China Kembangkan Kereta Tanpa Rel, Gunakan Jalur Virtual

Selasa, 31 Oktober 2017 - 15:30 WIB
China Kembangkan Kereta Tanpa Rel, Gunakan Jalur Virtual
China Kembangkan Kereta Tanpa Rel, Gunakan Jalur Virtual
A A A
CHINA terus berinovasi dalam dunia transportasi. Mereka meluncurkan sistem transportasi futuristik, yakni kereta tanpa rel.

Kereta unik itu diuji coba di jalanan Kota Zhuzhou, Provinsi Hunan, China, dengan jalur yang dibuat bersistem virtual. Dijuluki sebagai kereta cerdas pertama di dunia atau dikenal sebagai Autonomous Rail Rapid Transit (ART) karena mampu melaju dengan kecepatan 70 km per jam. Kereta itu juga bisa mengangkut 300 penumpang dengan tiga gerbong.

Melansir People's Daily Online, sebagai awalan, kereta tanpa rel itu akan menjadi transportasi publik di Zhuzhou. Tahun depan, kereta tersebut akan diluncurkan ke publik. Kereta itu nanti akan digunakan di berbagai kota lain di China.

Sistem kereta tanpa rel itu pertama kali diungkap kepada publik pada Juni 2017. Kereta itu dikembangkan oleh CRRC China, salah satu produsen kereta terbesar di dunia sejak 2013 silam. Kereta itu dideskripsikan sebagai kendaraan hybrid dengan mengombinasikan kecanggihan trem dan bus.

Kereta dengan jalur virtual itu memiliki lebar 3,75 meter. Kereta itu melekat dengan garis berupa titik digambar di jalanan. Untuk mengisi baterai sebagai tenaga utama kereta hanya memerlukan waktu selama 10 menit agar bisa melaju sepanjang 25 km.

Roda kereta itu terbuat dari karet yang dikombinasikan dengan roda baja. Daya tahan kereta itu bisa mencapai 25 tahun. Kereta tanpa rel itu menggunakan sensor teknologi canggih untuk mengumpulkan informasi perjalanan dan mengidentifikasi trotoar dan jalanan. "Kereta mampu mengidentifikasi trotoar karena memiliki sensor," ungkap kepala teknisi kereta tanpa rel, Feng Jianghua.

Kemudian kereta itu mampu mengikuti petunjuk dari jalur virtual yang telah dibuat. ART dianggap lebih murah dibandingkan dengan kereta bawah tanah seperti biasanya.

Kereta tanpa rel menghabiskan dana sekitar 400 juta yuan (Rp816 miliar) hingga 700 juta yuan (Rp1,4 triliun) per kilometer di China. Sedangkan mobil listrik mencapai 150 juta yuan (Rp306 miliar) hingga 200 juta yuan (Rp409 miliar) per kilometer.
(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6894 seconds (0.1#10.140)