Harga Minyak Dunia Makin Mahal Saat Aktivitas Pengeboran AS Melemah
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak dunia pada perdagangan awal pekan hari ini meningkat, terangkan oleh penurunan aktivitas pengeboran Amerika Serikat (AS). Ditambah ekspektasi bahwa Negeri Paman Sam -julukan AS- tersebut berpeluang memberikan kembali sanksi terhadap Iran.
Seperti dilansir Reuters, Senin (2/4/2018) harga minyak mentah AS berada di level USD65,21 per barel pada pukul 01.22 GMT, atau meningkat 27 sen yang setara dengan 0,4% dari penutupan sebelumnya. Sedangkan harga minyak mentah berjangka Brent mencapai USD 69,71 per barel dengan tambahan 37 sen atau 0,55%.
Di sisi lain harga minyak mentah berjangka Shanghai September ISCc1 berada di posisi 415,6 yuan atau USD66,26 per barel atau lebih tinggi 0,9%. Meski begitu Kepala Perdagangan Asia Pasifik OANDA Stephen Innes mengatakan pasar minyak masih gugip terkait apakah pemerintah AS tetap menjaga kesepakatan nuklir yang rapuh dengan Iran.
Menurutnya raihan positif harga minyak juga ditopang oleh laporan mingguan bahwa ada penurunan aktivitas pengeboran untuk produksi minyak baru di Amerika Serikat. Pengeboran AS memang tujuh rig minyak dalam pekan ini hingga 29 Maret sehingga otal turun menjadi 797 rig.
Perusahaan jasa energi General Electric Co (GE.N) Baker Hughes mengungkapkan, dalam laporannya yang berjalan ketat saat untuk pertama kalinya dalam tiga minggu bahwa penghitungan rig jatuh. Harga minyak umumnya didukung oleh pengendalian pasokan yang dipimpin oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Rusia, yang dimulai pada 2017 untuk mengendalikan kelebihan pasokan dan menaikkan harga.
Meningkatnya ketegangan perdagangan antara AS dan China kemungkinan akan membebani dan menjadi sentimen negatif yang dapat membuat perdagangan volatil dalam beberapa hari mendatang, menurut para pedagang dan analis.
Seperti dilansir Reuters, Senin (2/4/2018) harga minyak mentah AS berada di level USD65,21 per barel pada pukul 01.22 GMT, atau meningkat 27 sen yang setara dengan 0,4% dari penutupan sebelumnya. Sedangkan harga minyak mentah berjangka Brent mencapai USD 69,71 per barel dengan tambahan 37 sen atau 0,55%.
Di sisi lain harga minyak mentah berjangka Shanghai September ISCc1 berada di posisi 415,6 yuan atau USD66,26 per barel atau lebih tinggi 0,9%. Meski begitu Kepala Perdagangan Asia Pasifik OANDA Stephen Innes mengatakan pasar minyak masih gugip terkait apakah pemerintah AS tetap menjaga kesepakatan nuklir yang rapuh dengan Iran.
Menurutnya raihan positif harga minyak juga ditopang oleh laporan mingguan bahwa ada penurunan aktivitas pengeboran untuk produksi minyak baru di Amerika Serikat. Pengeboran AS memang tujuh rig minyak dalam pekan ini hingga 29 Maret sehingga otal turun menjadi 797 rig.
Perusahaan jasa energi General Electric Co (GE.N) Baker Hughes mengungkapkan, dalam laporannya yang berjalan ketat saat untuk pertama kalinya dalam tiga minggu bahwa penghitungan rig jatuh. Harga minyak umumnya didukung oleh pengendalian pasokan yang dipimpin oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Rusia, yang dimulai pada 2017 untuk mengendalikan kelebihan pasokan dan menaikkan harga.
Meningkatnya ketegangan perdagangan antara AS dan China kemungkinan akan membebani dan menjadi sentimen negatif yang dapat membuat perdagangan volatil dalam beberapa hari mendatang, menurut para pedagang dan analis.
(akr)