Bangkitkan Lagi Kejayaan Tenun Majalaya, Jantera Gelar Pelatihan

Jum'at, 27 Oktober 2017 - 20:52 WIB
Bangkitkan Lagi Kejayaan...
Bangkitkan Lagi Kejayaan Tenun Majalaya, Jantera Gelar Pelatihan
A A A
BANDUNG - Organisasi Jaringan Pecinta Tenun Nusantara (Jantera) memberi pelatihan peningkatan kualitas tenun selama satu bulan dari 28 September hingga 25 Oktober 2017 kepada perajin tenun di Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung.

Hasil dari peningkatan kualitas desain tersebut kemudian dipamerkan di Gedung Subunit Pengembangan Industri Pertekstilan Majalaya, Jalan Majalaya-Rancaekek Km 3, Kabupaten Bandung. Ketua Harian jantera Komar Kodiah mengatakan, pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hasil tenun para perajin dan mengembalikan kejayaan tenun Majalaya.

“Dengan kualitas yang meningkat, pendapatan dan kesejahteraan para penenun di Majalaya meningkat. Kami juga ingin menjaga dan menumbuhkan kembali kecintaan generasi muda kepada kearifan lokal tenun Majalaya yang memiliki keindahan dan keunggulan,” kata Komar, Jumat (27/10/2017).

Pelatihan dengan tema “Menggali dan Mengembangkan Identitas Terbarukan Tenun Majalaya” tersebut, ujar pria yang juga menjabat sebagai Ketua Harian Yayasan Batik Jawa Barat (YBJB) dan Ketua Umum Asosiasi Perajin dan Pengusaha Batik Indonesia (APPBI) ini, terselenggara didukung oleh dana corporate social responsibility (CSR) BNI. Jantera merupakan komunitas yang memiliki anggota para pecinta tenun, pemerhati kain tenun, dan akademisi yang ahli di bidang kain tenun nusantara.

Dalam pelatihan ini, para perajin mendapatkan materi dari empat pakar di bidang tekstil, yakni pakar desain Komar Kodiah (doktor desain dari ITB), Saftiani Ken Atik (magister desain ITB), Herman Jusuf MDs, dan Djalu Djatmiko MDs. Materi pelatihan yang diberikan antara lain, keterampilan mendesain motif atau corak kain tenun, pengetahuan tentang fesyen, komposisi warna, manajemen dan pemasaran, identitas tenun setempat, produksi, dan fashion show.

Peserta pelatihan terbagi dalam tiga kelompok, yakni kelompok Evi Sopian asal yang Kampung Leuwinanggung, Desa Tanggulan Kecamatan Ibun, Majalaya berjumlah lima orang, kelompok Cucu Juariah asal Kampung Sukamanah, Desa Sukamanah Kecamatan Paseh, Majalaya berjumlah 15 orang, dan kelompok Rio Rivalen asal Jalan Tugu Pahlawan nomor 11 Majalaya berjumlah lima orang.

Komar menuturkan, tonggak penting dalam sejarah perkembangan kain tenun di Jawa Barat adalah penerapan alat tenun bukan mesin (ATBM) oleh Belanda dan pendirian Textiel Inrichting Bandoeng (TIB) pada 1922. Saat ini, TIB menjadi Balai Besar Tekstil dan Sekolah Tinggi Tekstil (BBT STTT). TIB didirikan untuk membina industri tekstil dan menyiapkan tenaga ahli di bidang tekstil.

Majalaya, Bandung dipilih pemerintah kolonial Belanda sebagai sentra produksi pertenunan.. Maka, lahirlah para perajin yang menonjol dalam teknis pengolahan untuk menghasilkan keragaman struktur tenun dan tampilan lembaran kain. Ironisnya, para penenun Majalaya dalam 20 tahun terakhir, lebih banyak mengerjakan pesanan dari daerah atau provinsi di luar Jawa Barat.

“Dulu tenun Majalaya sangat berjaya, tetapi saat ini seperti mati suri. Memang masih ada yang mengerjakan tenun, namun mereka justru mengerjakan motif-motif dari daerah lain, seperti songket dan ulos. Sedangkan tenun ikat khas Majalaya dengan motif bentang terang seperti ditinggalkan. Makanya kami bergandengan tangan untuk kembali mengangkat tenun Jabar, khususnya Majalaya. Kami berjuang untuk perajin,” ujar Komar.

Ketua Umum Jantera Sendy Dede Yusuf mengemukakan, pelatihan ini adalah ajang silaturahim para penenun yang selama ini berjalan sendiri-sendiri. Selain itu, sebagai batu loncatan untuk meningkatkan kualitas dari sisi desain dan promosi.

“Kami berharap, dari pelatihan muncul ragam hias tenun Majalaya yang lebih berorientasi kepada pasar tetapi tidak meninggalkan kearifan lokal Majalaya yakni tenun ikat yang merupakan pelopor di Indonesia. Kami akan mempromosikan tenun Majalaya ke tingkat nasional dengan menggandeng fashion designer kondang Tanah Air. Pakaian tersebut kemudian akan ditampilkan kepada masyarakat luas dalam suatu peragaan busana dan pameran di Bandung dan Jakarta,” kata Sendy.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1012 seconds (0.1#10.140)