Tantangan Penurunan Ketimpangan Ketenagakerjaan di Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Ekonom Indef Enny Sri Hartanti mengungkapkan, ada beberapa tantangan dalam penurunan ketimpangan ketenagakerjaan di Indonesia. Salah satunya, kebijakan yang belum mengenai sasaran.
Menurutnya, hal tersebut membuat para tenaga kerja kurang memiliki kemampuan untuk dapat masuk ke dunia pekerjaan. "Pertama, program pemerintah belum sampai ke ujung tombak sasaran agar optimal. Akses tenaga kerja kita dapat pelatihan minim sekali," ujarnya di Jakarta, Selasa (23/1/2018).
Dia menjelaskan, kalaupun mereka sudah mendapatkan pelatihan, tidak dapat menjadi jaminan untuk memperoleh pekerjaan, sehingga menimbulkan pengangguran.
"Sekalipun ikut pelatihan enggak ada jaminan dapat pekerjaan, yang harus dievaluasi di luar kota. Artinya, ada program vokasi harus didesain betul," katanya.
Selain itu, Enny menambahkan, ada juga masyarakat yang tidak mau ikut dalam pelatihan kerja, serta kemampuan yang dikembangkan tidak sesuai daerah setempat.
"Di daerah ada yang enggak mau pelatihan, harus dilihat dulu daerah itu mau dikembangkan apa. Sehingga, industri jika ikuti tren yang ada di dunia, ini timbulkan hal yang tidak efektif," imbuh Enny.
Menurutnya, hal tersebut membuat para tenaga kerja kurang memiliki kemampuan untuk dapat masuk ke dunia pekerjaan. "Pertama, program pemerintah belum sampai ke ujung tombak sasaran agar optimal. Akses tenaga kerja kita dapat pelatihan minim sekali," ujarnya di Jakarta, Selasa (23/1/2018).
Dia menjelaskan, kalaupun mereka sudah mendapatkan pelatihan, tidak dapat menjadi jaminan untuk memperoleh pekerjaan, sehingga menimbulkan pengangguran.
"Sekalipun ikut pelatihan enggak ada jaminan dapat pekerjaan, yang harus dievaluasi di luar kota. Artinya, ada program vokasi harus didesain betul," katanya.
Selain itu, Enny menambahkan, ada juga masyarakat yang tidak mau ikut dalam pelatihan kerja, serta kemampuan yang dikembangkan tidak sesuai daerah setempat.
"Di daerah ada yang enggak mau pelatihan, harus dilihat dulu daerah itu mau dikembangkan apa. Sehingga, industri jika ikuti tren yang ada di dunia, ini timbulkan hal yang tidak efektif," imbuh Enny.
(izz)