Kontribusi Ekonomi Kreatif ke PDB 2017 Diprediksi Rp990,4 Triliun

Selasa, 28 November 2017 - 20:19 WIB
Kontribusi Ekonomi Kreatif ke PDB 2017 Diprediksi Rp990,4 Triliun
Kontribusi Ekonomi Kreatif ke PDB 2017 Diprediksi Rp990,4 Triliun
A A A
JAKARTA - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) mencatat, terjadi kenaikan kontribusi ekonomi kreatif terhadap total produk domestik bruto (PDB) Indonesia dalam tiga tahun terakhir.

Kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB di tahun 2017 diprediksi mencapai Rp990,4 triliun, naik dari 2016 sebesar Rp894,6 triliun, dan dari Rp852 triliun di 2015.

Wakil Kepala Bekraf Ricky Joseph Pesik optimistis ekonomi kreatif dapat menjadi poros ekonomi terbaru Indonesia di masa datang. Lapangan kerja yang diciptakan sektor ekonomi ini mampu menyediakan pekerjaan untuk 16,4 juta orang di 2017, yang mengalami kenaikan dari 16,2 juta di 2016, dan 16,96 juta pekerja di 2015.

“Contoh terbaik dari kekuatan ekonomi kreatif Indonesia ialah saat novel Andrea Hirata yang sangat laris sehingga dibikin film dan akhirnya menghidupkan perekonomian di Belitung. Kami ingin mendorong nilai tambah selain kreativitas sehingga menghasilkan multiplier effect yang besar untuk masyarakat,” ujar Ricky di Jakarta, Selasa (28/11/2017).

Menurut hasil riset gabungan yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bekraf pada 2015, sektor ini menyerap 15,9% tenaga kerja dan menyumbangkan nilai ekspor sebesar USD19,4 miliar.
Untuk mengembangkan potensi ekonomi kreatif, Bekraf merangkul 16 sub-sektor usaha kreatif dalam arah kebijakan ekonomi kreatif yang terdiri dari kreasi, produksi, distribusi, konsumsi, dan konservasi untuk menciptkan ekosistem yang baik di masa depan.

Di bagian lain, Deputi Akses Permodalan Bekraf Fadjar Hutomo mengatakan, pihaknya berhasil menyalurkan Rp4,2 triliun atau 859,53% di atas target untuk penyaluran modal dari perbankan kepada 2.600 orang pelaku ekonomi kreatif. Jumlah itu tumbuh hingga 130% dibandingkan tahun sebelumnya.

Sebagai pihak yang mempertemukan pemilik dana dengan pelaku usaha ekonomi kreatif, sambung dia, pihaknya juga berhasil mempertemukan modal Rp96,75 miliar dari sumber nonbank ke 1.092 orang pelaku ekonomi kreatif.

“Permodalan dari bank tahun 2016 mencapai Rp4,2 triliun dari bank konvensional, dan Rp77,2 miliar dari perbankan syariah. Aktivitas permodalan berhasil meningkat untuk pelaku ekonomi kreatif,” ujar Fadjar.

Sementara, Direktur Perencanaan & Operasional BNI Bob Tyasika Ananta mengatakan perbankan membutuhkan skema permodalan yang sesuai untuk mendorong penyaluran kredit untuk industri kreatif. Dia beralasan, meski ingin memperbesar porsi kredit ke industri kreatif, bank harus menjaga keamanan bisnisnya.

Terkait dengan itu, dia menilai intervensi pemerintah dibutuhkan sehingga perbankan lebih percaya diri untuk membiayai industri kreatif. “Kami baru fokus di subsektor kuliner, fashion, dan digital. Bank coba cari bentuk optimal, dan harus dilihat peluang. Kami akan masuk dengan selektif,” ujar Bob.

Sementara, Bank BRI mengabarkan telah memperluas kerja sama dengan salah satu pelaku e-commerce terkemuka di Indonesia, yakni Bukalapak.com. Dalam kerja sama tersebut, Bank BRI berkomitmen menyediakan fasilitas perbankan kepada Bukalapak yang meliputi layanan BRIVA online, layanan CMS payment priority, layanan E-pay, layanan WS Overbooking dan notifikasi serta jasa perbankan lainnya.

BRIVA adalah virtual account BRI yang dapat digunakan oleh pelanggan untuk melakukan transaksi pembayaran melalui seluruh jaringan BRI dan ATM Bank lain, sedangkan E-pay adalah salah satu sarana pembayaran belanja pembayaran online yang praktis dan aman menggunakan internet banking BRI.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6021 seconds (0.1#10.140)