Pasar Kosmetik Dalam Negeri Masih Potensial

Kamis, 02 November 2017 - 22:13 WIB
Pasar Kosmetik Dalam...
Pasar Kosmetik Dalam Negeri Masih Potensial
A A A
SURABAYA - PT Izone Indonusa, distributor produk kecantikan merek Flormar berencana membuka dua outlet baru, yakni di Balikpapan dan Yogyakarta. Saat ini, perusahaan tersebut sudah memiliki 14 outlet yang tersebar di sejumlah kota besar di Indonesia.

Kota-kota tersebut di antaranya, Surabaya, Jakarta, Bandung, Semarang, Medan, Karawang dan Banjarmasin. Ekspansi outlet Flormar bertujuan untuk mensosialisasikan produk baru tersebut. Hal ini karena Flormal baru masuk ke pasar Indonesia September akhir tahun lalu.

"Kami memang sengaja agresif perluas outlet baru. Ini karena Flormar adalah produk baru yang harus dikenal luas oleh masyarakat. Kalau tidak agresif bangun outlet kami akan ketinggalan," ujar Senior Brand Manager Flormar Make-Up PT Izone Indonusa, Yeniyaty Oh disela peluncuran Flormar HD Collection di Tunjungan Plaza, Surabaya, Kamis (2/11/2017).

Menurutnya, di tengah iklim industri yang kurang menggembirakan, bisnis kosmetik tetap menjanjikan. Hal ini karena kosmetik sudah menjadi kebutuhan, khususnya bagi kaum perempuan.

Apalagi, tren pemakaian kosmetik sudah semakin meluas. Tidak hanya perempuan dewasa, anak usia sekolah juga sekarang gemar memakai kosmetik. Flarmor sendiri memiliki ribuan ragam produk, baik lisptik, bedak hingga aksoris kosmetik.
"Konsumen kosmetik kurang begitu loyal pada produk tertentu. Sehingga, meski kami baru, saya kira market masih sangat potensial," ujarnya.

Untuk bersaing di industri kosmetik yang sangat ketat, selain mengandalkan penjualan via outlet, pihaknya juga akan melakukan penjualan via daring atau online. Ini seiring dengan tingkat penjualan produk lewat dunia maya ini yang makin tinggi.

Rencananya, penjualan via online akan dilakukan tahun depan dengan mengandalkan situs penjualan tersendiri. Nantinya, akan digabung dengan produk C&F Perfumery, merek kosmetik lain di bawah PT Izone Indonusa.

"Tapi menurut kami, toko offline tetap penting. Calon konsumen butuh pengalaman langsung merasakan sebuah produk. Jika sudah ada pengalaman, baru kemudian membelinya via online," ujarnya.

Berdasarkan data Beauty Market Survey (BMS) yang didapat dari sumber Nielsen dan Euro Monitor, nilai industri kosmetik nasional secara keseluruhan pada 2016 mencapai Rp36 triliun. Dari data tersebut produk skin care (perawatan kulit) menyumbang cukup besar, yakni sekitar 31,7%.

Sementara dari data Kementerian Perindustrian 2016, pertumbuhan pasar industri ini rata-rata mencapai 9,67% per tahun dalam enam tahun terakhir (2009-2015). Diperkirakan market size pasar kosmetik tahun ini sebesar Rp46,4 triliun.

Dengan jumlah tersebut, Indonesia merupakan potensial market bagi para pengusaha industri kecantikan baik dari luar maupun dalam negeri. Pertumbuhan bisnis kosmetik juga didorong para vlogger yang mengenalkan cara berkosmetik.

"Dari sisi produk, kami menyasar segmen menengah bawah. Harga produk kami paling mahal masih di bawah Rp300.000," imbuh Public Relation and Event Marketing PT Izone Indonusa, Marcellina Alodia.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1015 seconds (0.1#10.140)