Aktivitas Pengeboran AS Berkurang, Harga Minyak Perkasa
A
A
A
SINGAPURA - Pasar minyak dunia mengalami kenaikan pada perdagangan, Senin (12/3/2018) didukung adanya penurunan jumlah pengeboran rig minyak Amerika Serikat (AS). Produksi minyak AS tercatat masih tinggi dan karena ekonomi AS yang terus menciptakan lapangan kerja, industri berharap bakal mendorong permintaan bahan bakar lebih banyak.
Seperti dilansir Reuters, harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) CLc1 diperdagangkan pada level USD62,22 per barel atau meningkat sebesar 18 sen yang setara dengan 0,3%. Sedangkan harga minyak mentah berjangka Brent yang menjadi patokan Internasional bertengger di posisi USD65,70/barel dengan tambahan 21 sen atau 0,3% dari penutupan sebelumnya.
Analis Investasi William O'Loughlin dari Rivkin Securities menerangkan, penurunan jumlah rig dan data ketenagakerjaan yang kuat kemunngkinan telah membantu mendukung harga jauh lebih tinggi. Tercatat perekonomian AS menambah jumlah pekerjaan terbesar dalam lebih dari satu setangah tahun di bulan Februari serta didorong adanya pertambahan gaji non-pertanian yang juga turut melonjak.
Pada pasar minyak, perusahaan energi AS pekan lalu memotong rig minyak untuk pertama kalinya dalam hampir dua bulan, dengan pengebor mengurangi empat rig, ke 796 seperti disampaikan perusahaan layanan energi Baker Hughes (GE.N) pada Jumat, kemarin. Sebaliknya, jumlah rig yang lebih rendah, yang merupakan indikator awal produksi masa depan, aktivitas tetap jauh lebih tinggi dari tahun lalu ketika hanya 617 rig yang aktif.
Sebagian besar analis memperkirakan produksi minyak mentah AS bakal meningkat lebih dari seperlima sejak pertengahan 2016, menjadi 10,37 juta barel per hari (bpd), dengan potensi melanjutkan terus tren positif. Angka ini melebihi produsen utama eksportir besar seperti Arab Saudi dan hampir sebanyak yang dipompa Rusia, hampir 11 juta bpd.
Seperti dilansir Reuters, harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) CLc1 diperdagangkan pada level USD62,22 per barel atau meningkat sebesar 18 sen yang setara dengan 0,3%. Sedangkan harga minyak mentah berjangka Brent yang menjadi patokan Internasional bertengger di posisi USD65,70/barel dengan tambahan 21 sen atau 0,3% dari penutupan sebelumnya.
Analis Investasi William O'Loughlin dari Rivkin Securities menerangkan, penurunan jumlah rig dan data ketenagakerjaan yang kuat kemunngkinan telah membantu mendukung harga jauh lebih tinggi. Tercatat perekonomian AS menambah jumlah pekerjaan terbesar dalam lebih dari satu setangah tahun di bulan Februari serta didorong adanya pertambahan gaji non-pertanian yang juga turut melonjak.
Pada pasar minyak, perusahaan energi AS pekan lalu memotong rig minyak untuk pertama kalinya dalam hampir dua bulan, dengan pengebor mengurangi empat rig, ke 796 seperti disampaikan perusahaan layanan energi Baker Hughes (GE.N) pada Jumat, kemarin. Sebaliknya, jumlah rig yang lebih rendah, yang merupakan indikator awal produksi masa depan, aktivitas tetap jauh lebih tinggi dari tahun lalu ketika hanya 617 rig yang aktif.
Sebagian besar analis memperkirakan produksi minyak mentah AS bakal meningkat lebih dari seperlima sejak pertengahan 2016, menjadi 10,37 juta barel per hari (bpd), dengan potensi melanjutkan terus tren positif. Angka ini melebihi produsen utama eksportir besar seperti Arab Saudi dan hampir sebanyak yang dipompa Rusia, hampir 11 juta bpd.
(akr)