Ekonom: Inflasi Rendah Jadi Sinyal Dorong Daya Beli

Selasa, 21 November 2017 - 19:32 WIB
Ekonom: Inflasi Rendah...
Ekonom: Inflasi Rendah Jadi Sinyal Dorong Daya Beli
A A A
JAKARTA - Inflasi 2017 diperkirakan akan bias ke bawah dari target Bank Indonesia (BI) sebesar 4%, maka pemerintah harus memanfaatkan angka inflasi yang rendah untuk mendorong daya beli. Ekonom Bank Bukopin Sunarsip mengatakan, inflasi diperkirakan akan berada pada sekitar 3,3%-3,5%.

"Penurunan inflasi tersebut terutama disumbangkan oleh volatile food yang bergerak stabil ke bawah," katanya saat dihubungi di Jakarta, Selasa (21/11/2017).

Peluang kenaikan inflasi masih ada terutama disumbangkan oleh kenaikan tarif angkutan udara, karena kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Namun, kenaikan inflasi dari sisi tarif tersebut tidak terlalu besar dampaknya bagi inflasi secara umum.

Penurunan inflasi ini sebenarnya justru menjadi indikasi bahwa ada indikasi turunnya belanja masyarakat, yang disebabkan oleh demand yang melemah.

"Semestinya inflasi yang lebih rendah ini menjadi sinyal bagi pemerintah untuk lebih mendorong sisi daya beli masyarakat agar konsumsi mereka lebih meningkat," imbuh dia.

BI juga memperkirakan, inflasi hingga akhir 2017 akan tetap rendah yaitu sebesar 3,0%-3,5%. Angka tersebut berada dalam batas bawah kisaran sasaran BI sebesar 4% plus minus 1%.

Gubernur BI Agus DW Martowardojo mengatakan, pergerakan inflasi yang semakin menurun, disebabkan karena rendahnya inflasi inti (core inflation), rendahnya tekanan dari barang impor dan juga permintaan domestik.

Selain itu, inflasi yang rendah ini karena komoditas pangan bergejolak atau volatile food yang juga rendah hingga akhir tahun.

"Inflasi volatile food tercatat rendah, didukung oleh perbaikan sisi pasokan dan dampak positif berbagai kebijakan pemerintah," kata Agus.

Sementara itu, inflasi administered prices juga tetap terkendali. Ke depan, BI akan terus memperkuat koordinasi kebijakan bersama pemerintah pusat dan daerah dalam rangka pengendalian inflasi agar tetap berada dalam kisaran sasaran 3,5% plus minus 1% pada 2018.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6600 seconds (0.1#10.140)