IPO Saudi Aramco Tunggu Momentum Harga Minyak Tembus USD70/Barel

Senin, 19 Februari 2018 - 13:39 WIB
IPO Saudi Aramco Tunggu...
IPO Saudi Aramco Tunggu Momentum Harga Minyak Tembus USD70/Barel
A A A
LONDON - Pertanyaan besar dalam industri minyak kali ini yakni kapan Arab Saudi menjual sebagian saham Saudi Aramco melalui skema penawaran saham perdana ke publik atau IPO di pasar saham. Setelah sempat simpang siur hingga dijadwalkan bakal terwujud pada 2018, kini kabar terbaru IPO Aramco masih menunggu momentum lonjakan harga minyak.

Seperti dilansir Reuters, Senin (19/2/2018) menurut sumber yang menolak disebutkan namanya menerangkan bahwa pejabat Saudi masih akan melihat fluktuasi harga minyak dalam satu hingga dua tahun ke depan. Pemerintah Riyadh secara hati-hati menganalisis pergerakan harga minyak, lantaran dinilai sebagai elemen penting dalam mencapai valuasi tinggi dalam hal penawaran umum perdana terbesar dalam sejarah.

Idealnya, harga yang harus dicapai yakni bergerak setidaknya lebih tinggi USD10 menjadi kisaran USD70 per barel agar pemerintah dengan senang hati meluncurkan IPO Saudi Aramco. "Kapan momen ideal itu akan datang? mungkin Anda juga harus melihat kurva ke depannya untuk harga minyak karena hal tersebut menjadi kunci bagi investor yang menilai Aramco," ucap sumber rahasia tersebut.

Terkait kabar tersebut, Reuters menerangkan pihak Kementerian Energi Saudi begitupun dengan Saudi Aramco tidak ingin segera menanggapi permintaan untuk memberikan komentar soal momentum IPO Aramco. Selain itu diyakini banyak pertimbangan yang cenderung mempengaruhi kapan waktu IPO yang tepat seperti skandal korupsi yang menyeret menteri hingga pangeran.

Tetapi jika harga minyak tembus USD70 per barel menjadi faktor penting, dimana ini bisa mengindikasikan jadwal IPO lebih cepat. Tercatat kontrak berjangka minyak Brent untuk Maret 2019 dihargai sekarang pada level USD60,60 dan selama dua tahun ada di posisi USD57,70. Pejabat Saudi hanya memberikan beberapa petunjuk tentang IPO, saat Menteri Energi Khalid al-Falih dan Menteri Keuangan Mohammed al-Jadaan hanya mengatakan bahwa pemerintah akan melanjutkan saat "waktunya tepat".

Harga spot dan long-dated sering tidak bergerak bersama. Harga terbaru lebih dipengaruhi oleh perkembangan seperti gangguan pasokan atau bencana alam yang didorong secara politis. Sementara harga yang berada di bawah kurva lebih dipengaruhi oleh ekspektasi penawaran dan permintaan yang lebih luas, mempertimbangkan isu-isu seperti kebijakan produksi OPEC dan kenaikan kendaraan listrik.

Harga spot naik ke level tertinggi tiga tahun di atas USD70 pada bulan Januari, namun sejak itu telah turun hampir 15% seiring dengan penurunan yang lebih luas di pasar saham karena kekhawatiran tentang inflasi global serta kekhawatiran baru tentang meningkatnya produksi minyak Amerika Serikat (AS). Harga minyak menjadi perhatian serius Arab Saudi bersama dengan OPEC.

Pihak kerajaan telah mengatur kesepakatan pemotongan produksi minyak global untuk mendukung harga, sebuah langkah yang dilaporkan Reuters sebelumnya sebagian didorong oleh keinginan untuk memaksimalkan penilaian Aramco atas IPO tersebut. Falih telah berulang kali mengatakan bahwa dia melihat pemotongan OPEC bakal tetap berlangsung sampai akhir 2018 untuk menjadi harapan mengkerek harga minyak.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3450 seconds (0.1#10.140)