Festival Pasir Putih Danau Toba Sukses Tarik Hati Wisman
A
A
A
JAKARTA - Festival Pasir Putih di Pantai Situngkir, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara pada Sabtu (31/3), berlangsung sukses. Event ini mampu menarik minat wisatawan. Festival Pasir Putih merupakan kegiatan pertama dari rangkaian Horas Samosir Fiesta.
Kegiatan ini dihadiri Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba(BPODT) Arie Prasetyo, Ketua LIPI, dan Sekjen PUPR, Bupati Kabupaten Samosir Rapidin Simbolon, Wakil Bupati Kabupaten Samosir Juang Sinaga, Kepala Dinas Pariwisata Samosir Ombang Siboro, dan para tamu undangan.
Pelaksanaan Festival Pasir Putih ini semakin semarak karena bertepatan dengan libur long weekend. Wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara pun terlihat antusias mengabadikan kegiatan ini.
“Kami sangat mengapresiasi masyarakat yang berpartisipasi dan datang ke acara ini. Begitu juga panitia dari Kabupaten Samosir yang sudah lebih siap melaksanakan event tahunan ini,” tutur Dirut BPODT Arie Prasetyo, Minggu (1/4/2018).
Festival Pasir Putih ini terdiri dari beberapa rangkaian acara. Seperti, Manguras Tao, Kirab Budaya, Tortor Partutuaek Kolosal, Perlombaan Tradisional air, juga hiburan rakyat lainnya.
Ritual ini dilakukan oleh tokoh-tokoh adat di Rumah Batak Huta Bur Bur Situngkir. Ada juga iring-iringan bersama-sama ke Pantai Situngkir. Ritual berikutnya berlangsung di tepi Danau Toba yaitu ‘Manguras Tao’ yang merupakan praktik pembersihan dan repurifikasi secara simbolik Danau Toba.
“Beragamnya event tahunan di Toba, menjadi bukti nyata bahwa pariwisata Indonesia memiliki banyak warna. Dan juga mampu menarik wisatawan baik lokal maupun internasional,” katanya.
Menurutnya, kesuksesan acara ini sejalan dengan target mendatangkan 1 juta wisatawan mancanegara ke Kawasan Danau Toba. Tentunya sampai akhir tahun 2019.
“Saat wisatawan datang ke suatu tempat, dan memiliki banyak agenda pariwisata, wisatawan akan semakin betah. Dan dapat membuat mereka ingin balik lagi. Kekuatan ini harus dilakukan dengan memberikan promosi sebanyak-banyaknya,” ungkapnya.
Dijelaskannya, aspek budaya lokal Batak yang khas dan unik harus dileastarikan. Khususnya Batak Toba. Karena, kegiatan adat dapat dijadikan atraksi sebagai daya tarik wisata. Lewat cara ini juga budaya tradisional mampu melawan globalisasi teknologi.
“Badan Pelaksana Otorita Danau Toba hadir bukan bekerja sendirian tapi kami turut bekerja bersama pemerintah daerah dan juga pemerintah pusat untuk mensukseskan pariwisata di Kawasan Danau Toba,” tutupnya.
Apresiasi diberikan Menteri Pariwisata Arief Yahya terhadap Festival Pasir Putih. Terlebih, Danau Toba adalah destinasi prioritas. Untuk itu, Menpar tidak henti-hentinya mengingatkan untuk memperhatikan aspek 3A. Yaitu Amenitas, Atraksi, juga Aksesibilitas.
“Untuk membangun sebuah destinasi wisata, harus diperhatikan 3A. Bagaimana dengan Atraksi Pariwisata yang akan dikembangkan? Bagaimana kesiapan Akses? Dan dukungan Amenitas-nya? Kalau itu sudah kuat semua, masih ada satu lagi yang 50% paling menentukan sukses tidaknya sebuah program, yakni CEO Commitment,” tuturnya.
Menurutnya, komitmen pimpinan daerah, dari Gubernur, Bupati dan Walikota, akan menentukan apakah suatu daerah serius membangun pariwisata. Atau justru sebaliknya.
“Peran CEO atau Gubernur, Bupati, Walikota, itu menentukan 50% kesuksesan daerah dalam membangun sektor pariwisata. Di awali dengan komitmen orang nomor satu di daerah itu, maka semua program dengan mudah akan berjalan. Begitu pun sebaliknya. Karena tugas pemimpin itu menentukan arah dan mengalokasikan sumberdaya,” paparnya.
Kegiatan ini dihadiri Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba(BPODT) Arie Prasetyo, Ketua LIPI, dan Sekjen PUPR, Bupati Kabupaten Samosir Rapidin Simbolon, Wakil Bupati Kabupaten Samosir Juang Sinaga, Kepala Dinas Pariwisata Samosir Ombang Siboro, dan para tamu undangan.
Pelaksanaan Festival Pasir Putih ini semakin semarak karena bertepatan dengan libur long weekend. Wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara pun terlihat antusias mengabadikan kegiatan ini.
“Kami sangat mengapresiasi masyarakat yang berpartisipasi dan datang ke acara ini. Begitu juga panitia dari Kabupaten Samosir yang sudah lebih siap melaksanakan event tahunan ini,” tutur Dirut BPODT Arie Prasetyo, Minggu (1/4/2018).
Festival Pasir Putih ini terdiri dari beberapa rangkaian acara. Seperti, Manguras Tao, Kirab Budaya, Tortor Partutuaek Kolosal, Perlombaan Tradisional air, juga hiburan rakyat lainnya.
Ritual ini dilakukan oleh tokoh-tokoh adat di Rumah Batak Huta Bur Bur Situngkir. Ada juga iring-iringan bersama-sama ke Pantai Situngkir. Ritual berikutnya berlangsung di tepi Danau Toba yaitu ‘Manguras Tao’ yang merupakan praktik pembersihan dan repurifikasi secara simbolik Danau Toba.
“Beragamnya event tahunan di Toba, menjadi bukti nyata bahwa pariwisata Indonesia memiliki banyak warna. Dan juga mampu menarik wisatawan baik lokal maupun internasional,” katanya.
Menurutnya, kesuksesan acara ini sejalan dengan target mendatangkan 1 juta wisatawan mancanegara ke Kawasan Danau Toba. Tentunya sampai akhir tahun 2019.
“Saat wisatawan datang ke suatu tempat, dan memiliki banyak agenda pariwisata, wisatawan akan semakin betah. Dan dapat membuat mereka ingin balik lagi. Kekuatan ini harus dilakukan dengan memberikan promosi sebanyak-banyaknya,” ungkapnya.
Dijelaskannya, aspek budaya lokal Batak yang khas dan unik harus dileastarikan. Khususnya Batak Toba. Karena, kegiatan adat dapat dijadikan atraksi sebagai daya tarik wisata. Lewat cara ini juga budaya tradisional mampu melawan globalisasi teknologi.
“Badan Pelaksana Otorita Danau Toba hadir bukan bekerja sendirian tapi kami turut bekerja bersama pemerintah daerah dan juga pemerintah pusat untuk mensukseskan pariwisata di Kawasan Danau Toba,” tutupnya.
Apresiasi diberikan Menteri Pariwisata Arief Yahya terhadap Festival Pasir Putih. Terlebih, Danau Toba adalah destinasi prioritas. Untuk itu, Menpar tidak henti-hentinya mengingatkan untuk memperhatikan aspek 3A. Yaitu Amenitas, Atraksi, juga Aksesibilitas.
“Untuk membangun sebuah destinasi wisata, harus diperhatikan 3A. Bagaimana dengan Atraksi Pariwisata yang akan dikembangkan? Bagaimana kesiapan Akses? Dan dukungan Amenitas-nya? Kalau itu sudah kuat semua, masih ada satu lagi yang 50% paling menentukan sukses tidaknya sebuah program, yakni CEO Commitment,” tuturnya.
Menurutnya, komitmen pimpinan daerah, dari Gubernur, Bupati dan Walikota, akan menentukan apakah suatu daerah serius membangun pariwisata. Atau justru sebaliknya.
“Peran CEO atau Gubernur, Bupati, Walikota, itu menentukan 50% kesuksesan daerah dalam membangun sektor pariwisata. Di awali dengan komitmen orang nomor satu di daerah itu, maka semua program dengan mudah akan berjalan. Begitu pun sebaliknya. Karena tugas pemimpin itu menentukan arah dan mengalokasikan sumberdaya,” paparnya.
(ven)