GMF AeroAsia Bukukan Pendapatan USD439,3 Juta
A
A
A
JAKARTA - PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk (GMF AeroAsia) sepanjang 2017, membukukan pendapatan operasional USD439,3 juta atau naik 13% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, USD388,7 juta.
Direktur Utama GMF AeroAsia, Iwan Joeniarto mengatakan seiring meningkatnya pendapatan, laba bersih perseroan juga meningkat 15,3% menjadi USD50,9 juta.
"Pencapaian ini merupakan bukti komitmen kami terhadap pemegang saham dan publik bahwa perseroan bisa menjawab tantangan yang diberikan di setiap tahunnya," kata Iwan dalam jumpa persnya di Jakarta, Rabu (28/2/2018).
Menurut Iwan, keberhasilan pertumbuhan pendapatan maupun laba bersih tahun ini, didukung semua lini bisnis perusahaan yang telah berkontribusi dalam pencapaiannya.
Adapun porsi pendapatan terbesar dikontribusikan dari lini bisnis perawatan komponen pesawat sebesar 31%, diikuti base maintenance 22%, line maintenance 21% dan engine maintenance 19%.
"Disamping itu, pertumbuhan kinerja juga didukung program efisiensi yang terus berlanjut dan telah diterapkankan oleh perusahaan dari tahun ke tahun," tambahnya.
Sementara itu, hingga akhir 2017, perseroan mengalami pertumbuhan total aset sebesar 22% dari USD442,6 juta pada tahun 2016 menjadi USD539,2 juta pada 2017.
Kenaikan aset tersebut dipengaruhi oleh aksi korporasi besar, di mana perusahaan melakukan pelepasan sahamnya kepada publik pada 2017 dengan berhasil menghimpun dana Rp1,12 triliun.
"Ini juga berpengaruh terhadap peningkatan signifikan ekuitas perusahan sebesar 77%," terangnya. Sementara itu dari sisi arus kas tahun 2017 juga mengalami peningkatan 38% dibandingkan periode yang sama 2016.
Direktur Utama GMF AeroAsia, Iwan Joeniarto mengatakan seiring meningkatnya pendapatan, laba bersih perseroan juga meningkat 15,3% menjadi USD50,9 juta.
"Pencapaian ini merupakan bukti komitmen kami terhadap pemegang saham dan publik bahwa perseroan bisa menjawab tantangan yang diberikan di setiap tahunnya," kata Iwan dalam jumpa persnya di Jakarta, Rabu (28/2/2018).
Menurut Iwan, keberhasilan pertumbuhan pendapatan maupun laba bersih tahun ini, didukung semua lini bisnis perusahaan yang telah berkontribusi dalam pencapaiannya.
Adapun porsi pendapatan terbesar dikontribusikan dari lini bisnis perawatan komponen pesawat sebesar 31%, diikuti base maintenance 22%, line maintenance 21% dan engine maintenance 19%.
"Disamping itu, pertumbuhan kinerja juga didukung program efisiensi yang terus berlanjut dan telah diterapkankan oleh perusahaan dari tahun ke tahun," tambahnya.
Sementara itu, hingga akhir 2017, perseroan mengalami pertumbuhan total aset sebesar 22% dari USD442,6 juta pada tahun 2016 menjadi USD539,2 juta pada 2017.
Kenaikan aset tersebut dipengaruhi oleh aksi korporasi besar, di mana perusahaan melakukan pelepasan sahamnya kepada publik pada 2017 dengan berhasil menghimpun dana Rp1,12 triliun.
"Ini juga berpengaruh terhadap peningkatan signifikan ekuitas perusahan sebesar 77%," terangnya. Sementara itu dari sisi arus kas tahun 2017 juga mengalami peningkatan 38% dibandingkan periode yang sama 2016.
(ven)