Cognizant, Ciptakan Inovasi dan Solusi di Era Fintech
A
A
A
DISRUPSI teknologi memaksa setiap perusahaan untuk berubah dan berinovasi demi keberlanjutan bisnisnya. Peluang ini diendus oleh Cognizant dengan menciptakan inovasi bagi para kliennya.
Revolusi Industri Keempat yang ditandai dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan digital tengah berlangsung. Banyak pihak mendapatkan keuntungan besar, di sisi lain tak sedikit pula terlibas dan mengalami kehancuran. CEO Cognizant Francisco D'Souza menyadari hal tersebut. Menurut dia, perubahan teknologi selalu menimbulkan disrupsi. "Lupakan tentang teknologi, inovasi secara umum menyebabkan disrupsi," ungkapnya kepada India Times.
D'Souza mengungkapkan, optimisme tentang teknologi yang akan terus berkembang dalam nuansa positif. Menurut dia, teknologi juga mampu memperbaiki masalah dunia yang kompleks. Dalam Revolusi Industri Keempat, ungkap D'Souza, Cognizant fokus pada teknologi bergerak yang memang sudah menjadi nadi perusahaan. Dulu perusahaan hanya fokus pada teknologi pendukung perusahaan.
"Kami menyiapkan diri dengan setiap perubahan teknologi. Kami memiliki serangkaian inovasi yang selalu mengikuti perkembangan teknologi," ucapnya. "Kami juga bekerja sama dengan klien untuk membantu mereka tetap kompetitif," katanya. Sebagai industri peranti lunak, menurut D’Souza, perusahaannya harus memiliki teknologi intensif dengan keuntungan yang kompetitif.
Karena itu, pihaknya membangun tim terbaik dengan berbagai keahlian mulai dari doktor, teknisi, perawat, akuntan, ilmuwan, antropolog, dan ekonom. "Kita tidak hanya membutuhkan orang yang paham di industri teknologi, tetapi pemimpin yang menguasai bidangnya," tuturnya.
Menurut D'Souza, klien kini datang ke Cognizant untuk menjadikan perusahaan lebih efisien dan menginginkan solusi. "Kami mengembangkan solusi dan menciptakan peranti lunak serta menyiapkan teknologi dan sumber dayanya," ujarnya. Perusahaan teknologi informasi juga akan menyatu dengan transformasi digital yang dilakukan banyak pihak. Itu dibutuhkan oleh perusahaan di sektor finansial yang menjadi klien utama Cognizant.
Seperti diketahui, industri jasa keuangan dewasa ini kian berkembang dengan sentuhan inovasi teknologi atau lebih dikenal dengan istilah fintech (financial technology). "Kami memperkuat teknologi mereka. Banyak di antara mereka memiliki teknologi canggih, tetapi tidak memiliki pelayanan untuk menerapkan peranti lunak mereka. Mereka mitra kami dan bukan rival," katanya.
Prinsip yang dijalankan Cognizant adalah menciptakan inovasi untuk klien. Melalui integrasi teknologi, pekerjaan klien menjadi lebih efisien dan efektif dengan konteks dan ekosistem masing-masing perusahaan. D’Souza menjelaskan, inovasi bukan hanya milik perusahaan yang berada di Silicon Valley. Inovasi juga tumbuh di Cognizant dan banyak perusahaan lain. "Setiap orang harus berinovasi untuk bertahan," katanya.
Menurutnya, dengan inovasi menjadikan perusahaan lebih kuat dan optimistis di masa mendatang. Meskipun industri lain berkembang, menurut D'Souza, Cognizant tetap akan menjadi perusahaan peranti lunak. Dengan payung Cognizant, perusahaan akan fokus pada peranti lunak dan pelayanan bisnis. Pada 2016, pendapatan dari perusahaan multinasional yang bermarkas di New Jersey, Amerika Serikat (AS), itu tercatat senilai USD13,49 miliar.
Membangun Kekuatan di Garda Depan
Industri teknologi informasi terus berkembang. Persaingan antarindustri di sektor ini juga sangat ketat. Semuanya bertarung dengan penuh strategi matang. Demikian juga dilakukan D'Souza. Dia bukan sekadar memasang target penjualan dan ekspektasi yang terlalu tinggi, justru menekankan tentang arti kepemimpinan dalam industrinya.
"Saya selalu percaya bahwa kepemimpinan adalah pemahaman tentang konteks yang cepat. Kepemimpinan itu mendorong untuk menentukan arah yang tepat berdasarkan pemahaman tepat. Kemudian kamu harus membangun tim dan menginspirasi tim untuk mengikuti dan menyukseskan arah yang sudah ditentukan," ungkap D'Souza dalam wawancara dengan koresponden senior Fortune, Susie Gharib. "Kepemimpinan itu akan terus berlanjut menjadi suatu kasus ketika bisnis terus berkembang dengan cepat," ujarnya.
Tugas seorang pemimpin adalah mampu melihat perubahan sebelum perubahan itu terjadi. Ketika perubahan itu bergerak cepat, seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk merasakan dan merespons lebih cepat. "Sebagai pemimpin, kamu harus membangun kepercayaan dan memberdayakan orang di garis depan untuk melakukan hal yang tepat demi pengembangan bisnis yang bergerak cepat. Mereka di garda terdepan juga harus bergerak lebih cepat," katanya.
Siapa saja pelaku di garda depan industri teknologi informasi? Mereka adalah yang berhubungan dengan pelanggan setiap hari. Mereka adalah orang yang memiliki informasi terbaru setiap hari. "Kamu harus mampu percaya dengan orang di garda depan untuk membuat keputusan serius. Kamu harus percaya dengan kemampuan mereka untuk menyelesaikan permasalahan sehingga mereka bergerak cepat untuk melakukan hal yang harus mereka lakukan," ujar D'Souza.
Revolusi Industri Keempat yang ditandai dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan digital tengah berlangsung. Banyak pihak mendapatkan keuntungan besar, di sisi lain tak sedikit pula terlibas dan mengalami kehancuran. CEO Cognizant Francisco D'Souza menyadari hal tersebut. Menurut dia, perubahan teknologi selalu menimbulkan disrupsi. "Lupakan tentang teknologi, inovasi secara umum menyebabkan disrupsi," ungkapnya kepada India Times.
D'Souza mengungkapkan, optimisme tentang teknologi yang akan terus berkembang dalam nuansa positif. Menurut dia, teknologi juga mampu memperbaiki masalah dunia yang kompleks. Dalam Revolusi Industri Keempat, ungkap D'Souza, Cognizant fokus pada teknologi bergerak yang memang sudah menjadi nadi perusahaan. Dulu perusahaan hanya fokus pada teknologi pendukung perusahaan.
"Kami menyiapkan diri dengan setiap perubahan teknologi. Kami memiliki serangkaian inovasi yang selalu mengikuti perkembangan teknologi," ucapnya. "Kami juga bekerja sama dengan klien untuk membantu mereka tetap kompetitif," katanya. Sebagai industri peranti lunak, menurut D’Souza, perusahaannya harus memiliki teknologi intensif dengan keuntungan yang kompetitif.
Karena itu, pihaknya membangun tim terbaik dengan berbagai keahlian mulai dari doktor, teknisi, perawat, akuntan, ilmuwan, antropolog, dan ekonom. "Kita tidak hanya membutuhkan orang yang paham di industri teknologi, tetapi pemimpin yang menguasai bidangnya," tuturnya.
Menurut D'Souza, klien kini datang ke Cognizant untuk menjadikan perusahaan lebih efisien dan menginginkan solusi. "Kami mengembangkan solusi dan menciptakan peranti lunak serta menyiapkan teknologi dan sumber dayanya," ujarnya. Perusahaan teknologi informasi juga akan menyatu dengan transformasi digital yang dilakukan banyak pihak. Itu dibutuhkan oleh perusahaan di sektor finansial yang menjadi klien utama Cognizant.
Seperti diketahui, industri jasa keuangan dewasa ini kian berkembang dengan sentuhan inovasi teknologi atau lebih dikenal dengan istilah fintech (financial technology). "Kami memperkuat teknologi mereka. Banyak di antara mereka memiliki teknologi canggih, tetapi tidak memiliki pelayanan untuk menerapkan peranti lunak mereka. Mereka mitra kami dan bukan rival," katanya.
Prinsip yang dijalankan Cognizant adalah menciptakan inovasi untuk klien. Melalui integrasi teknologi, pekerjaan klien menjadi lebih efisien dan efektif dengan konteks dan ekosistem masing-masing perusahaan. D’Souza menjelaskan, inovasi bukan hanya milik perusahaan yang berada di Silicon Valley. Inovasi juga tumbuh di Cognizant dan banyak perusahaan lain. "Setiap orang harus berinovasi untuk bertahan," katanya.
Menurutnya, dengan inovasi menjadikan perusahaan lebih kuat dan optimistis di masa mendatang. Meskipun industri lain berkembang, menurut D'Souza, Cognizant tetap akan menjadi perusahaan peranti lunak. Dengan payung Cognizant, perusahaan akan fokus pada peranti lunak dan pelayanan bisnis. Pada 2016, pendapatan dari perusahaan multinasional yang bermarkas di New Jersey, Amerika Serikat (AS), itu tercatat senilai USD13,49 miliar.
Membangun Kekuatan di Garda Depan
Industri teknologi informasi terus berkembang. Persaingan antarindustri di sektor ini juga sangat ketat. Semuanya bertarung dengan penuh strategi matang. Demikian juga dilakukan D'Souza. Dia bukan sekadar memasang target penjualan dan ekspektasi yang terlalu tinggi, justru menekankan tentang arti kepemimpinan dalam industrinya.
"Saya selalu percaya bahwa kepemimpinan adalah pemahaman tentang konteks yang cepat. Kepemimpinan itu mendorong untuk menentukan arah yang tepat berdasarkan pemahaman tepat. Kemudian kamu harus membangun tim dan menginspirasi tim untuk mengikuti dan menyukseskan arah yang sudah ditentukan," ungkap D'Souza dalam wawancara dengan koresponden senior Fortune, Susie Gharib. "Kepemimpinan itu akan terus berlanjut menjadi suatu kasus ketika bisnis terus berkembang dengan cepat," ujarnya.
Tugas seorang pemimpin adalah mampu melihat perubahan sebelum perubahan itu terjadi. Ketika perubahan itu bergerak cepat, seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk merasakan dan merespons lebih cepat. "Sebagai pemimpin, kamu harus membangun kepercayaan dan memberdayakan orang di garis depan untuk melakukan hal yang tepat demi pengembangan bisnis yang bergerak cepat. Mereka di garda terdepan juga harus bergerak lebih cepat," katanya.
Siapa saja pelaku di garda depan industri teknologi informasi? Mereka adalah yang berhubungan dengan pelanggan setiap hari. Mereka adalah orang yang memiliki informasi terbaru setiap hari. "Kamu harus mampu percaya dengan orang di garda depan untuk membuat keputusan serius. Kamu harus percaya dengan kemampuan mereka untuk menyelesaikan permasalahan sehingga mereka bergerak cepat untuk melakukan hal yang harus mereka lakukan," ujar D'Souza.
(amm)