Pelemahan Rupiah Diprediksi Tak Berlangsung Lama
A
A
A
JAKARTA - Pergerakan rupiah yang melemah diharapkan tidak membuka peluang pelemahan lanjutan. Di mana, kondisi tersebut hanya sentimen sesaat.
"Diperkirakan rupiah masih akan bergerak variatif. Adanya hasil dari RDG BI yang dirilis setelah jam perdagangan di mana BI masih tetap mempertahankan suku bunga diharapkan dapat menjadi sentimen positif untuk dapat membuat rupiah kembali naik," ujar Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Jumat (17/11/2017).
Reza memperkirakan, rupiah akan bergerak pada kisaran level support Rp13.553/USD dan resisten Rp13.522/USD. Sementara, pergerakan laju rupiah kemarin tampaknya tidak berjalan sesuai skenario di mana di akhir sesi kembali berbalik melemah.
Penantian akan rilis RDG-BI membuat pelaku pasar cenderung menjauhi pasar untuk sementara sambil mencermati sentimen yang ada. Di sisi lain, pelemahan rupiah terjadi di tengah pergerakan USD yang juga berbalik melemah setelah pelaku pasar kembali bereaksi negatif karena ketidakjelasan program reformasi perpajakan AS.
"Bahkan naiknya inflasi dan penjualan ritel di atas estimasi belum cukup kuat mengangkat USD. Sementara itu, dari sisi rupiah dimana kondisi pelemahan USD tidak cukup kuat mengangkat rupiah. Berita terkait penyederhanaan tarif listrik yang mendapat pro kontra turut memengaruhi laju rupiah," tuturnya.
"Diperkirakan rupiah masih akan bergerak variatif. Adanya hasil dari RDG BI yang dirilis setelah jam perdagangan di mana BI masih tetap mempertahankan suku bunga diharapkan dapat menjadi sentimen positif untuk dapat membuat rupiah kembali naik," ujar Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Jumat (17/11/2017).
Reza memperkirakan, rupiah akan bergerak pada kisaran level support Rp13.553/USD dan resisten Rp13.522/USD. Sementara, pergerakan laju rupiah kemarin tampaknya tidak berjalan sesuai skenario di mana di akhir sesi kembali berbalik melemah.
Penantian akan rilis RDG-BI membuat pelaku pasar cenderung menjauhi pasar untuk sementara sambil mencermati sentimen yang ada. Di sisi lain, pelemahan rupiah terjadi di tengah pergerakan USD yang juga berbalik melemah setelah pelaku pasar kembali bereaksi negatif karena ketidakjelasan program reformasi perpajakan AS.
"Bahkan naiknya inflasi dan penjualan ritel di atas estimasi belum cukup kuat mengangkat USD. Sementara itu, dari sisi rupiah dimana kondisi pelemahan USD tidak cukup kuat mengangkat rupiah. Berita terkait penyederhanaan tarif listrik yang mendapat pro kontra turut memengaruhi laju rupiah," tuturnya.
(izz)