hal tersebut.
"MoU ini sejatinya untuk memfasilitasi kerangka kerja sama penjualan LNG antara Indonesia dengan Bangladesh," terangnya.
(izz)
Explore More