PLTMG MPP Jayapura 50 MW Mulai Tahapan Sinkronisasi
A
A
A
JAKARTA - Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas Mobile Power Plant (PTLMG MPP) Jayapura 50 megawatt (MW) yang dibangun PLN Wilayah Papua di Holtekam-Kota Jayapura mulai memasuki tahapan sinkronisasi.
"Hari ini kita melakukan first synchron PLTMG Holtekamp setelah selesai dibangun selama sembilan bulan," ujar Direktur Bisnis PT PLN Regional Maluku Papua Ahmad Rofik dalam keterangan pers, Jumat (27/10/2017).
PLTMG Holtekamp merupakan bagian dari program pembangkit listrik 35.000 MW di seluruh Indonesia. Sesuai program PLN Regional Maluku dan Papua, yaitu Papua terang pada tahun 2020, di mana rasio elektrifikasi khususnya di Papua diharapkan di atas 85,96%, pembangunan infrastuktur tenaga listrik terus dilakukan.
"Kita harapkan semua desa, kecamatan (distrik) dan Kabupaten di Papua sudah teraliri listrik pada 2020," tandasnya.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, kata Ahmad Rofik, di wilayah Papua telah dibangun beberapa PLTMG. Pembangkit yang akan beroperasi pada tahun 2017 sebesar 70 MW, yaitu di Jayapura 50 MW dan Nabire 20 MW. Kemudian, tahun 2018 sebesar 205 MW yakni di Provinsi Papua, Merauke 40 MW, Biak 15 MW, Serui 10 MW, Timika 10 MW, dan Papua Barat, Manokwari 20 MW, Raja Ampat 10 MW, Sorong 30 MW , Fakfak 10 MW, Jayapura Peaker 40 MW, dan Kaimana 10 MW. Untuk operasi pada 2019 akan dibangun pembangkit berkapasitas total 120 MW di beberapa daerah di lainnya Papua.
"Pembangunan pembangkit listrik ini juga mendukung rencana penyelenggaraan PON XX di Papua termasuk di beberapa kabupaten yang ada venue PON 2020," tambahnya.
General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Papua Henrison A Lumbanraja mengatakan, sinkronisasi PLTMG MPP Jayapura merupakan hadiah pada peringatan Hari Listrik Nasional yang ke-72 untuk Papua. "Dalam waktu dekat yaitu pada minggu ke-2 November 2017, PLTMG Nabire yang berkapasitas 20 MW juga akan dioperasikan," kata Henrison.
Saat ini daya mampu Jayapura mencapai 83 MW dan dengan masuknya tambahan sebesar 50 MW, listrik yang tersedia dalam sistem Jayapura mencapai 133 MW. PLN berharap, dengan meningkatnya pasokan listrik, pemadaman akibat defisit neraca daya dapat diminimalisir, sekaligus membuka peluang bagi para investor untuk masuk ke Jayapura.
"Hari ini kita melakukan first synchron PLTMG Holtekamp setelah selesai dibangun selama sembilan bulan," ujar Direktur Bisnis PT PLN Regional Maluku Papua Ahmad Rofik dalam keterangan pers, Jumat (27/10/2017).
PLTMG Holtekamp merupakan bagian dari program pembangkit listrik 35.000 MW di seluruh Indonesia. Sesuai program PLN Regional Maluku dan Papua, yaitu Papua terang pada tahun 2020, di mana rasio elektrifikasi khususnya di Papua diharapkan di atas 85,96%, pembangunan infrastuktur tenaga listrik terus dilakukan.
"Kita harapkan semua desa, kecamatan (distrik) dan Kabupaten di Papua sudah teraliri listrik pada 2020," tandasnya.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, kata Ahmad Rofik, di wilayah Papua telah dibangun beberapa PLTMG. Pembangkit yang akan beroperasi pada tahun 2017 sebesar 70 MW, yaitu di Jayapura 50 MW dan Nabire 20 MW. Kemudian, tahun 2018 sebesar 205 MW yakni di Provinsi Papua, Merauke 40 MW, Biak 15 MW, Serui 10 MW, Timika 10 MW, dan Papua Barat, Manokwari 20 MW, Raja Ampat 10 MW, Sorong 30 MW , Fakfak 10 MW, Jayapura Peaker 40 MW, dan Kaimana 10 MW. Untuk operasi pada 2019 akan dibangun pembangkit berkapasitas total 120 MW di beberapa daerah di lainnya Papua.
"Pembangunan pembangkit listrik ini juga mendukung rencana penyelenggaraan PON XX di Papua termasuk di beberapa kabupaten yang ada venue PON 2020," tambahnya.
General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Papua Henrison A Lumbanraja mengatakan, sinkronisasi PLTMG MPP Jayapura merupakan hadiah pada peringatan Hari Listrik Nasional yang ke-72 untuk Papua. "Dalam waktu dekat yaitu pada minggu ke-2 November 2017, PLTMG Nabire yang berkapasitas 20 MW juga akan dioperasikan," kata Henrison.
Saat ini daya mampu Jayapura mencapai 83 MW dan dengan masuknya tambahan sebesar 50 MW, listrik yang tersedia dalam sistem Jayapura mencapai 133 MW. PLN berharap, dengan meningkatnya pasokan listrik, pemadaman akibat defisit neraca daya dapat diminimalisir, sekaligus membuka peluang bagi para investor untuk masuk ke Jayapura.
(fjo)