Jokowi Yakin ASEAN-India Jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi Kawasan
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini ASEAN-India dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di kawasan Samudera Hindia yang akan mendukung terciptanya kemakmuran dan stabilitas di lingkar Indo-Pasifik.
Keyakinan tersebut bukanlah tanpa sebab, melihat banyaknya potensi yang dimiliki ASEAN dan India. Salah satunya, jumlah penduduk yang mencapai hampir dua miliar jiwa.
"Dari angka tersebut, penduduk usia produktif mencapai hampir 1,5 miliar," kata Presiden Jokowi dalam Sidang Pleno Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Peringatan ASEAN-India yang digelar kemarin di Hotel Taj Diplomatic Enclave, New Delhi, India seperti dikutip dari laman resmi Setkab, Jumat (26/1/2018).
Selain itu, optimisme pertumbuhan ekonomi dunia juga memiliki peran cukup penting yang diperkirakan naik menjadi 3,7% pada 2018 dari 3,6% pada 2017. Jokowi juga mengapresiasi kerja sama ASEAN-India yang telah berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi masing-masing negara.
Bahkan, ekonomi ASEAN diprediksi tumbuh 5% dan ekonomi India diperkirakan tumbuh 7% tahun ini. "Berkat kerja kita bersama, ekonomi tumbuh positif di atas pertumbuhan ekonomi global," ujarnya.
Meski demikian, masih ada sejumlah kondisi global yang belum stabil yang harus dihadapi ASEAN dan India. Mulai dari pesimisme pelemahan ekonomi global pada jangka panjang hingga meningkatnya kecenderungan proteksionisme di berbagai negara.
Dalam kesempatan itu, Presiden mengajak ASEAN bersama-sama dengan India untuk melanjutkan perundingan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang akan mewakili hampir setengah populasi dunia, 31,6% dari GDP global, dan 28,5% perdagangan dunia.
Kepala Negara juga menyatakan, kesiapan Indonesia dan ASEAN untuk bekerja sama dengan India dalam rangka menemukan landing zones yang pragmatik agar perluasan dan pendalaman supply chain di kawasan RCEP dapat terwujud.
"Indonesia menyerukan perlunya mengintensifkan upaya menyelesaikan perundingan RCEP pada 2018," ujar Jokowi.
Keyakinan tersebut bukanlah tanpa sebab, melihat banyaknya potensi yang dimiliki ASEAN dan India. Salah satunya, jumlah penduduk yang mencapai hampir dua miliar jiwa.
"Dari angka tersebut, penduduk usia produktif mencapai hampir 1,5 miliar," kata Presiden Jokowi dalam Sidang Pleno Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Peringatan ASEAN-India yang digelar kemarin di Hotel Taj Diplomatic Enclave, New Delhi, India seperti dikutip dari laman resmi Setkab, Jumat (26/1/2018).
Selain itu, optimisme pertumbuhan ekonomi dunia juga memiliki peran cukup penting yang diperkirakan naik menjadi 3,7% pada 2018 dari 3,6% pada 2017. Jokowi juga mengapresiasi kerja sama ASEAN-India yang telah berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi masing-masing negara.
Bahkan, ekonomi ASEAN diprediksi tumbuh 5% dan ekonomi India diperkirakan tumbuh 7% tahun ini. "Berkat kerja kita bersama, ekonomi tumbuh positif di atas pertumbuhan ekonomi global," ujarnya.
Meski demikian, masih ada sejumlah kondisi global yang belum stabil yang harus dihadapi ASEAN dan India. Mulai dari pesimisme pelemahan ekonomi global pada jangka panjang hingga meningkatnya kecenderungan proteksionisme di berbagai negara.
Dalam kesempatan itu, Presiden mengajak ASEAN bersama-sama dengan India untuk melanjutkan perundingan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang akan mewakili hampir setengah populasi dunia, 31,6% dari GDP global, dan 28,5% perdagangan dunia.
Kepala Negara juga menyatakan, kesiapan Indonesia dan ASEAN untuk bekerja sama dengan India dalam rangka menemukan landing zones yang pragmatik agar perluasan dan pendalaman supply chain di kawasan RCEP dapat terwujud.
"Indonesia menyerukan perlunya mengintensifkan upaya menyelesaikan perundingan RCEP pada 2018," ujar Jokowi.
(izz)