Wujudkan Pangan B2SA, Kementan Galakkan Pertanian di Perkotaan

Rabu, 15 November 2017 - 10:35 WIB
Wujudkan Pangan B2SA,...
Wujudkan Pangan B2SA, Kementan Galakkan Pertanian di Perkotaan
A A A
BOGOR - Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) mendukung masyarakat yang ingin mengembangan pertanian di perkotaan karena banyak membawa manfaat.

"Kami sangat senang dan mendukung jika ada masyarakat yang ingin megembangkan pertanian di perkotaan," kata Kepala Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, Tri Agustin Satriani mewakili BKP Kementan saat keynote speaker dalam acara 3th Symposium for Sustainable Development yang diselenggarakan Departemen Landskap Institut Pertanian Bogor (IPB) di IICC Bogor, kemarin.

Menurutnya, pertanian perkotaan atau urban farming merupakan kegiatan sangat positif dan membawa banyak manfaat bagi ibu-ibu dalam mendekatkan pangan terhadap keluarga sekaligus memenuhi kebutuhan konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman (B2SA).

"Pemerintah sangat mendukung kegiatan seperti ini, sehingga dapat mewujudkan generasi yang sehat dan produktif," tegasnya.

Dalam mengoptimalkan lahan pekarangan, BKP telah melakukan program aksi pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) sejak 2009. Dalam program ini pemerintah memberikan bantuan dan pembinaan kepada kelompok masyarakat khususnya kelompok wanita tani dan dasa wisma untuk mengoptimalkan manfaat pekarangan sebagai sumber pangan dan gizi keluarga.

Bantuan diberikan dalam bentuk kebun bibit dan demplot, sehingga diharapkan keberadaan KRPL bisa berkelanjutan. "Kami juga memberi bantuan kepada sekolah dasar (SD) untuk membangun kebun bibit dan pekarangan, agar anak dapat belajar untuk mencintai pertanian dan meningkatkan pengetahuan akan konsumsi pangan lokal," Ujar Tri.

Symposium yang dihadiri Afra DN Makalew ini merupakan acara ketiga yang diselenggarakan oleh Departemen Landskap IPB. Selain dark Indonesia, juga hadir pembicara dari Jepang, Jerman, dan Belanda. Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat dirumuskan model pemanfaatan pekarangan optimal dan berkelanjutan, sehingga dapat diadopsi di Indonesia.

Sementara, optimalisasi pemanfaatan pekarangan dan diversifikasi konsumsi pangan, kedepannya akan dikembangkan kepada kelompok masyarakat yang lebih besar, seperti pondok pesantren maupun lembaga keagamaan lainnya.

Diharapkan model urban farming dapat dikembangkan oleh generasi muda. Sehingga menjadi gaya hidup sebagaimana adanya tren urbanisasi atau perpindahan masyarakat dari desa ke perkotaan.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0827 seconds (0.1#10.140)