Wells Fargo, Gaet Generasi Milenial dengan Pendekatan Digital
A
A
A
WELLS Fargo mengenalkan konsep bank digital kepada pelanggan baru pekan ini. Itu merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan dan pola pelanggan generasi milenial di zaman digital ini.
Dengan konsep itu juga, Wells Fargo ingin membangun hubungan dengan mereka. Program itu bernama Green house yang merupakan aplikasi bank untuk membantu pelanggan mengakses keuangan mereka dengan mudah. "Program itu akan diluncurkan pada semester pertama 2018," ujar Wakil Presiden Eksekutif Wells Fargo Avid Modjtabai, dilansir Reuters.
Greenhouse bisa diakses tanpa perlu pergi ke cabang Bank Wells Fargo. Aplikasi ini memudahkan aktivitas perbankan. Menurut Kepala Inovasi Wells Fargo Steve Ellis, banyak fitur pada Greenhouse seperti layanan manajemen tunai, melacak pengeluaran, dan mengatur transaksi keuangan dengan mudah.
Pada peluncurannya nanti, Greenhouse memang fokus untuk menggaet pelanggan baru. "Sebesar 80% interaksi dengan pelanggan adalah dengan sentuhan digital saat ini," ujar Ellis, dilansir Digiday.
Dia mengungkapkan apa yang dilakukan Wells Fargo adalah karena perubahan pola perilaku pelanggan yang sudah lekat dengan dunia digital. Dengan Greenhouse, Wells Fargo bergabung dengan bank lain yang menawarkan pengalaman bank digital dan aplikasi pengaturan keuangan personal. Itu menunjukkan manajemen keuangan personal menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam industri perbankan. Apalagi, bank kini juga berlomba untuk menggaet pelanggan milenial.
Sebelumnya, pada bulan lalu, JPMorgan Chase & Co juga meluncurkan produk bank digital yang hampir sama seperti Wells Fargo. Produk itu bernama Finn. Berbagai terobosan itu merupakan bentuk tekanan bank untuk menghadapi generasi milenial yang ingin menghemat waktu saat berurusan dengan bank dan faktor kepraktisan dengan sentuhan teknologi.
Inovasi dengan mendekatkan diri ke generasi milenial memang terus digalakan Wells Fargo. Hal itu ditekankan oleh Chief Executive Officer and President Wells Fargo Timothy J Sloan. Digital menjadi medan pertempuran bagi Wells Fargo untuk mempertahankan diri sebagai bank komersial yang memberikan kredit perumahan terbesar di Amerika Serikat (AS).
"Kami terus berinovasi, baik melalui teknologi dan karyawan yang bisa dipercaya untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan," ungkap Sloan.
Dia menegaskan, Wells Fargo akan menggunakan kekuatan teknologi, baik sekarang atau masa depan. "Kami ingin menghadirkan diri di tengah pelanggan, klien, dan mitra. Tim kami energik dan kami optimistis dengan masa depan," tuturnya.
Dengan dukungan bank digital, Sloan yakin fokus Wells Fargo untuk mempromosikan kepemilikan rumah di seluruh AS. "AS berada pada perubahan demografi bersejarah. Jutaan milienal akan memasuki masa untuk membeli rumah dalam beberapa dekade mendatang," ujarnya.
Menurut Sloan, perubahan demografi itu akan menjadi gelombang generasi terbesar pembeli rumah sejak Baby Boomers yang sudah memasuki usia 60-an, 70-an, dan 80-an. Kelompok pertama yang menjadi pembeli rumah pertama adalah minoritas Hispanik dan Afro-Amerika.
"Pelanggan tersebut menginginkan bank yang membantu mereka memahami opsi mereka, menjawab pertanyaan mereka, dan sesuai dengan kepemilikan rumah yang berkelanjutan. Wells Fargo harus menjadi bank pertama yang dipilih pembeli rumah, komunitas yang beragam, dan komunitas berpendapatan rendah serta menengah," papar Sloan.
Sloan menjelaskan Wells Fargo berkomitmen memberikan solusi berkelanjutan dalam kepemilikan rumah. Dengan visi strategis dengan memberi kan pelayanan dalam proses, produk, program, dan eksekusi kepada pelanggan. "Kami percaya kami akan menjadi bank yang memberikan kredit peru mahan terbesar di AS. Kami akan membantu lebih banyak warga AS untuk mendapatkan rumah," katanya, berjanji.
Wells Fargo merupakan bank internasional asal AS yang berpusat di San Francisco, California. Itu menjadi bank kedua terbesar di dunia dilihat dari kapitalisasi pasar dan bank ketiga terbesar di AS dilihat dari aset yang dimiliki. Bank yang berdiri pada 18 Maret 1852 itu beroperasi di 35 negara dan memiliki 70 juta pelanggan secara global.
Pada Februari 2014, Wells Fargo disebut sebagai bank dengan brand paling bernilai versi The Banker and Brand Finance. Pada 2016, Wells Fargo menduduki peringkat ketujuh Forbes Magazine Global 2000. Pada 2015, bank yang didirikan Henry Welss dan William Fargo itu menduduki peringkat 22 perusahaan paling diidamkan di dunia dan peringkat ketujuh sebagai perusahaan paling dihormati di dunia.
Dengan konsep itu juga, Wells Fargo ingin membangun hubungan dengan mereka. Program itu bernama Green house yang merupakan aplikasi bank untuk membantu pelanggan mengakses keuangan mereka dengan mudah. "Program itu akan diluncurkan pada semester pertama 2018," ujar Wakil Presiden Eksekutif Wells Fargo Avid Modjtabai, dilansir Reuters.
Greenhouse bisa diakses tanpa perlu pergi ke cabang Bank Wells Fargo. Aplikasi ini memudahkan aktivitas perbankan. Menurut Kepala Inovasi Wells Fargo Steve Ellis, banyak fitur pada Greenhouse seperti layanan manajemen tunai, melacak pengeluaran, dan mengatur transaksi keuangan dengan mudah.
Pada peluncurannya nanti, Greenhouse memang fokus untuk menggaet pelanggan baru. "Sebesar 80% interaksi dengan pelanggan adalah dengan sentuhan digital saat ini," ujar Ellis, dilansir Digiday.
Dia mengungkapkan apa yang dilakukan Wells Fargo adalah karena perubahan pola perilaku pelanggan yang sudah lekat dengan dunia digital. Dengan Greenhouse, Wells Fargo bergabung dengan bank lain yang menawarkan pengalaman bank digital dan aplikasi pengaturan keuangan personal. Itu menunjukkan manajemen keuangan personal menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam industri perbankan. Apalagi, bank kini juga berlomba untuk menggaet pelanggan milenial.
Sebelumnya, pada bulan lalu, JPMorgan Chase & Co juga meluncurkan produk bank digital yang hampir sama seperti Wells Fargo. Produk itu bernama Finn. Berbagai terobosan itu merupakan bentuk tekanan bank untuk menghadapi generasi milenial yang ingin menghemat waktu saat berurusan dengan bank dan faktor kepraktisan dengan sentuhan teknologi.
Inovasi dengan mendekatkan diri ke generasi milenial memang terus digalakan Wells Fargo. Hal itu ditekankan oleh Chief Executive Officer and President Wells Fargo Timothy J Sloan. Digital menjadi medan pertempuran bagi Wells Fargo untuk mempertahankan diri sebagai bank komersial yang memberikan kredit perumahan terbesar di Amerika Serikat (AS).
"Kami terus berinovasi, baik melalui teknologi dan karyawan yang bisa dipercaya untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan," ungkap Sloan.
Dia menegaskan, Wells Fargo akan menggunakan kekuatan teknologi, baik sekarang atau masa depan. "Kami ingin menghadirkan diri di tengah pelanggan, klien, dan mitra. Tim kami energik dan kami optimistis dengan masa depan," tuturnya.
Dengan dukungan bank digital, Sloan yakin fokus Wells Fargo untuk mempromosikan kepemilikan rumah di seluruh AS. "AS berada pada perubahan demografi bersejarah. Jutaan milienal akan memasuki masa untuk membeli rumah dalam beberapa dekade mendatang," ujarnya.
Menurut Sloan, perubahan demografi itu akan menjadi gelombang generasi terbesar pembeli rumah sejak Baby Boomers yang sudah memasuki usia 60-an, 70-an, dan 80-an. Kelompok pertama yang menjadi pembeli rumah pertama adalah minoritas Hispanik dan Afro-Amerika.
"Pelanggan tersebut menginginkan bank yang membantu mereka memahami opsi mereka, menjawab pertanyaan mereka, dan sesuai dengan kepemilikan rumah yang berkelanjutan. Wells Fargo harus menjadi bank pertama yang dipilih pembeli rumah, komunitas yang beragam, dan komunitas berpendapatan rendah serta menengah," papar Sloan.
Sloan menjelaskan Wells Fargo berkomitmen memberikan solusi berkelanjutan dalam kepemilikan rumah. Dengan visi strategis dengan memberi kan pelayanan dalam proses, produk, program, dan eksekusi kepada pelanggan. "Kami percaya kami akan menjadi bank yang memberikan kredit peru mahan terbesar di AS. Kami akan membantu lebih banyak warga AS untuk mendapatkan rumah," katanya, berjanji.
Wells Fargo merupakan bank internasional asal AS yang berpusat di San Francisco, California. Itu menjadi bank kedua terbesar di dunia dilihat dari kapitalisasi pasar dan bank ketiga terbesar di AS dilihat dari aset yang dimiliki. Bank yang berdiri pada 18 Maret 1852 itu beroperasi di 35 negara dan memiliki 70 juta pelanggan secara global.
Pada Februari 2014, Wells Fargo disebut sebagai bank dengan brand paling bernilai versi The Banker and Brand Finance. Pada 2016, Wells Fargo menduduki peringkat ketujuh Forbes Magazine Global 2000. Pada 2015, bank yang didirikan Henry Welss dan William Fargo itu menduduki peringkat 22 perusahaan paling diidamkan di dunia dan peringkat ketujuh sebagai perusahaan paling dihormati di dunia.
(amm)