2018, Saatnya Saham BUMN Konstruksi Menanjak
A
A
A
SAHAM-saham emiten BUMN konstruksi mulai menunjukkan kinerja positifnya. Sejak diperdagangkan di awal tahun (2/1/2018) hingga seminggu kemudian (10/1/2018), saham ADHI, WIKA, PTPP, dan WSKT karya terus menanjak. "Sudah normal. Hari-hari ini sudah naik," kata Ahmad Bambang, Deputi Bidang Usaha Konstruksi, Sarana dan Prasarana Perhubungan Kementerian BUMN, Rabu (10/1/2018)pekan lalu.
Keempatnya seakan berlomba menunjukkan kehebatannya. Saham ADHI meningkat sebesar 7,7% dari Rp1.865 (2/01) menjadi Rp2.010. Hal yang sama juga terjadi pada saham WIKA, yang naik 13,1% dari Rp1.565 melonjak ke Rp1770, di rentang waktu yang sama. Dua saham BUMN Karya lainnya juga terkerek naik, PTPP naik 14,9%, sedangkan saham WSKT melompat sejauh 14,6%.
Kondisi ini jadi awal yang baik bagi saham-saham perusahaan konstruksi pelat merah itu, setelah sepanjang 2017 mengalami penurunan. Saham PTPP tercatat turun 29,97% dari awal tahun 2017 di level Rp3.770 dan berakhir di level Rp2.640 pada akhir 2017. Di waktu yang sama saham WSKT juga terperosok 14,34% menjadi Rp2.210. Pun saham WIKA yang merosot 38,24%, dari Rp2.510 menjadi Rp1.550. Nasib saham ADHI juga tak jauh berbeda, jeblok 11,5% dari awal tahun Rp2.130 menjadi Rp1.885.
Secara teknikal, saham-saham BUMN karya yang sudah merosot tadi memang sudah waktunya bangkit lagi. Namun bukan hanya karena faktor teknikal saja yang mendorong kebangkitan saham BUMN Konstruksi, tapi juga karena sentimen yang menaungi sektor ini. "Sentimen positif untuk emiten konstruksi tahun ini disebabkan meningkatnya anggaran proyek infrastruktur," kata Reza Priyambada, pengamat pasar modal, Selasa (9/1/2018) pekan lalu.
Dalam APBN 2018 pembangunan di sektor infrastruktur mendapat alokasi anggaran Rp410,4 Triliun. Pagu anggaran untuk infrastrukur tahun ini lebih besar dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp390,2 triliun. Melihat kenaikan anggaran tersebut, banyak analis memprediksi pasar konstruksi di Indonesia tahun ini akan meningkat sekitar 3%.
Lalu apakah saham-saham emiten BUMN konstruksi akan terus menanjak sepanjang tahun ini? Simak ulasan selengkapnya di Majalah SINDO Weekly Edisi 46/VI/2017 yang terbit Senin (15/01/2018).
Keempatnya seakan berlomba menunjukkan kehebatannya. Saham ADHI meningkat sebesar 7,7% dari Rp1.865 (2/01) menjadi Rp2.010. Hal yang sama juga terjadi pada saham WIKA, yang naik 13,1% dari Rp1.565 melonjak ke Rp1770, di rentang waktu yang sama. Dua saham BUMN Karya lainnya juga terkerek naik, PTPP naik 14,9%, sedangkan saham WSKT melompat sejauh 14,6%.
Kondisi ini jadi awal yang baik bagi saham-saham perusahaan konstruksi pelat merah itu, setelah sepanjang 2017 mengalami penurunan. Saham PTPP tercatat turun 29,97% dari awal tahun 2017 di level Rp3.770 dan berakhir di level Rp2.640 pada akhir 2017. Di waktu yang sama saham WSKT juga terperosok 14,34% menjadi Rp2.210. Pun saham WIKA yang merosot 38,24%, dari Rp2.510 menjadi Rp1.550. Nasib saham ADHI juga tak jauh berbeda, jeblok 11,5% dari awal tahun Rp2.130 menjadi Rp1.885.
Secara teknikal, saham-saham BUMN karya yang sudah merosot tadi memang sudah waktunya bangkit lagi. Namun bukan hanya karena faktor teknikal saja yang mendorong kebangkitan saham BUMN Konstruksi, tapi juga karena sentimen yang menaungi sektor ini. "Sentimen positif untuk emiten konstruksi tahun ini disebabkan meningkatnya anggaran proyek infrastruktur," kata Reza Priyambada, pengamat pasar modal, Selasa (9/1/2018) pekan lalu.
Dalam APBN 2018 pembangunan di sektor infrastruktur mendapat alokasi anggaran Rp410,4 Triliun. Pagu anggaran untuk infrastrukur tahun ini lebih besar dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp390,2 triliun. Melihat kenaikan anggaran tersebut, banyak analis memprediksi pasar konstruksi di Indonesia tahun ini akan meningkat sekitar 3%.
Lalu apakah saham-saham emiten BUMN konstruksi akan terus menanjak sepanjang tahun ini? Simak ulasan selengkapnya di Majalah SINDO Weekly Edisi 46/VI/2017 yang terbit Senin (15/01/2018).
(amm)