Menggunakan Gas Bumi Pilihan Cerdas

Kamis, 30 November 2017 - 23:49 WIB
Menggunakan Gas Bumi Pilihan Cerdas
Menggunakan Gas Bumi Pilihan Cerdas
A A A
JAKARTA - Kebutuhan energi nasional terus meningkat setiap tahun. Kebutuhan energi tersebut harus terpenuhi dengan cara yang menjamin ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan energi. Sehingga strategi energi nasional berupa bauran energi dinilai menjadi pendekatan yang tepat. Salah satunya, mencapai postur bauran energi yang ideal bagi Indonesia dengan meningkatkan pemakaian gas bumi domestik sampai dengan berkontribusi 23% dari seluruh pasokan energi Indonesia di 2025.

Karena itu, masyarakat diharapkan mulai beralih ke gas bumi untuk memenuhi kebutuhan energinya. Selain lebih ramah lingkungan, gas bumi juga lebih murah dibandingkan LPG (liquified petroleum gas) atau yang biasa disebut dengan elpiji. "Menggunakan gas bumi merupakan pilihan cerdas. Karena harganya murah dan gas bumi berlimpah di negeri ini," tegas pengamat ekonomi dan energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi saat dihubungi SINDOnews, Kamis (30/11/2017).

Dia mengatakan, selain jumlah cadangan gas bumi yang berlimpah, peningkatan penggunaan gas bumi dalam bentuk liquified natural gas (LNG) maupun compressed natural gas (CNG) akan membantu pemerintah dalam mengurangi subsidi elpiji. "Elpiji mayoritas masih impor, sementara gas bumi dari dalam negeri. Karena itu, pemerintah harus mendorong penggunaan gas bumi di dalam negeri dengan membuat kebijakan baru untuk mengurangi ekspor gas," tegas Fahmy.

Dari data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) hingga Juli 2017, penggunaan gas tercatat LPG Domestik (2,16%), LNG Domestik (5,54%), LNG Ekspor (29,52%), Ekspor Gas Pipa (11,88%), BBG Transportasi (0,06%) dan City Gas (0,04%).

Fahmy mengungkapkan, dengan pengoptimalan penggunaan gas bumi di dalam negeri dan mengurangi ekspor, maka masyarakat akan memperoleh harga energi yang murah, sehingga beban hidup masyarakat bisa berkurang. "Apalagi untuk kebutuhan rumah tangga, tentu akan mengurangi biaya masyarakat. Ditambah lagi jaminan pasokan, karena gas kita berlimpah," tegasnya.

Dari catatan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) harga gas alam yang diatur BPH Migas untuk wilayah Jakarta, rentangnya mulai dari Rp2.618 sampai Rp3.010 per meter kubik (m3), tergantung kriteria rumah tangga.

Sebagai contoh, apabila rumah tangga mengkonsumsi elpiji 12 kilogram (kg) per bulan, dengan nilai kalori total 134.400 Kkal dibandingkan dengan menggunakan gas alam yang memiliki nilai kalori 9.424 kkal/m3, kebutuhan gas hanya sekitar 15 m3 per bulan. Dengan harga Rp3.010 per m3, maka biaya yang dibutuhkan hanya Rp45.150 ribu. Sedangkan harga elpiji di DKI Jakarta mencapai Rp139 ribu untuk tabung 12 kilogram.

Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (IRESS), Marwan Batubara mengungkapkan, penggunaan gas alam memang lebih murah dibandingkan dengan elpiji. Namun yang juga perlu diperhatikan adalah masalah infrastrukturnya. "Bagaimana agar gas yang murah itu bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat," ujarnya.

Marwan menilai, untuk membangun infrastruktur gas, biaya yang dibutuhkan sangat besar. Sehingga, butuh peran pemerintah untuk menyiapkan anggaran pembangunan infrastruktur pipa gas yang bisa di akses oleh masyarakat. "Perlu anggaran lebih besar di APBN untuk membangun infrastruktur gas tersebut," katanya.

Hal senada diungkapkan oleh Wakil Ketua Komisi VI DPR, Azam Azman Natawijana, penggunaan gas bumi harus didukung oleh ketersediaan infrastruktur dan kemudahan akses oleh masyarakat. "Jangan sampai masyarakat malah kesulitan untuk mendapatkan gas jika sudah beralih dari elpiji ke gas bumi," katanya saat dihubungi SINDOnews.

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sendiri menegaskan akan menggiatkan penggunaan Compressed Natural Gas (CNG) oleh masyarakat. CNG tersebut akan dikemas dalam tabung sehingga bisa dikonsumsi oleh sektor usaha kecil dan rumah tangga. Pada tahap awal, PGN akan fokus pada sektor komersial seperti hotel, restoran, dan Usaha Kecil Menengah (UKM).

Melalui anak usahanya, PT Gagas Energi Indonesia, PGN memasarkan Gaslink, gas bumi diproses menjadi Compressed Natural Gas (CNG) yang bisa didistribusikan melalui kemasan tanpa lewat jaringan pipa gas. Langkah ini sebagai upaya PGN menjangkau wilayah-wilayah yang belum dilayani oleh infrastruktur pipa gas bumi.

Selain Gaslink, PGN Gagas Energi juga memasarkan Gasku yang menyediakan pasokan Bahan Bakar Gas (BBG) baik di SPBG maupun dengan Mobile Refueling Unit (MRU) hingga penyediaan converter kit untuk kendaraan bermotor.

Direktur Utama PGN Jobi Triananda Hasjim memaparkan, dengan konsep 360 degree solution, PGN dapat memberikan layanan dari hulu hingga hilir, mampu menyediakan solusi penyediaan energi mulai dari tenaga listrik, peralatan gas bumi, operasi dan pemeliharaan sistem pemanfaatan gas bumi melalui pipa gas, LNG, dan CNG.

Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN, Dilo Seno Widagdo mengatakan, pihaknya selalu berkomitmen menyalurkan energi baik kepada masyarakat. Apalagi kebutuhan gas di dalam negeri sebenarnya bisa dilakukan dengan memanfaatkan gas bumi yang ada di dalam negeri.

"Sayang sekali gas bumi kita jika diekspor murah, sementara untuk dalam negeri kita beli yang mahal. Dari 150 ribu pelanggan rumah tangga PGN dan 250 ribu pelanggan rumah tangga (jaringan gas) dari pemerintah, hasil survei kami, mereka tidak mau lagi kembali menggunakan elpiji," katanya.

Ahmad Soemawisastra, salah satu penghuni perumahan Bukit Cimanggu City mengungkapkan, dirinya berkeinginan untuk menggunakan gas bumi sebagai pengganti elpiji. "Saya sudah melihat saudara saya yang memiliki akses infrastruktur gas bumi. Ternyata biayanya murah, lebih hemat. Lagi pula mengurangi risiko tabung yang meledak tiba-tiba," ungkapnya kepada SINDOnews.

Sayangnya, lanjut dia, di kawasan perumahan yang ditinggalinya, infrastruktur pipa gas masih belum ada. "Saya dengar ada yang dikemas dalam tabung, tapi untuk medapat tabungnya masih belum tahu lokasi yang menyediakannya," sebutnya.

Murahnya gas bumi tersebut diakui oleh Division Head of Corporate Communication PGN, Desy Anggia. Dengan beralih ke gas bumi PGN, industri misalnya, dapat menekan biaya produksinya hingga 40% dari penghematan konsumsi bahan bakar.

Contohnya PT Fajar Surya Tridasa di Bekasi. Pabrik kertas ini memilih beralih dari bahan bakar elpiji ke gas bumi PGN pada pertengahan tahun lalu karena harganya lebih murah. "Dengan beralih ke gas bumi PGN, produsen kertas ini bisa efisien sekitar 40% dibanding sebelumnya menggunakan elpiji," kata Desy.

Keuntungan lain menggunakan gas bumi PGN, kata dia, adalah adanya beragam penyaluran gas. Tidak lagi terbatas pada penyaluran melalui pipa saja, melainkan pemanfaatan gas dengan metode lain seperti CNG.

Menurut Desy, PGN berupaya untuk terus melahirkan inovasi baru yang dapat menunjang kebutuhan konsumen pelanggan gas. Salah satu terobosan itu dengan meluncurkan aplikasi PGN Mobile. PGN Mobile adalah aplikasi yang memudahkan pelanggan dalam menggunakan gas bumi dalam kebutuhan sehari-hari.

Dengan aplikasi ini, konsumen dapat mengakses informasi seputar tagihan pemakaian gas. Seluruh pelanggan PGN dapat memanfaatkan aplikasi ini karena akan memudahkan pelanggan dalam mendapatkan informasi seputar PGN termasuk untuk calon pelanggan yang berminat untuk berlangganan gas PGN.

Tidak hanya itu, pelanggan bisa mendapat informasi produk PGN yang lain. PGN Mobile juga membantu pengguna mengetahui titik-titik lokasi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas Bumi (SPBG) yang tersedia. Manfaat lain aplikasi ini adalah bagi masyarakat yang belum menggunakan layanan gas bumi bisa mendaftar menjadi pelanggan baru.

Caranya, calon pelanggan yang berminat berlangganan layanan gas bumi dapat mengisi formulir yang tersedia dalam aplikasi tersebut. Sebelumnya aplikasi bisa terlebih dulu diunduh di Google Play Store untuk pengguna Android dan App Store bagi konsumen pengguna IOS.

"PGN Mobile merupakan bagian dari tema besar layanan PGN yaitu PGN 360 degree Integrated Solution. Tema besar layanan PGN ini mengusung konsep pemberian solusi terintegrasi untuk memberikan layanan yang menyeluruh dan mengerti Pelanggan, dengan segala keunikan dan kemampuan PGN," tuturnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4084 seconds (0.1#10.140)