Harga Gabah Malah Turun di Tengah Lonjakan Harga Beras
A
A
A
KENDAL - Harga gabah kering panen (GKP) pada sejumlah daerah di tingkat petani mengalami penurunan justru ketika harga beras masih melonjak tinggi. Penurunan harga gabah ini diakibatkan karena serangan hama dan pengaruh cuaca buruk, namun harga beras di pasaran belum mengalami penurunan dan cenderung naik.
Meski di sejumlah daerah tengah memasuki musim panen, namun harga gabah kering dari petani masih dibeli dengan harga rendah. Bahkan harga gabah kering panen mengalami penurunan dari sebelumnya Rp550 ribu perkuital kini hanya dihargai Rp520 ribu perkuitalnya.
Kondisi tersebut terjadi saat panen padi di Desa Krengseng, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Para petani mengaku pasrah dengan penurunan harga gabah ini, meski dipasaran harga beras terus mengalami kenaikan.
"Harga gabah kering panen terus mengalami penurunan dari sebelumnya mencapai 550 ribu rupiah perkuintalnya saat ini turun dikisaran 52O rupiah per kuintalnya.Turunnya harga gabah ini dipengaruhi cuaca buruk dan hama wereng serta sundep dan ulat yang mempengaruhi produktifitas gabah," jelas salah seorang petani Suyono di Batang, Kamis (18/1/2018).
Masuknya musim panen raya dengan dibarengi kedatangan beras impor yang diperkirakan akhir bulan Januari ini, diyakini bakal mengancam harga beras lokal sehingga semakin anjlok. Padahal petani berharap dengan naiknya harga beras di pasaran, akan memengaruhi harga gabah kering panen di tingkat petani ikut naik.
Meski di sejumlah daerah tengah memasuki musim panen, namun harga gabah kering dari petani masih dibeli dengan harga rendah. Bahkan harga gabah kering panen mengalami penurunan dari sebelumnya Rp550 ribu perkuital kini hanya dihargai Rp520 ribu perkuitalnya.
Kondisi tersebut terjadi saat panen padi di Desa Krengseng, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Para petani mengaku pasrah dengan penurunan harga gabah ini, meski dipasaran harga beras terus mengalami kenaikan.
"Harga gabah kering panen terus mengalami penurunan dari sebelumnya mencapai 550 ribu rupiah perkuintalnya saat ini turun dikisaran 52O rupiah per kuintalnya.Turunnya harga gabah ini dipengaruhi cuaca buruk dan hama wereng serta sundep dan ulat yang mempengaruhi produktifitas gabah," jelas salah seorang petani Suyono di Batang, Kamis (18/1/2018).
Masuknya musim panen raya dengan dibarengi kedatangan beras impor yang diperkirakan akhir bulan Januari ini, diyakini bakal mengancam harga beras lokal sehingga semakin anjlok. Padahal petani berharap dengan naiknya harga beras di pasaran, akan memengaruhi harga gabah kering panen di tingkat petani ikut naik.
(akr)