Jembatan Raih Mimpi Kaum Disabilitas

Minggu, 04 Maret 2018 - 11:17 WIB
Jembatan Raih Mimpi...
Jembatan Raih Mimpi Kaum Disabilitas
A A A
JAKARTA - Bagi para penyandang disabilitas, bekerja pada sebuah instansi bagai cuma mimpi karena nyaris tak ada perusahaan yang bersedia menerima. Namun, anggapan itu sebetulnya belum tentu benar.

Perusahaan dan kaum disabilitas hanya kurang jembatan untuk bertemu. Muhammad Rubby Emir mengetahui kondisi ini. Ia lantas mendirikan sebuah social enterprise berupa startup bernama Kerjabilitas. Menurut Rubby, kalangan disabilitas hanya butuh media untuk di pertemukan dengan perusahaan, begitu pun sebaliknya.

Pihak perusahaan juga harus terus diyakini bahwa tidak menutup kemungkinan beberapa karyawan mereka adalah seorang disabilitas. Atas komitmen Kerjabilitas, baru-baru ini Rubby melalui perusahaannya dinobatkan sebagai peraih penghargaan World Summit on the Information Society (WSIS) 2018 dari PBB untuk kategori eemployment.

Penghargaan apa itu? Bagaimana pula perkembangan Kerjabilitas di tahun ketiga ke hadirannya, dan semangat apa yang ingin ditularkan kepada kaum disabilitas? Simak penuturan Rubby ke pada KORAN SINDO berikut ini.

Selamat atas terpilihnya Kerjabilitas sebagai peraih penghargaan WSIS 2018. Apa kesan dan arti penghargaan ini buat Anda?
Terima kasih. Kami submit keikut sertaan kami dua bulan lalu, kemudian mereka mengumumkan voting. Kami menang di kategori e-employment.Memang tidak mendapat hadiah, namun kami di undang mengikuti event mereka di Jenewa, Swiss, bulan depan. Forum tahunan WSIS adalah platform global yang memfasilitasi implementasi untuk memajukan pembangunan berkelanjutan.

Forum ini memberikan kesempatan pada pertukaran informasi, penciptaan pengetahuan, dan berbagi praktik terbaik sambil mengidentifikasi tren yang muncul serta mendorong kemitraan dengan mempertimbangkan asosiasi informasi dan pengetahuan yang berkembang.

Forum WSIS terus berkembang serta memperkuat keselarasan antara aksi WSIS dan sasaran pembangunan berkelanjutan. Forum ini akan menjadi platform kunci untuk membahas peran teknologi informasi sebagai sarana pelaksanaan sasaran pembangunan berkelanjutan dengan memperhatikan mekanisme global untuk tindak lanjut dan tinjauan terhadap pelaksanaan Agenda 2030 untuk pem bangunan berkelanjutan.

Kesannya senang, bangga, karena kami ada di kategori eemployment. Salah satu persyaratan kemenangan adalah kesesuaian misi dengan SDG (Sustainable Development Goals)dan salah satu misi Kerjabilitas yakni berusaha mew ujudkan Zero Poverty, sesuai SDG nomor 1.

Penghargaan ini membuat kami tambah semangat. Ka mi dari dulu tidak pernah mengejar penghargaan, tapi lebih memprioritaskan pada bagaimana memberi manfaat buat pengguna kami. Kalau dapat penghargaan, bisa jadi itu bonus dari hal-hal kecil yang kami lakukan dan bangun setiap hari. Namun, itu (dapat penghargaan) bukan tujuan.

Jadi, apa ide awal dari Kerjabilitas?
Kerjabilitas merupakan ide hasil interaksi dengan kalangan disabilitas. Saya sering bertemu, berdiskusi karena kebetulan adik saya penyandang disabilitas. Jadi, saya kurang lebih tahu kehidupan mereka. Saya menggandeng teman saya, Tety Sianipar dan Ludmilla Williyanti. Salah satu masalah cukup besar yang belum banyak solusinya ialah akses terhadap pekerjaan serta info pekerjaan untuk para disabilitas.

Tahun 2014 mulai ada ide, lalu bikin riset, survei, dan membuat grup diskusi. Develop website dilakukan awal 2015 dan akhirnya Ma ret 2015 launching dengan base di Yogyakarta. Tahun pertama banyak pengalaman trial error. Setahun beroperasi hanya di Yogyakarta. Berhubung kami menggunakan website, jadi memang bisa diakses dari mana saja. Kami mencoba melakukan ekspansi, mencoba dekat dengan user di daerah lain. Kami mencoba buat perwakilan di Medan, Surabaya, Makassar, dan Jakarta.

Bagaimana sistem kerja Kerjabilitas?
Kerjabilitas simpelnya ialah sebuah job platform pencarian kerja, namun kami mengkhususkan diri untuk melayani pencari kerja disabilitas. Kami juga memberikan dukungan tergantung kebutuhan. Misalnya para disabel butuh di pandu atau dilatih pengembangan karier untuk masuk dunia kerja pertama kali. Kami melakukan beberapa cara konseling online.

Kami bantu melalui telepon atau alat komunikasi lain. Kami juga ada portal, namanya Pustaka Kerjabilitas, berisi konten peningkatan kerja yang bisa dibaca kapan pun. Ada juga pelatihan. Kami pernah memberikan pelatihan kepada 24 pemuda disabilitas. Bagi penyedia pekerjaan, kami biasanya melakukan pendekatan. Kami hubungi puluhan perusahaan setiap hari.

Melihat perusahaan dan pekerjaan yang sesuai bisa dikerjakan para disabilitas. Menanyakan apakah perusahaan mereka menerima pekerja disabilitas. Apa kah pekerjaan terbuka bagi disabilitas. Kami edukasi bagaimana cara terbuka kepada para disabilitas. Kami juga menjelaskan ragam di sabilitas yang bisa bekerja pada pekerjaan tersebut.

Dari situ, kami rekomendasikan untuk dimasukkan ke website Kerjabilitas. Cara mengakses pekerjaan ada banyak skenario. Yang paling umum mereka cari kerja langsung. Para disabilitas sudah mendaftar, ju ga menyerahkan keperluan pendaftaran pekerjaan seperti CV dan lain-lain. Nanti akan ada email untuk memberitahukan pekerjaan yang cocok bagi mereka, sesuai minat dan bakat yang telah mereka isi sebelumnya.

Pelamar juga dapat melihat profil perusahaan, lalu tinggal klik lamar. Nanti otomatis berkas akan langsung tersampaikan. Kami juga dapat membantu jika user ada panggilan kerja dan membutuhkan perjalanan. Kami bisa pan du hingga mereka sampai di perusahaan yang dimaksud. Mereka bisa menginap di mana. Mobilitas penyandang disabilitas terbatas.

Dari transportasi saja belum terlalu memadai bagi mereka. Banyak juga dari mereka yang jarang ke luar rumah, tiba-tiba harus keluar, bahkan ke luar kota. Hal tersebut menjadi tantangan bagi mereka. Banyak dari mereka meminta tolong kepada kami.

Adakah perusahaan yang langsung datang tanpa diedukasikan?
Sudah ada walau belum banyak. Mereka umumnya yang sudah tahu kalau disabilitas bisa kerja seper ti yang lain. Perusahaan juga bisa melakukan layanan premium. Jadi, mereka minta langsung tenaga kerja yang kompeten. Kami akan carikan langsung di database Kerjabilitas.

Kalau ada yang sesuai kriteria, kami bisa rekomendasikan. Kami kirim berkas mereka dan nanti mereka sendiri yang akan mendatangi. Biasanya me mang per usa haan besar yang sudah punya pan dangan terbuka ter hadap para disabilitas, diantaranya Facebook Indonesia dan L’Oreal.

Apa tantangan yang Anda hadapi?
Mengedukasi pasar. Penetrasi pasar sulit karena kami termasuk start up, bukan hanya cari untung, tapi juga ada misi orientasi sosial. Mengedukasi klien untuk meyakinkan kalau para disabilitas juga mampu bekerja. Selama ini stigmanya disabilitas tidak dapat bekerja. Meyakinkan perusahaan bah wa disabilitas juga aset SDM, sama seperti yang lain. Jadi, mereka jika mempekerjakan atau mencari tenaga kerja dari kalangan disabilitas bukan semata-mata bertujuan charity, amal, atau bagian dari CSR kantor.

Kerjabilitas bisa berkesinambungan karena kami juga mencari pen dapatan dari sini. Banyak klien yang pasang gratis saja asal sudah membuka lowongan. Jadikan pencarian karyawan di Kerjabilitas sebuah pencarian aset, sama seperti me reka mencari di job platform lain. Sebagai startup sosial, kami juga mencari pendapatan. Semakin lama semakin positif, walaupun keuntungan belum didapat.

Apa harapan untuk Kerjabilitas kedepan?
Sebagai usaha yang mengedepankan sosial, tentu keinginan kami bisa terus berkesinambungan. Kalau ada investor, pasti kami tidak bisa menjanjikan keuntungan yang cepat. Kami harus cari cara kreatif dan inovatif, namun tetap realistis supaya dapat terus ada untuk memberikan layanan terbaik bagi user.

Apa pesan Anda untuk para penyandang disabilitas?
Kenali diri, gali potensi diri, kem bangkan potensi tersebut men jadi kekuatan untuk berkarya. Ber gaul dengan banyak orang, bergabung dengan organisasi-organisasi di mana kita bisa mengekspresikan diri, dan belajar satu sama lain.

Menurut Anda bagaimana cara pemerintah bisa membuat kaum disabilitas berdaya?
Perluas akses kepada pendidikan yang berkualitas, perluas akses pada kesempatan kerja dan ke empatan berwirausaha. Ciptakan model-model yang kreatif, termasuk mekanisme insentif dan di sinsentif untuk mendorong perushaan supaya mempekerjakan penyandang disabilitas. (Ananda Nararya)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0868 seconds (0.1#10.140)