Sri Mulyani Ingatkan Tantangan Urbanisasi, 75% Tinggal di Perkotaan
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, saat ini saja jumlah populasi di dunia yang tinggal di perkotaan mencapai 54%, angka tersebut jauh lebih tinggi dari era 1990-an. Menurutnya Urbanisasi menjadi tantangan bagi banyak negara pada 2050 mendatang dengan perkiraan 75% masyarakat dunia periode itu tinggal di perkotaan.
"Angka ini lebih besar dari 1990-an yang mana, hanya 15% dari populasi dunia di daerah perkotaan. Tidak ada satu negara manapun di dunia ini yang tidak mencapai penghasilan menengah tanpa masyarakat signifikan berpindah ke perkotaan," ujarnya di Jakarta, Selasa (19/12/2017).
Menurut Sri Mulyani, urbanisasi identik dari perubahan pendapatan rendah ke menengah dan memang diperlukan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. "Jadi, urbanisasi menguntungkan seperti penurunan pengangguran, kenaikan pendidikan," terang dia.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menjelaskan, tantangan utamanya adalah bagaimana membuat proses urbanisasi menjadi efisien, inklusif dan berkelanjutan. "Bagaimana membuat sumber daya yang produktif yaitu manusia, tanah dan modal. Ini merujuk bagaimana membuat kualitas hidup perkotaan sesuai harapan penduduk," pungkasnya.
"Angka ini lebih besar dari 1990-an yang mana, hanya 15% dari populasi dunia di daerah perkotaan. Tidak ada satu negara manapun di dunia ini yang tidak mencapai penghasilan menengah tanpa masyarakat signifikan berpindah ke perkotaan," ujarnya di Jakarta, Selasa (19/12/2017).
Menurut Sri Mulyani, urbanisasi identik dari perubahan pendapatan rendah ke menengah dan memang diperlukan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. "Jadi, urbanisasi menguntungkan seperti penurunan pengangguran, kenaikan pendidikan," terang dia.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menjelaskan, tantangan utamanya adalah bagaimana membuat proses urbanisasi menjadi efisien, inklusif dan berkelanjutan. "Bagaimana membuat sumber daya yang produktif yaitu manusia, tanah dan modal. Ini merujuk bagaimana membuat kualitas hidup perkotaan sesuai harapan penduduk," pungkasnya.
(akr)