Penyaluran Kredit Perbankan Tumbuh 10,03% di Jateng
A
A
A
SEMARANG - Penyaluran kredit perbankan di Jawa Tengah (Jateng) tercatat sebesar Rp275 triliun atau atau mengalami pertumbuhan sebesar 10,03% yoy dengan share terhadap nasional sebesar 5,84%. Selain itu, NPL perbankan Jawa Tengah tercatat sebesar 2,83% atau lebih rendah dibandingkan NPL nasional yang sebesar 2,94% untuk menunjukkan perbaikan sektor perbankan.
Pertumbuhan menggembirakan juga terjadi di perbankan syariah. Posisi Januari 2018 jumlah pembiayaan yang disalurkan tercatat sebesar Rp17,7 triliun atau mengalami pertumbuhan 15,71% yoy dengan share terhadap nasional tercatat 6,14%. Adapun NPF pembiayaan di Jawa Tengah tercatat sebesar 3,27% atau lebih rendah dibanding NPF nasional yang tercatat sebesar 4,44%.
Kepala OJK Regional 3 Jateng dan DIY Bambang Kiswono mengatakan, penyaluran kredit di Jawa Tengah telah berjalan efektif, dan sesuai dengan yang diharapkan. Hal tersebut bisa terlihat dari jumlah kredit yang disalurkan berdasarkan jenis penggunaannya tersebesar yaitu kredit modal kerja dengan penyaluran sebesar Rp146 triliun, atau 53% dari keseluruhan penyaluran kredit.
“Disisi lain, perkembangan sektor jasa keuangan non Bank di Jawa Tengah, berdasarkan data Januari 2018 untuk premi asuransi tercatat sebesar Rp 10,9 triliun dengan nominal klaim sebesar Rp5,2 triliun,” ujarnya, Senin (26/3).
Sambung dia menerangkan, aset bersih dana pensiun tercatat sebesar Rp 4,63triliun dengan share terhadap nasional sebesar 1.75% dengan nilai investasi sebesar Rp4,59triliun. Selain itu, nilai piutang perusahaan pembiayaan tercatat sebesar 46triliun dengan kontribusi share terhadap nasional sebesar 10,83% dan NPF yang hanya sebesar 0,94% lebih rendah dibanding nasional.
Selanjutnya Bambang menambahkan, beberapa waktu lalu masyarakat mulai ditawarkan dengan jenis alternatif pembiayaan baru melalui Peer-to-Peer Lending Financial Technology (Fintech). “Sejalan dengan kebijakan pemerintah yang mendukung perkembangan fintech, pada tanggal 28 Desember 2016 OJK telah mengeluarkan POJK No. 77/POJK.01/2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Langsung Berbasis Teknologi Informasi (LMPUBTI) atau Peer-to-Peer Lending,” ucapnya.
Sampai dengan Februari total pinjaman yang disalurkan perusahaan sampai Februari 2018 mencapai Rp3,54 triliun atau meningkat 38,23% (ytd), dengan jumlah penyedia dana 128.119 meningkat 26,93% (ytd) dan jumlah peminjam 546.694 tumbuh 110,56% (ytd) secara nasional.
Sedangkan di Jawa Tengah sampai dengan Februari 2018 tercatat jumlah pemberi pinjaman (lender) di Jawa Tengah sebanyak 8.000 orang dengan transaksi sebesar Rp66,6 miliar dan jumlah peminjam (borrower) sebanyak 22.000 orang dengan transaksi kurang lebih sebesar Rp218,8 miliar.
Pertumbuhan menggembirakan juga terjadi di perbankan syariah. Posisi Januari 2018 jumlah pembiayaan yang disalurkan tercatat sebesar Rp17,7 triliun atau mengalami pertumbuhan 15,71% yoy dengan share terhadap nasional tercatat 6,14%. Adapun NPF pembiayaan di Jawa Tengah tercatat sebesar 3,27% atau lebih rendah dibanding NPF nasional yang tercatat sebesar 4,44%.
Kepala OJK Regional 3 Jateng dan DIY Bambang Kiswono mengatakan, penyaluran kredit di Jawa Tengah telah berjalan efektif, dan sesuai dengan yang diharapkan. Hal tersebut bisa terlihat dari jumlah kredit yang disalurkan berdasarkan jenis penggunaannya tersebesar yaitu kredit modal kerja dengan penyaluran sebesar Rp146 triliun, atau 53% dari keseluruhan penyaluran kredit.
“Disisi lain, perkembangan sektor jasa keuangan non Bank di Jawa Tengah, berdasarkan data Januari 2018 untuk premi asuransi tercatat sebesar Rp 10,9 triliun dengan nominal klaim sebesar Rp5,2 triliun,” ujarnya, Senin (26/3).
Sambung dia menerangkan, aset bersih dana pensiun tercatat sebesar Rp 4,63triliun dengan share terhadap nasional sebesar 1.75% dengan nilai investasi sebesar Rp4,59triliun. Selain itu, nilai piutang perusahaan pembiayaan tercatat sebesar 46triliun dengan kontribusi share terhadap nasional sebesar 10,83% dan NPF yang hanya sebesar 0,94% lebih rendah dibanding nasional.
Selanjutnya Bambang menambahkan, beberapa waktu lalu masyarakat mulai ditawarkan dengan jenis alternatif pembiayaan baru melalui Peer-to-Peer Lending Financial Technology (Fintech). “Sejalan dengan kebijakan pemerintah yang mendukung perkembangan fintech, pada tanggal 28 Desember 2016 OJK telah mengeluarkan POJK No. 77/POJK.01/2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Langsung Berbasis Teknologi Informasi (LMPUBTI) atau Peer-to-Peer Lending,” ucapnya.
Sampai dengan Februari total pinjaman yang disalurkan perusahaan sampai Februari 2018 mencapai Rp3,54 triliun atau meningkat 38,23% (ytd), dengan jumlah penyedia dana 128.119 meningkat 26,93% (ytd) dan jumlah peminjam 546.694 tumbuh 110,56% (ytd) secara nasional.
Sedangkan di Jawa Tengah sampai dengan Februari 2018 tercatat jumlah pemberi pinjaman (lender) di Jawa Tengah sebanyak 8.000 orang dengan transaksi sebesar Rp66,6 miliar dan jumlah peminjam (borrower) sebanyak 22.000 orang dengan transaksi kurang lebih sebesar Rp218,8 miliar.
(akr)