Harga Listrik dari Arus Laut Diyakini Akan Semakin Terjangkau
A
A
A
JAKARTA - Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meyakini harga listrik yang bersumber dari arus laut cukup kompetitif dan terjangkau bagi masyarakat.
Hal itu terungkap saat delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Dirjen EBTKE Rida Mulyana melakukan kunjungan lapangan ke salah satu perusahaan yang mengembangkan energi arus laut, yaitu Naval Energies, di Cherbourg, Prancis.
Dengan menggunakan Open-Hydro Open-Centre Turbine yang memiliki diameter 16 meter dan kecepatan arus sebesar 2-5 meter per detik, teknologi yang disusung perusahaan Prancis itu dapat membangkitkan listrik sebesar 2 megawatt (MW). Dalam pengembangannya, turbin dapat dirangkai secara seri untuk mendapatkan kapasitas yang optimal.
"Energi arus laut yang dikembangkan oleh Naval Energies memiliki teknologi turbin sederhana, yaitu hanya memiliki satu bagian yang bergerak menggunakan air laut sebagai pelumas. Dengan teknologi ini, biaya operasi dan pemeliharaan lebih rendah jika dibandingkan menggunakan teknologi propeller," ungkap Rida dalam keterangan tertulis, Jumat (10/11/2017).
Rida menegaskan, pengembangan energi baru terbarukan (EBT) menjadi fokus Pemerintah. Namun, imbuh dia, harga yang kompetitif juga menjadi hal penting agar tarif listrik yang dihasilkan terjangkau bagi masyarakat.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia mempunyai topografi yang ideal untuk mengembangkan energi dari arus laut. Selat antara dua pulau menghasilkan potensi energi yang cukup besar.
PT Arus Indonesia Raya (AIR), perusahaan yang memiliki kerja sama dengan Naval Energies dalam mengembangkan industri turbin arus laut, telah melakukan studi di beberapa lokasi di Indonesia. Terdapat beberapa wilayah yang cocok apabila dikembangkan pembangkit listrik tenaga arus laut (PLTAL).
Dari hasil studi yang dilakukan di 10 titik lokasi, diperoleh potensi listrik yang dapat dihasilkan dari arus laut Indonesia mencapai hampir sebesar 1,4 gigawatt (GW).
Karena itu, kata Rida, pengembangan energi arus laut dapat menjadi salah satu pilihan dalam mencapai target bauran dari energi terbarukan sebesar 23% ditahun 2025.
Hal itu terungkap saat delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Dirjen EBTKE Rida Mulyana melakukan kunjungan lapangan ke salah satu perusahaan yang mengembangkan energi arus laut, yaitu Naval Energies, di Cherbourg, Prancis.
Dengan menggunakan Open-Hydro Open-Centre Turbine yang memiliki diameter 16 meter dan kecepatan arus sebesar 2-5 meter per detik, teknologi yang disusung perusahaan Prancis itu dapat membangkitkan listrik sebesar 2 megawatt (MW). Dalam pengembangannya, turbin dapat dirangkai secara seri untuk mendapatkan kapasitas yang optimal.
"Energi arus laut yang dikembangkan oleh Naval Energies memiliki teknologi turbin sederhana, yaitu hanya memiliki satu bagian yang bergerak menggunakan air laut sebagai pelumas. Dengan teknologi ini, biaya operasi dan pemeliharaan lebih rendah jika dibandingkan menggunakan teknologi propeller," ungkap Rida dalam keterangan tertulis, Jumat (10/11/2017).
Rida menegaskan, pengembangan energi baru terbarukan (EBT) menjadi fokus Pemerintah. Namun, imbuh dia, harga yang kompetitif juga menjadi hal penting agar tarif listrik yang dihasilkan terjangkau bagi masyarakat.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia mempunyai topografi yang ideal untuk mengembangkan energi dari arus laut. Selat antara dua pulau menghasilkan potensi energi yang cukup besar.
PT Arus Indonesia Raya (AIR), perusahaan yang memiliki kerja sama dengan Naval Energies dalam mengembangkan industri turbin arus laut, telah melakukan studi di beberapa lokasi di Indonesia. Terdapat beberapa wilayah yang cocok apabila dikembangkan pembangkit listrik tenaga arus laut (PLTAL).
Dari hasil studi yang dilakukan di 10 titik lokasi, diperoleh potensi listrik yang dapat dihasilkan dari arus laut Indonesia mencapai hampir sebesar 1,4 gigawatt (GW).
Karena itu, kata Rida, pengembangan energi arus laut dapat menjadi salah satu pilihan dalam mencapai target bauran dari energi terbarukan sebesar 23% ditahun 2025.
(fjo)