Harga Minyak Dunia Jatuh Seiring Penambahan Rig Pengeboran AS

Senin, 04 Desember 2017 - 09:25 WIB
Harga Minyak Dunia Jatuh...
Harga Minyak Dunia Jatuh Seiring Penambahan Rig Pengeboran AS
A A A
TOKYO - Harga minyak mentah dunia jatuh pada awal perdagangan hari ini, Senin (4/12/2017), ketika pekan lalu jumlah anjungan pengeboran (rig) Amerika Serikat (AS) bertambah. Namun penurunan harga tidak terlalu jauh dari posisi tertinggi sejak pertengahan 2015, ketika mendapatkan dukungan dari ekstensi pemangkasan produksi yang disepakati oleh OPEC dan produsen utama lainnya belum lama ini.

Seperti dilansir Reuters, pengeboran di Amerika Serikat bertambah dua rig hingga tanggal 1 Desember, hingga total berjumlah mencapai 749 atau menjadi yang tertinggi sejak September. Hal ini disampaikan oleh perusahaan pelayanan energi Baker Hughes dalam sebuah laporan resminya.

Harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) turun mencapai 21 sen atau 0,3% menjadi USD58,15 per barel pada pukul 01.12 GMT. Sementara harga minyak mentah berjangka Brent lebih rendah 22 sen atau setara dengan 0,4% ke posisi USD63,51 per barel.

Tercatat rig AS telah meningkat tajam dari hanya 477 rig yang aktif tahun lalu, setelah perusahaan mendorong rencana peningkatan ekspor di 2017. Kini jumlah pengeboran terus semakin bertambah di tengah pulihnya harga minyak mentah saat Organisasi Negara-negara Pengekspor minyak (OPEC) dan beberapa negara produsen minyak non-OPEC termasuk Rusia setuju untuk pemotongan produksi tahun lalu.

Pada tengah pekan kemarin, produsen setuju untuk memperpanjang batas waktu pemangkasan produksi minyak, ketika sebelummnya hanya sampai Marek tahun depan. Namun OPEC dan anggota ditambah produsen utama lainnya setuju untuk meneruskan kebijkan pengurangan produksi hingga akhir tahun 2018.

Gerakan yang dipimpin OPEC tersebut telah menahan produksi sekitar 1,8 juta barel per hari (bpd). Perjanjian terbaru memungkinkan produsen untuk keluar dari kesepakatan awal jika pasar terlalu terbebani. Para pejabat Rusia telah menyatakan keprihatinan bahwa memperluas pemotongan output mungkin mendorong perusahaan-perusahaan AS untuk memompa lebih banyak minyak mentah.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7427 seconds (0.1#10.140)