Ekonomi Jatim Diperkirakan Tumbuh 5,4% di 2018

Rabu, 17 Januari 2018 - 16:12 WIB
Ekonomi Jatim Diperkirakan...
Ekonomi Jatim Diperkirakan Tumbuh 5,4% di 2018
A A A
SURABAYA - Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur (Jatim) tahun ini diperkirakan mencapai 5,0-5,4% (yoy) atau cenderung stabil dibandingkan triwulan sebelumnya. Prospek terhadap kinerja ekonomi cukup optimistis ditopang peningkatan konsumsi swasta dan konsumsi pemerintah, serta postitifnya kinerja ekspor.

Berlangsungnya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada triwulan II 2018 diperkirakan mendorong peningkatan konsumsi swasta, khususnya konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT). Ditambah konsumsi pemerintah pada triwulan I 2018 seiring dengan masa persiapan yang tengah berlangsung.

Kuatnya konsumsi masyarakat terindikasi dari Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang masih berada di tingkat optimis. “Hingga Oktober 2017, Indeks Ekspektasi Konsumen tercatat optimis di tingkat 135,1,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) Jatim, Difi Ahmad Johansyah di Surabaya, Rabu (17/1/2018).

Tingginya penyerapan anggaran pemerintah di triwulan I 2018 diramal masih akan mendapatkan dorongan masih berlanjutnya proyek-proyek infrastruktur oleh Pemerintah. Adapun proyek-proyek infrastruktur yang masih berlangsung antara lain pembangunan Jalan Tol Mantingan-Kertosono dengan panjang 124,4 kilometer (km).

Selanjutnya Jalan Tol Kertosono – Mojokerto dengan panjang 41,5 km, Jalan Tol Pandaan-Malang dengan panjang 36,7 km, Jalan Tol Gempol –Pasuruan dengan panjang 34,2 km, Jalan Tol PasuruanProbolinggo dengan panjang 31,3 km. “Semua pengerjaan jalan tol ini ditargetkan tuntas tahun ini,” tandas Difi.

Sementara itu, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi (Setdaprov) Jatim, Suprianto mengatakan, pertumbuhan ekonomi di Jatim pada triwulan III 2017 mencapai 5,21%, lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 5,01% dengan gini ratio 0,39. "Ini artinya kesenjangan kita berada dalam kondisi yang baik. Biasanya pertumbuhan tinggi, gini rationya bertambah. Tetapi di Jatim, pertumbuhan ekonomi tinggi tetapi kesenjangan menurun dari 0,40 menjadi 0,39," katanya.

Untuk penurunan kemiskinan, lanjut dia, perkembangan selama hampir sepuluh tahun terakhir sangat signifikan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, jumlah penduduk miskin per akhir tahun 2008 mencapai 18,51%. Tingkat kemiskinan terus mengalami penurunan hingga Maret 2017, mencapai 11,77%.

Dalam skala nasional, sebanyak 30% angka penurunan kemiskinan di Indonesia berasal dari keberhasilan Jatim. "Jadi sebetulnya kontribusi Jatim dalam penurunan kemiskinan paling besar di Indonesia," terangnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8121 seconds (0.1#10.140)