Kementan Ajak Petani dan Penyuluh Manfaatkan Bahan Organik

Jum'at, 01 Mei 2020 - 15:06 WIB
loading...
Kementan Ajak Petani dan Penyuluh Manfaatkan Bahan Organik
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi. Foto/Dok.
A A A
JAKARTA - Kementerian Pertanian mengajak para petani dan penyuluh untuk tetap meningkatkan produktivitas pertanian selama masa pandemi Covid-19. Caranya, dengan memanfaatkan bahan organik yang ada di sekitar kita. Bahan organik tersebut bisa dijadikan kompos.

Ajakan disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, dalam teleconference Mentan Sapa Petani dan Penyuluh "Kompos Tingkatkan Produktivitas Pertanian", Kamis (30/4/2020). Kegiatan secara online ini, diikuti ratusan petani dan penyuluh dari berbagai daerah di Indonesia.

"Yuk kita manfaatkan bahan organik yang ada disekitar kita, buat kompos dari bahan organik itu dan kembalikan lagi ke lahan. Baik di desa maupun di perkotaan, bisa memanfaatkan bahan organik. Jangan bakar jerami, jangan biarkan begitu saja sisa bahan organik. Karena bahan organik bisa meningkatkan produktivitas tanah," papar Dedi Nursyamsi di Jakarta, Jumat (1/5/2020).

Menurutnya kompos sangat bermanfaat, karena didalamnya memiliki kandungan yang dibutuhkan tanah. Petani bersama penyuluh harus bisa buat kompos sendiri dengan bahan baku dari tanahnya sendiri. Sebab, kunci peningkatan produktivitas adalah kompos. Oleh karena itu, kompos harus jadi bagian dari petani.

Namun, Dedi mengingatkan jika pemberian kompos yang diberikan di lahan sawah harus sudah matang, harus sudah terdekomposisi.

"Intinya, yang paling penting gunakan limbah organik dan limbah pertanian di lokasi pertanian masing-masing. Misalnya habis panen padi, biarkan jeraminya jangan diangkat, bikin kompos disitu. Tentu harus dipakai semaksimal mungkin semua sisa hasil panen gunakan, kalau ada rumput-rumputan manfaatkan 100%," urainya.

Dedi menjelaskan, dalam masa pandemi Covid-19 ini, petani dan penyuluh harus tetap semangat. Karena semangat adalah modal yang paling besar.

"Penyuluh harus tetap berjuang untuk meningkatkan pertanian. Yang penting kita harus mengganti metodenya. Kita bisa terapkan penyuluhan seperti ini, khususnya buat petani yang melek teknologi," tuturnya.

Dedi mengatakan, video yang diputar saat teleconference bisa di-download dan bisa diputar setiap saat. Penyuluh pun bisa memanfaatkan dan bisa dipraktikkan bersama petani, bisa langsung diaplikasikan. Sehingga produktivitas petani meningkat dengan kompos yang disampaikan.

Diakuinya, ada tantangan yang harus ditemui penyuluh. Khususnya, penyuluh di kawasan Papua, Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatra. Penyuluh harus menempuh waktu berjam-jam untuk pindah dari satu desa ke desa lain.

"Keluhan itu sudah kita dengar. Apalagi saat pandemi seperti ini, ada aturan yang harus kita ikuti. Tapi, aktivitas pertanian harus jalan terus. Petani harus turun ke sawah, turun ke kebun. Penyuluh juga harus dampingi petani ke sawah, ke kebun. Pertanian tidak boleh berhenti, pertanian tidak boleh bersoal. Selama ada kehidupan, pertanian harus terus berjalan meski dalam kondisi sulit," katanya.
(bon)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1632 seconds (0.1#10.140)