Fintech Amartha Salurkan Pembiayaan Rp200 Miliar
A
A
A
JAKARTA - PT Amartha Mikro Fintek sebagai salah satu layanan keuangan berbasis teknologi atau financial technology (fintech) telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp200 miliar.
Founder & CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra mengatakan, perusahaannya merupakan salah satu fintech pelopor yang menawarkan investasi dengan konsep pear to pear (P2P) micro lending.
Melalui konsep ini, Amartha menawarkan peluang bagi investor yang ingin memberikan akses permodalan, untuk bisa terhubung dengan pengusaha mikro di pedesaan yang membutuhkan pendanaan.
"Saat ini lebih dari 70.000 perempuan pelaku usaha mikro di pelosok Indonesia telah menikmati layanan kami, dengan total dana yang didistribusikan lebih dari Rp200 miliar," kata Andi dalam jumpa persnya di Jakarta, Kamis (14/12/2017),
Menurutnya, dari segi tujuan pembiayaan sebagain besar digunakan untuk modal penjualan sembako, selain itu untuk menjual perabotan rumah tangga. Selanjutnya modal pertanian, sisanya digunakan untuk berjualan sayuran dan mengembangkan warung makan.
"Untuk investor yang ingin memberikan akses permodalan bisa dari Rp2 juta hingga Rp200 juta, ini jauh lebih menarik dari obligasi, reksa dana dan deposito, rata-rata yield-nya 15% kepada pemberi pinjaman," paparnya.
Andi menambahkan, cara perseroan memitigasi risiko kredit macet yaitu dengan pendekatan pembiayaan secara kelompok sebanyak 15-20 orang dalam pertemuan rutin. Dengan demikian, hal tersebut dapat menilai para calon kreditur. Jika tidak sanggung membayaran iuran, kelompoknya juga bisa saling membantu.
"Hingga saat ini NPF kami masih di bawah 1%, karena kami juga memberikan edukasi sebelum mereka menerima pinjaman, tahun depan Amartha juga akan menggandeng Jamkrindo, sehingga ada jaminan uang kembali," imbuh dia.
Founder & CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra mengatakan, perusahaannya merupakan salah satu fintech pelopor yang menawarkan investasi dengan konsep pear to pear (P2P) micro lending.
Melalui konsep ini, Amartha menawarkan peluang bagi investor yang ingin memberikan akses permodalan, untuk bisa terhubung dengan pengusaha mikro di pedesaan yang membutuhkan pendanaan.
"Saat ini lebih dari 70.000 perempuan pelaku usaha mikro di pelosok Indonesia telah menikmati layanan kami, dengan total dana yang didistribusikan lebih dari Rp200 miliar," kata Andi dalam jumpa persnya di Jakarta, Kamis (14/12/2017),
Menurutnya, dari segi tujuan pembiayaan sebagain besar digunakan untuk modal penjualan sembako, selain itu untuk menjual perabotan rumah tangga. Selanjutnya modal pertanian, sisanya digunakan untuk berjualan sayuran dan mengembangkan warung makan.
"Untuk investor yang ingin memberikan akses permodalan bisa dari Rp2 juta hingga Rp200 juta, ini jauh lebih menarik dari obligasi, reksa dana dan deposito, rata-rata yield-nya 15% kepada pemberi pinjaman," paparnya.
Andi menambahkan, cara perseroan memitigasi risiko kredit macet yaitu dengan pendekatan pembiayaan secara kelompok sebanyak 15-20 orang dalam pertemuan rutin. Dengan demikian, hal tersebut dapat menilai para calon kreditur. Jika tidak sanggung membayaran iuran, kelompoknya juga bisa saling membantu.
"Hingga saat ini NPF kami masih di bawah 1%, karena kami juga memberikan edukasi sebelum mereka menerima pinjaman, tahun depan Amartha juga akan menggandeng Jamkrindo, sehingga ada jaminan uang kembali," imbuh dia.
(izz)