Profesi Akuntan Hadapi Tantangan Berat
A
A
A
SEMARANG - Profesi akuntan memiliki tantangan yang berat, dalam kiprahnya sebagai penjaga integritas pembangunan ekonomi berkelanjutan di Indonesia. Ketua Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Wilayah Jawa Tengah Tarmizi Ahmad mengatakan, akuntan menghadapi tantangan seiring kemajuan zaman.
Jika semula hanya berkutat dengan pemikiran mikro dan mengurusi laporan keuangan saja, maka menurut Tarmizi harus lebih maju dari hal itu. Lantaran dunia sudah berubah sekarang. Dengan perubahan zaman yang berkembang pesat, seorang profesi akuntan harus menjadi profesi terdepan dalam menghadapi dunia bisnis.
Pemikiran akutan yang dulunya mikro, terang dia sekarang harus makro. "Masa depan dunia yang didukung perkembangan teknologi secara dinamis, telah memperbarui fungsi bisnis dan model operasional ke level yang tidak pernah diduga akan terjadi seperti sekarang," katanya di Semarang, Selasa (12/12/2017).
Dia menambahkan oleh karena itu dalam rangka memperingati HUT IAI ke 60 pihaknya mengajak para akuntan untuk mampu menciptakan produk informasi secara kompeten, relevan, reliabel, dan akuntabel. Dicontohkan, bagaimana sebuah perusahaan kecil yang belum Go-publik di dorong berkembang kemudian membantu perusahaan yang sudah 'go public' menciptakan standar-standar sesuai internasional.
Sementara itu Wakil Ketua Panitia Peringatan 60 Tahun IAI Hendri Santosa mengutarakan, dalam rangka memperingati HUT ke 60 IAI pihaknya akan menggelar serangkain kegiatan untuk meningkatkan kompetensi para akuntan. Salah satunya adalah dengan menggelar seminar internasional bertema "Toward 2030: Transforming Role of Professional Accountants in The New Economic Order".
Wakil Presiden RI M Jusuf Kalla dijadwalkan menghadiri rangkaian peringatan 60 tahun IAI di Kota Semarang yang akan digelar 14-15 Desember 2017 itu. Hadir pula Presiden International Federation of Accountants (IFAC) Rachel Grimmes.
"Selain itu diselenggarakan pula workshop pengembangan kurikulum akuntansi, simposium nasional akuntansi (SAN), akuntan mengajar di SMK, dan akuntan sahabat UMKM," tambahnya.
Jika semula hanya berkutat dengan pemikiran mikro dan mengurusi laporan keuangan saja, maka menurut Tarmizi harus lebih maju dari hal itu. Lantaran dunia sudah berubah sekarang. Dengan perubahan zaman yang berkembang pesat, seorang profesi akuntan harus menjadi profesi terdepan dalam menghadapi dunia bisnis.
Pemikiran akutan yang dulunya mikro, terang dia sekarang harus makro. "Masa depan dunia yang didukung perkembangan teknologi secara dinamis, telah memperbarui fungsi bisnis dan model operasional ke level yang tidak pernah diduga akan terjadi seperti sekarang," katanya di Semarang, Selasa (12/12/2017).
Dia menambahkan oleh karena itu dalam rangka memperingati HUT IAI ke 60 pihaknya mengajak para akuntan untuk mampu menciptakan produk informasi secara kompeten, relevan, reliabel, dan akuntabel. Dicontohkan, bagaimana sebuah perusahaan kecil yang belum Go-publik di dorong berkembang kemudian membantu perusahaan yang sudah 'go public' menciptakan standar-standar sesuai internasional.
Sementara itu Wakil Ketua Panitia Peringatan 60 Tahun IAI Hendri Santosa mengutarakan, dalam rangka memperingati HUT ke 60 IAI pihaknya akan menggelar serangkain kegiatan untuk meningkatkan kompetensi para akuntan. Salah satunya adalah dengan menggelar seminar internasional bertema "Toward 2030: Transforming Role of Professional Accountants in The New Economic Order".
Wakil Presiden RI M Jusuf Kalla dijadwalkan menghadiri rangkaian peringatan 60 tahun IAI di Kota Semarang yang akan digelar 14-15 Desember 2017 itu. Hadir pula Presiden International Federation of Accountants (IFAC) Rachel Grimmes.
"Selain itu diselenggarakan pula workshop pengembangan kurikulum akuntansi, simposium nasional akuntansi (SAN), akuntan mengajar di SMK, dan akuntan sahabat UMKM," tambahnya.
(akr)