Pesawat Komersial China, Comac Bidik Pasar Asia Tenggara
A
A
A
SINGAPURA - Sebagai negara dengan kekuatan ekonomi kedua di dunia, China tidak ingin kalah dengan Eropa dan Amerika Serikat dalam industri penerbangan. Keberhasilan China membangun pesawat komersial sendiri yang bernama Comac (Commercial Aircraft Corp of China), membuat mereka ingin menyaingi Airbus dan Boeing.
Dalam pameran Singapore Airshow 2018, Comac membidik pasar Asia Tenggara dalam rangka memperluas basis pelanggannya di luar negara mereka sendiri. Comac yang sukses membangun pesawat narrow-body C919 dan pesawat tempur ARJ21, kini memusatkan perhatiannya untuk pasar Asia Tenggara.
Deputy General Manager of Sales & Marketing Comac, Lu Zheng, mengatakan bahwa Asia Tenggara merupakan pasar potensial. "Kawasan ini mempunyai pertumbuhan pesat. Berikutnya adalah Afrika, Asia Tengah, dan Asia Barat. Setelah itu masuk ke pasar Eropa dan Jepang. Tapi kami akan melangkah selangkah demi selangkah," ujarnya seperti dilansir CNBC, Kamis (8/2/2018).
Comac pada Mei tahun lalu sukses membangun pesawat C919 yang memiliki 168 kursi. Kini pesawat tersebut mendapatkan lebih dari 700 pesanan oleh perusahaan-perusahaan penerbangan China. Sementara jet tempur ARJ21 yang telah beroperasi setahun, telah mendapat 400 pesanan dari Pemerintah China.
Keberhasilan mengisi pasar dalam negeri, membuat Comac ingin ekspansi ke luar. China sendiri menilai Comac sebagai simbol dari industi dirgantara Negeri Tirai Bambu untuk bersaing di tingkat internasional.
Namun dalam pameran di Singapura, Lu menambahkan pihaknya tidak langsung buru-buru jualan. Karena mereka harus menyelesaikan pengiriman pertama C919 ke maskapai China Eastern Airlines yang dijadwalkan pada tahun 2021. Dan sejauh ini, Comac sedang meningkatkan standar keselamatan dan sistem peraturan untuk produk penerbangan.
Untuk mencapai hal yang disebut terakhir, pada Oktober lalu, Beijing dan Washington telah melakukan perjanjian bilateral. Comac juga sedang mengembangkan jet komersial berbadan lebar yang dikenal sebagai C929. Mereka bekerja sama dengan Rusia.
Dalam pameran Singapore Airshow 2018, Comac membidik pasar Asia Tenggara dalam rangka memperluas basis pelanggannya di luar negara mereka sendiri. Comac yang sukses membangun pesawat narrow-body C919 dan pesawat tempur ARJ21, kini memusatkan perhatiannya untuk pasar Asia Tenggara.
Deputy General Manager of Sales & Marketing Comac, Lu Zheng, mengatakan bahwa Asia Tenggara merupakan pasar potensial. "Kawasan ini mempunyai pertumbuhan pesat. Berikutnya adalah Afrika, Asia Tengah, dan Asia Barat. Setelah itu masuk ke pasar Eropa dan Jepang. Tapi kami akan melangkah selangkah demi selangkah," ujarnya seperti dilansir CNBC, Kamis (8/2/2018).
Comac pada Mei tahun lalu sukses membangun pesawat C919 yang memiliki 168 kursi. Kini pesawat tersebut mendapatkan lebih dari 700 pesanan oleh perusahaan-perusahaan penerbangan China. Sementara jet tempur ARJ21 yang telah beroperasi setahun, telah mendapat 400 pesanan dari Pemerintah China.
Keberhasilan mengisi pasar dalam negeri, membuat Comac ingin ekspansi ke luar. China sendiri menilai Comac sebagai simbol dari industi dirgantara Negeri Tirai Bambu untuk bersaing di tingkat internasional.
Namun dalam pameran di Singapura, Lu menambahkan pihaknya tidak langsung buru-buru jualan. Karena mereka harus menyelesaikan pengiriman pertama C919 ke maskapai China Eastern Airlines yang dijadwalkan pada tahun 2021. Dan sejauh ini, Comac sedang meningkatkan standar keselamatan dan sistem peraturan untuk produk penerbangan.
Untuk mencapai hal yang disebut terakhir, pada Oktober lalu, Beijing dan Washington telah melakukan perjanjian bilateral. Comac juga sedang mengembangkan jet komersial berbadan lebar yang dikenal sebagai C929. Mereka bekerja sama dengan Rusia.
(ven)