Pahlawan dan Humanis India di Tengah Penjajahan Inggris

Jum'at, 16 Maret 2018 - 14:05 WIB
Pahlawan dan Humanis India di Tengah Penjajahan Inggris
Pahlawan dan Humanis India di Tengah Penjajahan Inggris
A A A
JAMSETJI Tata bukan sekadar pengusaha yang membantu India memiliki tempat di liga industrialisasi dunia. Dia dianggap sebagai pahlawan dan humanis yang memegang kuat idealisme dan visi moral dan sosial. Pendiriannya itu telah membentuk sistem bisnis baru yang memberikan manfaat besar terhadap masyarakat lokal.

Jamsetji merupakan seorang industrialis, nasionalis, dan humanis. Dia menjadi pelopor visioner dan bersejarah, mengingat pada abad ke-18 tidak ada orang India yang memiliki semangat kewirausahaan seperti dirinya. Dia berkeinginan membuat India menjadi negara yang makmur dan dapat merasakan buah dari usahanya.

Dua atribut itu dianggap sudah cukup untuk membuatnya menjadi sosok yang hebat di India. Namun, ada satu atribut lagi yang membuatnya tampil sangat unik dan berbeda dari kebanyakan pebisnis modern, yaitu humanis. Dia sangat peduli terhadap orang-orang yang tercekik kemiskinan, menderita, atau terkena musibah.

Karakter humanis Jamsetji dapat terlihat dari keinginannya membebaskan masyarakat dari perbudakan buruh dan penjajahan ekonomi asing. Sifat empati dalam filosofi bisnis Jamsetji dijadikan sebagai inti dari misi dan visi Tata Group. Meski Jamsetji meninggal, kemurahan hatinya terwariskan dan dilanjutkan generasi baru India.

(Baca Juga: Tata Group Sukses Berkat Prinsip Kemanusiaan, Filantropi, dan Etika
Jika dilihat dari kondisi keluarga, Jamsetji tampaknya tidak akan mampu membuat perusahaan sendiri. Terlahir pada 3 Maret 1839 di Navsari, Gujarat, India, dia menjadi anak sulung Nusserwanji Tata, keturunan pendeta Parsi. Dari generasi ke generasi, keluarga Tata tidak pernah melepaskan kebiasaan menjadi bagian Parsi. Jamsetji pergi ke Bombay ke tempat kerja ayahnya pada usia 14 tahun. Dia mengenyam pendidikan di Elphinstone College dan meraih gelar green scholar (setara sarjana) pada 1858.

Pendidikan liberal mendorongnya menyukai membaca dan hobi barunya itu membuat pikirannya terbuka hingga terngiang ingin membuka bisnis. Semangat berwirausaha itu tentu tidak membuatnya nekat karena Jamsetji tahu dunia bisnis sangat kejam dan keras. Apalagi, saat itu aturan kolonial kian ketat dan membuat pergerakan masyarakat lokal sangat terbatas.

Maklum, dua tahun sebelumnya pada 1857, masyarakat India melakukan perlawanan hebat terhadap Inggris. Jamsetji ikut membantu perusahaan kecil ayahnya. Interaksi dengan mitra membuat ke mampuan bisnisnya tumbuh dan berkembang. Dia belajar banyak hal mulai dari komoditas, pemasaran, perdagangan, hingga perbankan. Pada 1868 atau pada usia 29 tahun, dia mulai mendirikan trading company dengan modal Rs21.000.

Jamsetji kemudian berkesempatan berkunjung ke Inggris yang juga memberikannya pelajaran berharga mengenai bisnis tekstil. Ekspedisi itu memberikannya inspirasi untuk mengalahkan dominasi Inggris di sektor itu, mengingat India memiliki sumber alam yang melimpah ruah.

Dia pun banting setir ke sektor tekstil pada 1869. Jamsetji mengakuisisi sebuah penggilingan minyak yang bangkrut di Chinchpokli, Bombay, dan mengubahnya menjadi penggilingan katun. Dua tahun kemudian, dia menjualnya dengan keuntungan yang signifikan. Dia mencari area dengan pertumbuhan katun, akses yang mudah, dan banyaknya suplai air dan bahan bakar. Nagpur, dekat Maharashtra, me menuhi per sya ratan itu.

Pada 1874, Jamsetji mendirikan perusahaan baru Central India Spinning Weaving and Manufacturing dengan modal Rs1,5 lakh. Pada 1 Januari 1877, Ratu Victoria telah menjadi Permaisuri India dan menjadikan Penggilingan Katun di Nagpur sebagai Penggilingan Permaisuri. Jamsetji kemudian mendirikan institusi pendidikan kelas dunia untuk mewariskan ilmunya kepada warga India.

Dia juga terkenal sebagai orang yang dermawan dan senang memberikan sumbangan kepada warga. "Bibit yang ditanamkannya, kerja kerasnya, dan semangatnya membantu India menjadi sukses," ungkap Tata Group.
(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6456 seconds (0.1#10.140)