DPR Sebut Mentan Amran Sebagai Bapak Jagung Nasional
A
A
A
JAKARTA - Komisi IV DPR mengapresiasi kerja keras Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam mengoptimalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Pertanian (APBN) di kementerian yang dinahkodainya untuk Tahun Anggaran 2017. Hasilnya, beberapa komoditas pertanian strategis seperti padi, jagung, dan bawang merah melonjak signifikan bahkan ekspor.
"Komisi IV DPR memberikan apresiasi atas realisasi APBN Tahun 2017 Kementerian Pertanian sebesar Rp21,9 triliun atau 90,44% dari Pagu APBN tahun 2017 sebesar Rp2.4226 triliun," kata Ketua Komisi IV DPR, Edhy Prabowo dalam siaran pers, Jumat (16/3/2018).
Menurut politikus Gerindra ini, kerja keras Amran bersama seluruh pejabat di lingkup Kementan mampu memaksimalkan anggaran pertanian untuk meningkatkan produksi pangan dan kesejahteraan petani, khususnya ketersediaan 10 komoditas pangan strategis di 2017.
"Selanjutnya Komisi IV DPR meminta Kementan untuk meningkatkan realisasi APBN pada tahun 2018, khususnya untuk program kegiatan perlindungan dan pemberdayaan petani yang targetnya belum terpenuhi pada Tahun Anggaran 2017," kata Edhy.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Komisi IV, Roem Kono juga mengaku takjub dengan kinerja yang ditorehkan Kementan dalam mendongkrak produksi komoditas pangan strategis bahkan bisa ekspor ke beberapa negara tetangga.
Dia pun tak ragu menyebut Menteri Amran sebagai Bapak Jagung Nasional karena keberhasilannya membalikkan keadaan, di mana komoditas jagung yang selama ini dipenuhi melalui impor, sekarang sudah ekspor. "Karena begitu banyak jagung yang diekspor, saya nobatkan beliau Bapak Jagung Indonesia," sebutnya.
Bagi politikus Golkar ini, Amran termasuk menteri yang konsisten dan selalu terdepan memperjuangkan nasib petani. "Beliau ini selalu konsisten memperjuangkan petani. Sama mitra juga. Mentan ini berdiri tegak lurus, luruskan yang bengkok-bengkok. Nah ini baru ada 2-3 menteri yang punya pendirian kuat. Salah satunya Mentan," pujinya.
Wakil Ketua Komisi IV DPR, Michael Wattimena juga menilai banyak perubahan yang telah diraih Kementan di bawah kendali Amran.
Kendati belum lama ini menjabat Pimpinan di Komisi IV, namun dia bisa melihat sudah banyak prestasi yang ditorehkan menteri asal Bone, Sulawesi Selatan ini. Diantaranya, laporan keuangan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang pada 2015 lalu diganjar Wajar Dengan Pengecualian, namun dalam dua tahun berurutan di 2016 dan 2017 bisa meraih predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Yang tak kalah menggembirakan, produksi pangan juga meningkat drastis, disebabkan luas areal pertanian meningkat 13% dari tahun sebelumnya. "Harapan kita dengan kerja keras Kementan, kedaulatan pangan bisa jadi kenyataan. Kami sebagai mitra di Komisi IV akan memberikan dukungan kepada Kementan untuk mewujudkan kedaulatan pangan ke depan," harapnya.
Hal senada dilontarkan Wakil Ketua Komisi IV DPR Daniel Djohan. Menurutnya, banyak lonjakan yang dicapai Kementan dalam mengangkat produktivitas pangan. Namun menjadi ironi lantaran keberhasilan Mentan ini justru tertutupi dengan adanya impor dari Kementerian Perdagangan.
Masyarakat, kata dia, saat ini bertanya-tanya dimana keberhasilan pemerintah kalau di satu sisi produksi meningkat tapi impor beras saat petani mau panen.
"Impor ini bukan hanya membuat petani menangis tapi melemahkan tujuan pemerintah mewujudkan kedaulatan pangan. Untuk apa anggaran triliunan setiap tahun sementara kata-kata impor dinyatakan gamblang ke masyarakat. Saya kira ini harus dibahas serius di kabinet karena mempengaruhi kinerja pemerintah di mata masyarakat," katanya.
Menurut politikus PKB ini, Kementan saat ini merupakan tulang punggung keberhasilan pemerintah. Dia pun berharap dengan lonjakan produksi ini, kesejahteraan petani juga meningkat.
"Jika dibandingkan dengan negara lain, seperti Vietnam, produktivitas kita masih lebih tinggi. Rata-rata produktivitas nasional itu 6 ton bahkan bisa 9 ton per hektare. Kalau produktivitas naik maka tentu kesejahteraan petani naik. Ke depan Kementan buat program hilirisasi pertanian. Caranya industrialisasi buat petani sehingga petani tidak lagi kerja keras produksi padi tapi juga bisa menguasai pasar. Bisa jual beras langsung ke konsumen sehingga nilai tambah tidak lagi ke tengkulak tapi langsung ke petani," katanya.
Menurutnya, jika pendapatan petani naik, maka daya beli masyarakat bisa ikut naik. "Otomatis pertumbuhan ekonomi juga naik karena jualan HP, pakaian, dan lainnya juga meningkat. Singkatnya Gapoktan harus punya tiga hal. Gudang, penggilingan padi, dan pengemasan beras. Kalau bisa dilakukan di sentra-sentra yang produksinya baik, ini juga harus Bulog dan Bumdes. Saya yakin kalau ini bisa dilakukan maka ini bisa jadi jalan keluar buat bangsa lebih sejahtera," sambungnya.
Politikus PDI Perjuangan Rahmat Nasution Hamka juga memberikan apresiasi dan catatan yang gemilang atas kinerja Menteri Pertanian yang telah sukses mengangkat produksi jagung bahkan sampai ekspor ke negara Filipina dan Malaysia.
Adanya perhatian pemerintah terhadap jagung pula yang membuat petani di daerah pemilihannya di Kalimantan Tengah semangat untuk menanam jagung. Cuma dia berharap Kementan bisa lebih membantu petani untuk pengeringan jagung sehingga bisa lebih awet.
Mendapat pujian dari DPR, Amran tidak langsung ge-er. Dia menyampaikan soal stok beras yang saat ini masih cukup, mengingat banyak sentra produksi padi panen raya.
Adapun proyeksi panen pada Maret-April ini seluas 4 juta hektare. Nah untuk selesaikan pertanian, kata Amran, tak ada cara selain menggunakan mekanisasi, perbaikan infrastruktur pertanian dan benih berkualitas.
"Kemudian meningkatkan produktivitas lahan pasang surut yang ada di Kalimantan, Sumatra, yang potensi besarnya seluas 1 juta hektare. Makanya kami beli ekskavator. Kenapa? Karena ini murah. Bisa lima tahun kerja tanpa biaya lagi," imbuh dia.
Menteri Amran juga memastikan kendati bukan tupoksi Kementan, pihaknya juga berupaya keras membantu Bulog menggenjot cadangan beras pemerintah melalui serap gabah petani di lapangan.
Amran bahkan rela menguras duit dari kantong pribadinya untuk membantu Bulog menambah cadangan beras pemerintah. "Itu kami lakukan karena begitu cintanya kami kepada Bulog," katanya.
"Komisi IV DPR memberikan apresiasi atas realisasi APBN Tahun 2017 Kementerian Pertanian sebesar Rp21,9 triliun atau 90,44% dari Pagu APBN tahun 2017 sebesar Rp2.4226 triliun," kata Ketua Komisi IV DPR, Edhy Prabowo dalam siaran pers, Jumat (16/3/2018).
Menurut politikus Gerindra ini, kerja keras Amran bersama seluruh pejabat di lingkup Kementan mampu memaksimalkan anggaran pertanian untuk meningkatkan produksi pangan dan kesejahteraan petani, khususnya ketersediaan 10 komoditas pangan strategis di 2017.
"Selanjutnya Komisi IV DPR meminta Kementan untuk meningkatkan realisasi APBN pada tahun 2018, khususnya untuk program kegiatan perlindungan dan pemberdayaan petani yang targetnya belum terpenuhi pada Tahun Anggaran 2017," kata Edhy.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Komisi IV, Roem Kono juga mengaku takjub dengan kinerja yang ditorehkan Kementan dalam mendongkrak produksi komoditas pangan strategis bahkan bisa ekspor ke beberapa negara tetangga.
Dia pun tak ragu menyebut Menteri Amran sebagai Bapak Jagung Nasional karena keberhasilannya membalikkan keadaan, di mana komoditas jagung yang selama ini dipenuhi melalui impor, sekarang sudah ekspor. "Karena begitu banyak jagung yang diekspor, saya nobatkan beliau Bapak Jagung Indonesia," sebutnya.
Bagi politikus Golkar ini, Amran termasuk menteri yang konsisten dan selalu terdepan memperjuangkan nasib petani. "Beliau ini selalu konsisten memperjuangkan petani. Sama mitra juga. Mentan ini berdiri tegak lurus, luruskan yang bengkok-bengkok. Nah ini baru ada 2-3 menteri yang punya pendirian kuat. Salah satunya Mentan," pujinya.
Wakil Ketua Komisi IV DPR, Michael Wattimena juga menilai banyak perubahan yang telah diraih Kementan di bawah kendali Amran.
Kendati belum lama ini menjabat Pimpinan di Komisi IV, namun dia bisa melihat sudah banyak prestasi yang ditorehkan menteri asal Bone, Sulawesi Selatan ini. Diantaranya, laporan keuangan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang pada 2015 lalu diganjar Wajar Dengan Pengecualian, namun dalam dua tahun berurutan di 2016 dan 2017 bisa meraih predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Yang tak kalah menggembirakan, produksi pangan juga meningkat drastis, disebabkan luas areal pertanian meningkat 13% dari tahun sebelumnya. "Harapan kita dengan kerja keras Kementan, kedaulatan pangan bisa jadi kenyataan. Kami sebagai mitra di Komisi IV akan memberikan dukungan kepada Kementan untuk mewujudkan kedaulatan pangan ke depan," harapnya.
Hal senada dilontarkan Wakil Ketua Komisi IV DPR Daniel Djohan. Menurutnya, banyak lonjakan yang dicapai Kementan dalam mengangkat produktivitas pangan. Namun menjadi ironi lantaran keberhasilan Mentan ini justru tertutupi dengan adanya impor dari Kementerian Perdagangan.
Masyarakat, kata dia, saat ini bertanya-tanya dimana keberhasilan pemerintah kalau di satu sisi produksi meningkat tapi impor beras saat petani mau panen.
"Impor ini bukan hanya membuat petani menangis tapi melemahkan tujuan pemerintah mewujudkan kedaulatan pangan. Untuk apa anggaran triliunan setiap tahun sementara kata-kata impor dinyatakan gamblang ke masyarakat. Saya kira ini harus dibahas serius di kabinet karena mempengaruhi kinerja pemerintah di mata masyarakat," katanya.
Menurut politikus PKB ini, Kementan saat ini merupakan tulang punggung keberhasilan pemerintah. Dia pun berharap dengan lonjakan produksi ini, kesejahteraan petani juga meningkat.
"Jika dibandingkan dengan negara lain, seperti Vietnam, produktivitas kita masih lebih tinggi. Rata-rata produktivitas nasional itu 6 ton bahkan bisa 9 ton per hektare. Kalau produktivitas naik maka tentu kesejahteraan petani naik. Ke depan Kementan buat program hilirisasi pertanian. Caranya industrialisasi buat petani sehingga petani tidak lagi kerja keras produksi padi tapi juga bisa menguasai pasar. Bisa jual beras langsung ke konsumen sehingga nilai tambah tidak lagi ke tengkulak tapi langsung ke petani," katanya.
Menurutnya, jika pendapatan petani naik, maka daya beli masyarakat bisa ikut naik. "Otomatis pertumbuhan ekonomi juga naik karena jualan HP, pakaian, dan lainnya juga meningkat. Singkatnya Gapoktan harus punya tiga hal. Gudang, penggilingan padi, dan pengemasan beras. Kalau bisa dilakukan di sentra-sentra yang produksinya baik, ini juga harus Bulog dan Bumdes. Saya yakin kalau ini bisa dilakukan maka ini bisa jadi jalan keluar buat bangsa lebih sejahtera," sambungnya.
Politikus PDI Perjuangan Rahmat Nasution Hamka juga memberikan apresiasi dan catatan yang gemilang atas kinerja Menteri Pertanian yang telah sukses mengangkat produksi jagung bahkan sampai ekspor ke negara Filipina dan Malaysia.
Adanya perhatian pemerintah terhadap jagung pula yang membuat petani di daerah pemilihannya di Kalimantan Tengah semangat untuk menanam jagung. Cuma dia berharap Kementan bisa lebih membantu petani untuk pengeringan jagung sehingga bisa lebih awet.
Mendapat pujian dari DPR, Amran tidak langsung ge-er. Dia menyampaikan soal stok beras yang saat ini masih cukup, mengingat banyak sentra produksi padi panen raya.
Adapun proyeksi panen pada Maret-April ini seluas 4 juta hektare. Nah untuk selesaikan pertanian, kata Amran, tak ada cara selain menggunakan mekanisasi, perbaikan infrastruktur pertanian dan benih berkualitas.
"Kemudian meningkatkan produktivitas lahan pasang surut yang ada di Kalimantan, Sumatra, yang potensi besarnya seluas 1 juta hektare. Makanya kami beli ekskavator. Kenapa? Karena ini murah. Bisa lima tahun kerja tanpa biaya lagi," imbuh dia.
Menteri Amran juga memastikan kendati bukan tupoksi Kementan, pihaknya juga berupaya keras membantu Bulog menggenjot cadangan beras pemerintah melalui serap gabah petani di lapangan.
Amran bahkan rela menguras duit dari kantong pribadinya untuk membantu Bulog menambah cadangan beras pemerintah. "Itu kami lakukan karena begitu cintanya kami kepada Bulog," katanya.
(ven)