Sulawesi Mulai Kembangkan Listrik Tenaga Angin
A
A
A
JAKARTA - Sulawesi mulai mengembangkan listrik tenaga bayu atau angin (pembangkit liatrik tenaga bayu/PLTB). Dan diyakini mampu mengaliri listrik se-Sulawesi.
Anggota Komisi VII DPR RI Andi Jamaro Dulung mngungkapkan, pihaknya menemui pembangunan PLTB di puncak gunung antara Puncak Pare-pare dengan Sidrap. Di situ sedang dibangun 30 turbin tower dengan tinggi 85 meter menggunakan baling-baling.
"Setiap turbin tower menghasilkan tenaga 2,5 MW, sehingga dengan 30 turbin itu menghasilkan 75 MW. Dengan jumlah itu tidak pakai bahan bakar. Nantinya batu bara dan solar tidak laku di situ," ungkapnya di Jakarta, Sabtu (16/9/2017).
Dia menjelaskan, dengan jumlah puncak gunung yang banyak di Sulawesi, namun baru dibangun 30 titik di puncak gunung Pare-pare. Masih menungkinkan untuk melangsungkan 10 kali lipat dan 20 kali lipat.
Meski hanya satu titik PLTB, kata Andi, pihaknya mendapat informasi bahwa ada kapasitas yang cukup besar. Di mana, dengan hanya satu titik bisa menerangi listrik di seluruh Sulawesi.
"Dan nilai proyek Rp1,5 triliun. Meski begitu, itu proyek yang pertama di Indonesia dan ASEAN," imbuhnya.
Andi menambahkan, PLTB di Sulawesi bisa direalisasikan di Indonesia. Sebab, jumlah pegunungan banyak, bisa di Papua, Sumatera, NTT apalagi di Kalimantan.
"Kalau itu kita fokus ke sana, langsung kita berhenti menggunakan energi fosil. Karena 2040 dan bahkan bisa dipercepat, nanti tidak ada lagi mobil yang menggunakan bensin, solar dan pertamax," ujarnya.
Ironisnya, lanjut Andi, pemerintah Indonesia hanya bisa membuat satu atau dua saja. Namun, model industri listrik tenaga angin diserahkan ke swasta.
Anggota Komisi VII DPR RI Andi Jamaro Dulung mngungkapkan, pihaknya menemui pembangunan PLTB di puncak gunung antara Puncak Pare-pare dengan Sidrap. Di situ sedang dibangun 30 turbin tower dengan tinggi 85 meter menggunakan baling-baling.
"Setiap turbin tower menghasilkan tenaga 2,5 MW, sehingga dengan 30 turbin itu menghasilkan 75 MW. Dengan jumlah itu tidak pakai bahan bakar. Nantinya batu bara dan solar tidak laku di situ," ungkapnya di Jakarta, Sabtu (16/9/2017).
Dia menjelaskan, dengan jumlah puncak gunung yang banyak di Sulawesi, namun baru dibangun 30 titik di puncak gunung Pare-pare. Masih menungkinkan untuk melangsungkan 10 kali lipat dan 20 kali lipat.
Meski hanya satu titik PLTB, kata Andi, pihaknya mendapat informasi bahwa ada kapasitas yang cukup besar. Di mana, dengan hanya satu titik bisa menerangi listrik di seluruh Sulawesi.
"Dan nilai proyek Rp1,5 triliun. Meski begitu, itu proyek yang pertama di Indonesia dan ASEAN," imbuhnya.
Andi menambahkan, PLTB di Sulawesi bisa direalisasikan di Indonesia. Sebab, jumlah pegunungan banyak, bisa di Papua, Sumatera, NTT apalagi di Kalimantan.
"Kalau itu kita fokus ke sana, langsung kita berhenti menggunakan energi fosil. Karena 2040 dan bahkan bisa dipercepat, nanti tidak ada lagi mobil yang menggunakan bensin, solar dan pertamax," ujarnya.
Ironisnya, lanjut Andi, pemerintah Indonesia hanya bisa membuat satu atau dua saja. Namun, model industri listrik tenaga angin diserahkan ke swasta.
(izz)