Fokus Garap DPK, Aset Bank DKI Capai Rp51,41 Triliun
A
A
A
JAKARTA - Bank DKI pada tahun 2017 lewat mencatatkan kinerja positif. Dari hasil laporan keuangan yang telah diaudit, per Desember 2017, Bank DKI berhasil mencatatkan pertumbuhan aset sebesar Rp51,41 triliun atau tumbuh 26,74% dari tahun sebelumnya, Rp40,56 triliun.
"Pertumbuhan total aset tersebut berada di atas rata-rata pertumbuhan perbankan nasional yang tercatat sebesar 9,79 persen di tahun 2017," ujar Direktur Utama Bank DKI, Kresno Sediarsi dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (27/3/2018).
Pencapaian total aset tersebut, kata Kresno, didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang meningkat signifikan di tahun 2017. DPK per 31 Desember 2017 tercatat sebesar Rp38,33 triliun, tumbuh sebesar 34,74% dari Rp28,45 triliun pada tahun 2016.
Pertumbuhan tersebut juga berada di atas rata-rata pertumbuhan DPK perbankan nasional yang tercatat sebesar 9,40% di tahun 2017. Terkait dengan penyaluran kredit, meskipun masih berfokus pada upaya perbaikan kualitas kredit, perseroan tetap mampu mencatatkan pertumbuhan kredit dari Rp24,87 triliun pada tahun 2016 menjadi sebesar Rp27,13 triliun per akhir tahun lalu.
"Pertumbuhan kredit tersebut berada di atas rata-rata pertumbuhan kredit perbankan nasional yang tercatat sebesar 8,27 persen di tahun 2017," katanya.
Upaya perbaikan kualitas kredit juga dilakukan untuk mendorong penurunan rasio kredit bermasalah (NPL) perseroan di mana NPL gross dan NPL Net Perseroan pada 2017 menunjukkan perbaikan yang signifikan. Realisasi masing-masing sebesar 3,76% dan 2,31%. Rasio NPL ini lebih baik dibanding tahun 2016 sebesar 5,35% dan 2,75%.
"Selain itu, upaya perbaikan kualitas kredit yang juga telah dilakukan pada 2017, di antaranya adalah melakukan penagihan kredit secara intensif, pengambilalihan agunan, lelang agunan kredit, restrukturisasi kredit, dan hapus buku," ujarnya.
Berbagai aktivitas bisnis sepanjang tahun lalu, dia mengatakan, mendorong pencapaian laba bersih perseroan per 31 Desember 2017 sebesar Rp712,17 miliar. Angka itu meningkat 10,40% dari tahun sebelumnya sebesar Rp645,11 miliar.
Perseroan telah melaksanakan transaksi non tunai di lingkup Pemprov DKI Jakarta. Atas hal tersebut, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Keuangan memberikan penghargaan sebagai "BPD Model" pendukung pengelolaan keuangan daerah.
"Pertumbuhan total aset tersebut berada di atas rata-rata pertumbuhan perbankan nasional yang tercatat sebesar 9,79 persen di tahun 2017," ujar Direktur Utama Bank DKI, Kresno Sediarsi dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (27/3/2018).
Pencapaian total aset tersebut, kata Kresno, didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang meningkat signifikan di tahun 2017. DPK per 31 Desember 2017 tercatat sebesar Rp38,33 triliun, tumbuh sebesar 34,74% dari Rp28,45 triliun pada tahun 2016.
Pertumbuhan tersebut juga berada di atas rata-rata pertumbuhan DPK perbankan nasional yang tercatat sebesar 9,40% di tahun 2017. Terkait dengan penyaluran kredit, meskipun masih berfokus pada upaya perbaikan kualitas kredit, perseroan tetap mampu mencatatkan pertumbuhan kredit dari Rp24,87 triliun pada tahun 2016 menjadi sebesar Rp27,13 triliun per akhir tahun lalu.
"Pertumbuhan kredit tersebut berada di atas rata-rata pertumbuhan kredit perbankan nasional yang tercatat sebesar 8,27 persen di tahun 2017," katanya.
Upaya perbaikan kualitas kredit juga dilakukan untuk mendorong penurunan rasio kredit bermasalah (NPL) perseroan di mana NPL gross dan NPL Net Perseroan pada 2017 menunjukkan perbaikan yang signifikan. Realisasi masing-masing sebesar 3,76% dan 2,31%. Rasio NPL ini lebih baik dibanding tahun 2016 sebesar 5,35% dan 2,75%.
"Selain itu, upaya perbaikan kualitas kredit yang juga telah dilakukan pada 2017, di antaranya adalah melakukan penagihan kredit secara intensif, pengambilalihan agunan, lelang agunan kredit, restrukturisasi kredit, dan hapus buku," ujarnya.
Berbagai aktivitas bisnis sepanjang tahun lalu, dia mengatakan, mendorong pencapaian laba bersih perseroan per 31 Desember 2017 sebesar Rp712,17 miliar. Angka itu meningkat 10,40% dari tahun sebelumnya sebesar Rp645,11 miliar.
Perseroan telah melaksanakan transaksi non tunai di lingkup Pemprov DKI Jakarta. Atas hal tersebut, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Keuangan memberikan penghargaan sebagai "BPD Model" pendukung pengelolaan keuangan daerah.
(ven)