Pusat Perekonomian Indonesia Akan Bergeser ke Koridor Timur Jakarta
A
A
A
JAKARTA - Koridor timur Jakarta yang meliputi Bekasi, Cikarang, Karawang hingga Purwakarta dipastikan akan bertumbuh sangat cepat dibandingkan kawasan lainnya di Greater Jakarta. Kawasan koridor timur akan memicu tumbuhnya hunian dan komersial.
Saat ini, kawasan tersebut dikenal sebagai penyangga Jakarta, dan dijadikan kawasan industri. Namun, dengan adanya proyek skala kota, kawasan tersebut akan menjadi pusat bisnis, gaya hidup dan pusat perekonomian (economic base) baru.
Salah satu yang mendukung kawasan Cikarang akan menjadi pusat perekonomian baru yakni banyak perusahaan Jepang yang pindah ke kawasan Cikarang untuk membangun industri otomotif. Selain itu, ada juga perusahaan dari Korea Selatan, Eropa dan China. Hadirnya ekspatriat di kawasan Cikarang yang mencapai 10.000 lebih, tentu saja membutuhkan hunian dan pusat aktivitas baru.
Kawasan itu merupakan jantung ekonomi nasional di antara Jakarta-Bandung. Sebesar 60% aktivitas perekonomian nasional berada di kawasan koridor timur Ibu Kota. Dari 60% aktivitas perekonomian tersebut, sebesar 70% berada di pusat Bekasi-Cikarang dengan penduduk yang diproyeksikan akan menembus 15 juta dalam waktu 20 tahun ke depan. Di kawasan inilah keseluruhan pusat perekonomian Indonesia akan berpusat.
Saat ini pemerintah mulai membangun enam infrastruktur penting di kawasan ini. Keenam infrastruktur tersebut yakni Kereta Api Cepat Jakarta-Bekasi-Cikarang-Bandung, Pelabuhan Patimban, Bandara Internasional Kertajati, APM Monorail, Tol Jakarta-Cikampek Elevated, dan LRT Cawang-Bekasi Timur-Cikarang.
Sebagai pusat perekonomian baru, ini dibuktikan dengan ekspor Cikarang sudah dapat melampaui nilai ekspor Batam. Tidak bisa dipungkiri jika kawasan disebut sebagai salah satu kawasan industrin potensial. Saat ini Cikarang memiliki sekitar 2.125unit pabrik yang berasal dari 25 negara.
Pertumbuhan ekonomi di koridor timur Jakarta berimbas pada melonjaknya kebutuhan akan hunian, komersial, perkantoran dan juga kawasan industri. Meningkatnya kebutuhan ini sebagai dampak dari aksi ekspansi perusahaan-perusahaan multinasional khususnya di sektor manufaktur dan otomotif.
Pemerintah telah menetapkan kawasan Bekasi-Cikarang-Purwakarta sebagai kawasan ekonomi khusus. Penetapan kawasan industri wilayah Jawa Barat tersebut terkait kajian pengembangan pusat ekonomi dunia dan Asia Tenggara sekaligus rencana jangka panjang dalam pengembangan Megapolitan Jakarta-Bandung pada tahun 2045 mendatang.
Saat ini, kawasan tersebut dikenal sebagai penyangga Jakarta, dan dijadikan kawasan industri. Namun, dengan adanya proyek skala kota, kawasan tersebut akan menjadi pusat bisnis, gaya hidup dan pusat perekonomian (economic base) baru.
Salah satu yang mendukung kawasan Cikarang akan menjadi pusat perekonomian baru yakni banyak perusahaan Jepang yang pindah ke kawasan Cikarang untuk membangun industri otomotif. Selain itu, ada juga perusahaan dari Korea Selatan, Eropa dan China. Hadirnya ekspatriat di kawasan Cikarang yang mencapai 10.000 lebih, tentu saja membutuhkan hunian dan pusat aktivitas baru.
Kawasan itu merupakan jantung ekonomi nasional di antara Jakarta-Bandung. Sebesar 60% aktivitas perekonomian nasional berada di kawasan koridor timur Ibu Kota. Dari 60% aktivitas perekonomian tersebut, sebesar 70% berada di pusat Bekasi-Cikarang dengan penduduk yang diproyeksikan akan menembus 15 juta dalam waktu 20 tahun ke depan. Di kawasan inilah keseluruhan pusat perekonomian Indonesia akan berpusat.
Saat ini pemerintah mulai membangun enam infrastruktur penting di kawasan ini. Keenam infrastruktur tersebut yakni Kereta Api Cepat Jakarta-Bekasi-Cikarang-Bandung, Pelabuhan Patimban, Bandara Internasional Kertajati, APM Monorail, Tol Jakarta-Cikampek Elevated, dan LRT Cawang-Bekasi Timur-Cikarang.
Sebagai pusat perekonomian baru, ini dibuktikan dengan ekspor Cikarang sudah dapat melampaui nilai ekspor Batam. Tidak bisa dipungkiri jika kawasan disebut sebagai salah satu kawasan industrin potensial. Saat ini Cikarang memiliki sekitar 2.125unit pabrik yang berasal dari 25 negara.
Pertumbuhan ekonomi di koridor timur Jakarta berimbas pada melonjaknya kebutuhan akan hunian, komersial, perkantoran dan juga kawasan industri. Meningkatnya kebutuhan ini sebagai dampak dari aksi ekspansi perusahaan-perusahaan multinasional khususnya di sektor manufaktur dan otomotif.
Pemerintah telah menetapkan kawasan Bekasi-Cikarang-Purwakarta sebagai kawasan ekonomi khusus. Penetapan kawasan industri wilayah Jawa Barat tersebut terkait kajian pengembangan pusat ekonomi dunia dan Asia Tenggara sekaligus rencana jangka panjang dalam pengembangan Megapolitan Jakarta-Bandung pada tahun 2045 mendatang.
(poe)