PKL Barito Mulai Boyongan ke Pasar Barito Baru di Penggaron
A
A
A
SEMARANG - Ratusan pedagang kaki lima (PKL) Barito di Kelurahan Rejosari boyongan atau pindahan dari Sentra PKL Barito yang menempati sepanjang bantaran sungai Banjir Kanal Timur (BKT) ke Pasar Klitikan Penggaron pada Jumat (2/2/2018).
Lokasi Pasar Klitikan atau yang diberi nama Pasar Barito Baru ini berdekatan dengan Terminal Terboyo yang dibangun Dinas Perdagangan dengan nilai lebih dari Rp16,6 miliar.
Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, menyatakan berterima kasih kepada para pedagang yang bersedia untuk pindah, demi memperlancar program pemerintah untuk normalisasi BKT. "Hari ini merupakan hari yang kita tandai sebagai tetenger bersejarah untuk anak cucu kita, yaitu, tanda dimulainya pembangunan normalisasi Banjir Kanal Timur (BKT)," katanya.
Adapun yang menjadi perhatiannya, yakni terkait dengan akses bagi pedagang yang harus dilakukan pengerasan dan pavingisasi. Ia juga meminta agar sisa lahan di sebelah bangunan los pedagang dapat di maksimalkan dengan diratakan sehingga dapat digunakan untuk pembangunan kios tambahan bagi PKL Barito yang belum terakomodir.
"Kami berharap agar proses pemindahan PKL dapat dilaksanakan secepat mungkin sehingga pengerjaan normalisasi sungai BKT dapat dikebut Kontraktor pelaksanaan," tambahnya.
Lanjut dia, warga Kota Semarang mendambakan kemajuan pembangunan di Kota Semarang secara pesat. Sedangkan normalisasi Banjir Kanal Timur, selain untuk keindahan Kota Semarang, nantinya juga untuk mengantisipasi agar Kota Semarang terhindar dari banjir dan rob di wilayah Semarang bagian timur.
Sementara untuk para PKL di tempatnya yang baru di Pasar Klithikan Barito Baru Penggaron, dinilai akan lebih aman dan nyaman. Sebab, bangunan Pasar Klithikan Barito Baru Penggaron dengan bangunan yang megah memiliki prospek positif ke depan. "Ukuran kios atau lapak disesuaikan untuk kebersamaan agar para PKL dapat menikmati sama rata," tambahnya.
Salah satu PKL, Sukarjo mengaku, para pedagang akan segera memindahkan barang-barangnya karena sudah mendapatkan kunci kios. Pemindahan ini ditargetkan selesai hingga pertengahan bulan ini, karena barang dagangan yang dimiliki merupakan suku cadang bekas yang membutuhkan waktu.
Adapun jumlah pedagang yang pindah dari PKL Barito di Kelurahan Rejosari yakni 124 pedagang terdiri dari blok 1 sampai 6. Sementara itu total sebanyak 1.250 PKL terdampak normalisasi sungai BKT. Para PKL ini berada di sepanjang bantaran sungai BKT, mulai dari Jalan Unta sampai Tambakrejo. "Pengundian sudah dilakukan dan kami sudah mulai memindahkan barang-barang yang ada di Barito ke sini," ujarnya.
Sementara itu, Kepala BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai), Pemali Juwana Rubhan menambahkan, pembangunan normalisasi Banjir Kanal Timur akan dimulai dari muara ke selatan hingga sampai Jembatan Majapahit dilaksanakan secara serentak. "Tahap awal panjang Banjir Kanal Timur dari muara hingga sampai Jembatan Majapahit lebih dari 7 km," jelasnya.
Lokasi Pasar Klitikan atau yang diberi nama Pasar Barito Baru ini berdekatan dengan Terminal Terboyo yang dibangun Dinas Perdagangan dengan nilai lebih dari Rp16,6 miliar.
Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, menyatakan berterima kasih kepada para pedagang yang bersedia untuk pindah, demi memperlancar program pemerintah untuk normalisasi BKT. "Hari ini merupakan hari yang kita tandai sebagai tetenger bersejarah untuk anak cucu kita, yaitu, tanda dimulainya pembangunan normalisasi Banjir Kanal Timur (BKT)," katanya.
Adapun yang menjadi perhatiannya, yakni terkait dengan akses bagi pedagang yang harus dilakukan pengerasan dan pavingisasi. Ia juga meminta agar sisa lahan di sebelah bangunan los pedagang dapat di maksimalkan dengan diratakan sehingga dapat digunakan untuk pembangunan kios tambahan bagi PKL Barito yang belum terakomodir.
"Kami berharap agar proses pemindahan PKL dapat dilaksanakan secepat mungkin sehingga pengerjaan normalisasi sungai BKT dapat dikebut Kontraktor pelaksanaan," tambahnya.
Lanjut dia, warga Kota Semarang mendambakan kemajuan pembangunan di Kota Semarang secara pesat. Sedangkan normalisasi Banjir Kanal Timur, selain untuk keindahan Kota Semarang, nantinya juga untuk mengantisipasi agar Kota Semarang terhindar dari banjir dan rob di wilayah Semarang bagian timur.
Sementara untuk para PKL di tempatnya yang baru di Pasar Klithikan Barito Baru Penggaron, dinilai akan lebih aman dan nyaman. Sebab, bangunan Pasar Klithikan Barito Baru Penggaron dengan bangunan yang megah memiliki prospek positif ke depan. "Ukuran kios atau lapak disesuaikan untuk kebersamaan agar para PKL dapat menikmati sama rata," tambahnya.
Salah satu PKL, Sukarjo mengaku, para pedagang akan segera memindahkan barang-barangnya karena sudah mendapatkan kunci kios. Pemindahan ini ditargetkan selesai hingga pertengahan bulan ini, karena barang dagangan yang dimiliki merupakan suku cadang bekas yang membutuhkan waktu.
Adapun jumlah pedagang yang pindah dari PKL Barito di Kelurahan Rejosari yakni 124 pedagang terdiri dari blok 1 sampai 6. Sementara itu total sebanyak 1.250 PKL terdampak normalisasi sungai BKT. Para PKL ini berada di sepanjang bantaran sungai BKT, mulai dari Jalan Unta sampai Tambakrejo. "Pengundian sudah dilakukan dan kami sudah mulai memindahkan barang-barang yang ada di Barito ke sini," ujarnya.
Sementara itu, Kepala BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai), Pemali Juwana Rubhan menambahkan, pembangunan normalisasi Banjir Kanal Timur akan dimulai dari muara ke selatan hingga sampai Jembatan Majapahit dilaksanakan secara serentak. "Tahap awal panjang Banjir Kanal Timur dari muara hingga sampai Jembatan Majapahit lebih dari 7 km," jelasnya.
(ven)